Apa yang dimaksud dengan bising atau kebisingan?

Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.

Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran.

Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup.

Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No.51 Tahun 1999).

Diantara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran/polusi kebisingan dianggap istimewa dalam hal :

  1. penilaian pribadi dan subjektif sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak,

  2. kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran udara dan pencemaran air dan bising pesawat merupakan pengecualian.

Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan

Suatu gelombang suara memancar dengan kecepatan suara dengan gerakan seperti gelombang. Jarak antara dua titik geografis (yaitu dua titik di antara mana tekanan suara maksimum dari suatu suara murni dihasilkan) yang dipisahkan hanya oleh satu periode dan yang menunjukkan tekanan suara yang sama dinamakan “gelombang suara” , yang dinyatakan sebagai l(m). Apabila tekanan suara pada titik sembarangan berubah secara periodik, jumlah berapa kali di mana naik-turunnya periodik ini berulang dalam satu detik dinamakan ‘ frekuensi ’, yang dinyatakan sebagai f ( Hertz /Hz).

Suara-suara ber-frekuensi tinggi adalah suara tinggi, dan yang ber-frekuensi rendah adalah suara rendah.

Hubungan antara kecepatan suara c (m/s), gelombang l dan frekuensi f dinyatakan sebagai berikut : C = f x l. Panjang gelombang dari suara yang dapat didengar adalah beberapa sentimeter dan sekitar 20m.

Mutu suara dipengaruhi oleh kasarnya permukaan-permukaan yang memantulkan suara, tingginya pagar-pagar dan faktor-faktor lainnya, akan berbeda sebagai perbandingan dari panjang gelombang terhadap dimensi objek.

Jenis dan Pengukuran Kebisingan


Kategori kebisingan lingkungan dapat dilihat seperti dalam tabel berikut :

Jumlah kebisingan Semua kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu
Kebisingan spesifik Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat dengan jelas dibedakan untuk alasan-alasan akustik. Seringkali sumber kebisingan dapat diidentifikasikan
Kebisingan residual Kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan seluruh kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu
Kebisingan latar belakang Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan perhatian pada suatu kebisingan tertentu. Penting untuk membedakan antara kebisingan residual dengan kebisingan latar belakang

Decibel (dB) adalah ukuran energi bunyi atau kuantitas yang dipergunakan sebagai unit-unit tingkat tekanan suara berbobot A. Yang dilakukan untuk mensederhanakan plot-plot multipel seperti pada gambar dan untuk secara kira-kira menyebandingkan kuantitas logaritmik dari stimulus untuk stimulus akustik yang diterima telinga manusia dari luar. Untuk menilai kebisingan diperlukan untuk menghitung tambahnya atau kurangnya tingkat tekanan suara berbobot A rata-ratanya dan sebagainya.

Sumber kebisingan

Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga.

Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

  • Mesin. Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.

  • Vibrasi. Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.

  • Pergerakan udara, gas dan cairan. Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.

Jenis dan Penyebab Kebisingan


Jenis-jenis kebisingan berdasarkan sifat dan spektrum bunyi dapat dibagi sebagai berikut:

  • Bising yang kontinyu
    Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus- putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

    • Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut- turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.

    • Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya gergaji sirkuler, katup gas.

  • Bising terputus-putus
    Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api

  • Bising impulsif
    Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan suara ledakan mercon, meriam.

  • Bising impulsif berulang
    Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya mesin tempa.

Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi atas :

  • Bising yang mengganggu ( Irritating noise ).
    Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras, misalnya mendengkur.

  • Bising yang menutupi ( Masking noise )
    Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja , karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.

  • Bising yang merusak ( damaging/injurious noise )
    Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.

Beberapa faktor terkait kebisingan yaitu:

  • Frekuensi
    Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan dalam satuan waktu (detik) dengan satuan Hz. Frekuensi yang dapat didengar manusia 20-20.000 Hz. Frekuensi dibawah 20 Hz disebut Infra Sound sedangkan frekuensi diatas 20.000 Hz disebut Ultra Sound. Suara percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi 250 – 4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia punya frekuensi sekitar 1.000 Hz.

  • Intensitas suara
    Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media.

  • Amplitudo
    Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara pada arah tertentu.

  • Kecepatan suara
    Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan perambatan udara per satuan waktu.

  • Panjang gelombang
    Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk satu siklus.

  • Periode
    Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan periode adalah detik.

  • Oktave band
    Oktave band adalah kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat di dengar dengan baik oleh manusia. Distribusi frekuensi-frekuensi puncak suara meliputi Frekuensi : 31,5 Hz – 63 Hz – 125 Hz – 250 Hz – 500 Hz – 1000 Hz – 2 kHz – 4 kHz – 8 kHz – 16 kHz.

  • Frekuensi bandwidth
    Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk pengukuran suara di Indonesia.

  • Pure tune
    Pure tone adalah gelombang suara yang terdiri yang terdiri hanya satu jenis amplitudo dan satu jenis frekuensi

  • Loudness
    Loudness adalah persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu satuannya Phon. 1 Phon setara 40 dB pada frekuensi 1000 Hz

  • Kekuatan suara
    Kekuatan suara satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan waktu.

  • Tekanan suara
    Tekanan suara adalah satuan daya tekanan suara per satuan

Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan


Bising merupakan suara atau bunyi yang mengganggu. Bising dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan.

Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:

  • Gangguan Fisiologis
    Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus- putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.

    Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.

  • Gangguan Psikologis
    Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.

  • Gangguan Komunikasi
    Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.

  • Gangguan Keseimbangan
    Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

  • Efek pada pendengaran
    Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.

Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :

  • Tuli sementara ( Temporary Treshold Shift =TTS)
    Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.

  • Tuli Menetap ( Permanent Treshold Shift =PTS)
    Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

    • Tingginya level suara

    • Lama paparan

    • Spektrum suara

    • Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi TTS akan lebih besar

    • Kepekaan individu

    • Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya

    • Keadaan Kesehatan

  • Trauma Akustik
    Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.

  • Prebycusis
    Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.

  • Tinitus
    Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).

Baku Standar Tingkat Kebisingan


Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996)

Baku tingkat kebisingan (Nilai Ambang Batas/NAB) peruntukan kawasan/lingkungan dapat dilihat pada tabel 2 (KepMenLH No.48 Tahun 1996) :

Tabel. Baku Tingkat Kebisingan (Kep Mentri LH No. 48 tahun 1996)

Peruntukan kawasan / lingkungan kegiatan

Tingkat kebisingan (A)

Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan pemukiman 55
2. Perdagangan dan jasa 70
3. Perkantoran dan perdagangan 65
4. Ruang terbuka hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus :
- Bandar udara 70
- Stasiun Kereta Api 70
- Pelabuhan Laut 70
- Cagar Budaya 60
Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah dan sejenisnya 55
3. Tempat ibadah dan sejenisnya 55

Kebisingan yang dapat diterima oleh tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu yaitu 85 dB(A) (KepMenNaker No.51 Tahun 1999, KepMenKes No.1405 Tahun 2002). Pada lampiran 2 KepMenNaker No.51 Tahun 1999, NAB dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. Intensitas Kebisingan dan Batas Waktu Pajanan

|Waktu pemajanan per hari| Intensitas Kebisingan dB(A)|
| — | — | — |
|8 Jam |85|
|4 Jam |88|
|2 Jam |91|
|1 Jam |94|
||||
|30 Menit |97|
|15 Menit |100|
|7.5 Menit |103|
|3.75 Menit |106|
|1.88 Menit |109|
|0.94 Menit |112|
||||
|28.12 Detik |115|
|14.06 Detik |118|
|7.03 Detik |121|
|3.52 Detik |124|
|1.76 Detik |127|
|0.88 Detik |130|
|0.44 Detik |133|
|0.22 Detik |136|
|0.11 Detik |139|
|Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB(A) walaupun sesaat|

Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu diambil tindakan seperti penggunaan peredam pada sumber bising, penyekatan, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, pembuatan bukit buatan ataupun pengaturan tata letak ruang dan penggunaan alat pelindung diri sehingga kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan.

Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu pendengaran manusia. Menurut teori Fisika, bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh syaraf pendengaran yang berasal dari suatu sumber bunyi. Apabila syaraf pendengaran tidak menghendaki rangsangan tersebut maka bunyi tersebut dinamakan sebagai suatu kebisingan. Kebisingan dapat dibagi tiga macam kebisingan.

  1. Kebisingan impulsive, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara terus menerus, akan tetapi sepotong-potong. Contohnya : kebisingan yang datang dari suara palu yang dipukulkan, kebisingan yang datang dari mesin pemasang tiang pancang.

  2. Kebisingan continue, yaitu kebisingan yang datang secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Contohnya : kebisingan yang datang dari suara mesin yang dijalankan atau dihidupkan.

  3. Kebisingan semi continue, yaitu kebisingan continue yang sekejap, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi. Contohnya : suara mobil atau pesawat yang sedang lewat.
    Suara dengan tingkat kebisingan tinggi dan nada tinggi sangat mengganggu, terlebih lagi bila datangnya secara terputus-putus dan tiba-tiba. Pengaruhnya akan terasa amat mengganggu apabila sumber kebisingan tidak diketahui menurut Wisnu (1995).

Bunyi tersebut ditimbulkan oleh arus lalu lintas. Banyak sekali faktor- faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat kebisingan yang terjadi akibat kegiatan lalu lintas diantaranya jumlah atau volume kendaraan yang lewat. Kebisingan adalah suara-suara yang tidak dikehendaki yang dapat merupakan gangguan pada lingkungan. Walaupun terdapat variasi diantara besarnya gangguan dan jenis atau kekerasan suatu kebisingan. Kebisingan impulsif yang berintensitas tinggi dapat menyebabkan rusaknya alat pendengaran. Kerusakan bisa terjadi pada gendang telinga atau tulang-tulang halus ditelinga tengah (Supardi,1994).

Kebisingan adalah hal yang cukup mengganggu dan dapat menyebabkan permasalahan bagi manusia. Pada tingkat tekanan suara yang rendah, kebisingan yang diemisikan dari kendaraan tidak menyebabkan gangguan besar. Suara dipancarkan melalui getaran getaran partikel pada medium yang elastis dan selanjutnya dirambatkan dengan arah rambatan yang biasanya berbentuk silinder. Jenis dari gelombang suara diklasifikasikan sebagai gelombang longitudinal, yang bisa dirambatkan melalui medium padat, cair, dan gas (Smith, 1982).
Morlok (1984) membagi mengenai kebisingan transportasi dalam 3 unsur penting, yaitu :

  1. Sumber kebisingan,
  2. Jalur dalam dimana kebisingan ditransmisikan dari sumber ke penerima,
  3. Penerima kebisingan, seseorang atau suatu kegiatan akan terganggu oleh suara bising ini.

Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu pendengaran manusia. Menurut teori Fisika, bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh syaraf pendengaran yang berasal dari suatu sumber bunyi. Apabila syaraf pendengaran tidak menghendaki rangsangan tersebut maka bunyi tersebut dinamakan sebagai suatu kebisingan. Kebisingan dapat dibagi tiga macam kebisingan.

  1. Kebisingan impulsive, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara terus menerus, akan tetapi sepotong-potong. Contohnya : kebisingan yang datang dari suara palu yang dipukulkan, kebisingan yang datang dari mesin pemasang tiang pancang.

  2. Kebisingan continue, yaitu kebisingan yang datang secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Contohnya : kebisingan yang datang dari suara mesin yang dijalankan atau dihidupkan.

  3. Kebisingan semi continue, yaitu kebisingan continue yang sekejap, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi. Contohnya : suara mobil atau pesawat yang sedang lewat.
    Suara dengan tingkat kebisingan tinggi dan nada tinggi sangat mengganggu, terlebih lagi bila datangnya secara terputus-putus dan tiba-tiba. Pengaruhnya akan terasa amat mengganggu apabila sumber kebisingan tidak diketahui menurut Wisnu (1995).

Bunyi tersebut ditimbulkan oleh arus lalu lintas. Banyak sekali faktor- faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat kebisingan yang terjadi akibat kegiatan lalu lintas diantaranya jumlah atau volume kendaraan yang lewat. Kebisingan adalah suara-suara yang tidak dikehendaki yang dapat merupakan gangguan pada lingkungan. Walaupun terdapat variasi diantara besarnya gangguan dan jenis atau kekerasan suatu kebisingan. Kebisingan impulsif yang berintensitas tinggi dapat menyebabkan rusaknya alat pendengaran. Kerusakan bisa terjadi pada gendang telinga atau tulang-tulang halus ditelinga tengah (Supardi,1994).
Kebisingan adalah hal yang cukup mengganggu dan dapat menyebabkan permasalahan bagi manusia. Pada tingkat tekanan suara yang rendah, kebisingan yang diemisikan dari kendaraan tidak menyebabkan gangguan besar. Suara dipancarkan melalui getaran getaran partikel pada medium yang elastis dan selanjutnya dirambatkan dengan arah rambatan yang biasanya berbentuk silinder. Jenis dari gelombang suara diklasifikasikan sebagai gelombang longitudinal, yang bisa dirambatkan melalui medium padat, cair, dan gas (Smith, 1982).
Morlok (1984) membagi mengenai kebisingan transportasi dalam 3 unsur penting, yaitu :

  1. Sumber kebisingan,
  2. Jalur dalam dimana kebisingan ditransmisikan dari sumber ke penerima,
  3. Penerima kebisingan, seseorang atau suatu kegiatan akan terganggu oleh suara bising ini.