Apa yang dimaksud dengan Biaya mutu atau Biaya Kualitas (Cost of quality)?

Biaya Kualitas atau Biaya Mutu (Quality Cost) adalah Biaya-biaya yang timbul dalam penanganan masalah Kualitas (Mutu), baik dalam rangka meningkatkan Kualitas maupun biaya yang timbul akibat Kualitas yang buruk (Cost of Poor Quality).

Apa yang dimaksud dengan Biaya mutu atau Cost of quality ?

Biaya mutu tidak hanya biaya untuk memperoleh mutu kualitas tapi juga merupakan biaya-biaya yang timbul untuk mencegah terjadinya mutu yang rendah. Biaya mutu dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi besar: biaya pencegahan (prevention cost), biaya penilaian (appraisal cost) dan biaya kegagalan (failure cost).

  • Biaya pencegahan atau preventif adalah biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kegagalan produk atau produksi produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendesain produk dan sistem produksi bermutu tinggi, termasuk biaya untuk menerapkan dan memelihara sistem tersebut. Pencegahan kegagalan produk dimulai dengan mendesain mutu ke dalam produk dan proses produksi.

    Biaya ini meliputi quality engineering (rekayasa kualitas), quality training program (program pelatihan kualitas), quality planning (perencanaan kualitas), quality reporting (pelaporan kualitas), quality audits (pemeriksaan kualitas), quality circles (gugus kendali kualitas), supplier evaluation and selection (penilaian dan pemilihan pemasok), field trials, design review (penelaahan terhadap desain produk), design engineering, reliability engineering, special project dan new product review.

  • Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

    Biaya ini meliputi inspecting and testing raw material (inspeksi dan pengujian bahan baku), packaging inspection (inspeksi produk selama dan setelah proses produksi), supplier verification (verifikasi pemasok), product acceptance (pengambilan sampel dari satu batch produk jadi untuk menentukan kualitas produk), process acceptance (pengambilan sampel dari proses produksi yang sedang berjalan), supervising appraisal activities (aktivitas pengawasan), measurement equipment, inspection and test equipment, process control measurement, field inspection (pengujian di lapangan), design verification, material inspection, product inspection, inspection and test labor, product testing, on line product****, process inspection, outside endorsements dan biaya untuk memperoleh informasi dari pelanggan mengenai tingkat kepuasan mereka atas produk tersebut.

  • Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi saat produk gagal, kegagalan tersebut dapat terjadi secara internal dan eksternal.

    Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi ketika produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dapat dideteksi sebelum dikirim ke konsumen (selama proses produksi). Biaya ini meliputi scrap (sisa bahan baku), spoilage (barang cacat), rework (pengerjaan kembali), reinspection (inspeksi kembali), retesting (pengetesan kembali), design changes (perubahan desain), downtime due to machine failures on material shortages/ defective parts/ defect related/ due to defects, disposal costs dan biaya terhentinya mesin karena kerusakan atau karena kehabisan bahan baku.

    Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi ketika produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dideteksi setelah dikirim ke pelanggan. Biaya ini meliputi return and allowances because of poor quality, repairs (perbaikan), warranties (mengganti produk yang rusak selama masa garansi), customer dissatisfaction/ customer complaints, lost market share, estimated lost sales because of poor product performance (hilangnya penjualan akibat ketidakpuasan pelanggan), complaint adjustment (menangani keluhan pelanggan), order cancellation, product liability, liability claim, recalls/ cost of recalls, returned goods, biaya pemasaran produk atas kegagalan eksternal dan biaya distribusi produk yang dikembalikan.

Biaya mutu dapat diklasifikasikan sebagai observable quality cost atau hidden quality cost.

  • Observable quality cost adalah biaya-biaya yang tersedia atau berasal dari catatan akuntansi perusahaan.

  • Hidden quality cost adalah opportunity cost yang dihasilkan dari mutu yang rendah.

Seluruh biaya mutu dapat diobservasi dan seharusnya tersedia dalam catatan akuntansi kecuali lost sales, customer dissatisfaction/ customer complaints dan lost market share. Seluruh hidden quality cost termasuk kategori biaya kegagalan eksternal. Hidden quality cost ini signifikan dan seharusnya diestimasi.

Sumber :
Sofia Prima Dewi, Septian Bayu Kristanto, Akuntansi Biaya, In Media

Biaya kualitas produk atau biaya kualitas adalah kegiatan mengidentifikasi semua biaya yang timbul berkaitan dengan upaya mengubah produk berkualitas buruk (bad quality product) menjadi produk berkualitas baik (good quality product). Biaya kualitas merupakan biaya-biaya yang timbul karena kualitas buruk mungkin dan memang ada. Biaya kualitas berkaitan dengan dua sub ketegori dari aktivitas yang berkaitan dengan kualitas, yaitu aktivitas kontrol dan aktivitas gagal. Aktivitas kontrol adalah aktivitas yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk menghindari atau mendeteksi kualitas buruk.

Biaya Kualitas (the cost of quality) merupakan biaya untuk mencapai kualitas yang tinggi suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, biaya yang dikeluarkan karena adanya produk yang kurang berkualitas.

Kualitas dapat diukur melalui berapa besarnya biaya yang dikeluarkan. Perusahaan pasti menginginkan biaya kualitas yang rendah untuk mencapai kualitas yang lebih tinggi, setidaknya mencapai target kualitas tertentu. Bila kerusakan produk mencapai nol, maka perusahaan harus menanggung biaya pencegahan dan penilaian produk yang tergolong dalam jenis biaya kualitas.

Biaya kualitas sebagai pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk yang dihasilkan. Biaya kualitas yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengendalian kualitas yang di terapkan oleh perusahaan, apakah pengendalian terhadap produktivitas perusahaan sudah berjalan dengan efektif.

Biaya kualitas mengacu pada semua biaya yang dikorbankan untuk mencegah terjadinya barang cacat atau biaya yang harus dikeluarkan karena adanya barang cacat (Garrison et al., 2008).

Menurut James R.Evans dan William M,Lindsay dalam buku An Introduction to Six Sigma & Process Improvement (2007) bahwa biaya tinggi, banyaknya kecacatan, keluhan pelanggan yang kasar, atau rendahnya kepuasan pelanggan sering sekali mencirikan kualitas dan kinerja yang berantakan.

Jenis-jenis Biaya Kualitas


Dalam perusahaan industri diperlukannya biaya kualitas, karena adanya perbaikan kualitas suatu produk dan pencegahan kerusakan. Menurut Sofia dan Septian (2015), biaya kualitas tidak hanya dapat biaya untuk memperoleh kualitas (kualitas) tapi juga merupakan biaya-biaya yang timbul untuk mencegah terjadinya kualitas yang rendah.

Jenis Biaya kualitas dapat dikelompokkan ke dalam 3 penggolongan besar :

1. Biaya pencegahan ( prevention cost)

Biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kegagalan produk atau produksi produk-produk yang tidak sesuai denga spesifikasi yang ditetapkan. Biaya pencegahan adalah biaya yang di kerluarkan untuk mendesai produk dan sistem produksi berkualitas tinggi, termasuk biaya untuk menerapkan dan memelihara sistem tersebut. Pencegahan kegagalan produk dimulai dengan mendesain kualitas ke dalam produk dan proses produksi. Biaya ini dapat meliputi :

  • Biaya perencanaan kualitas (quality planning cost)

    Biaya-biaya yang berkaitan dengan perencanaan kualitas produk dan sistem pengembangan kualitas produk. Misalnya biaya kebijakan untuk mendesain prosedur sejak mulai (set up) sampai operasi berjalan sesuai dengan (berkaitan dengan kualitas produk), pengembangan perencanaan inspeksi (development of inspection planning), dan biaya komunikasi kepada karyawan berkaitan dengan perencanaan kualitas produk (sebagai kegiatan sosialisasi kualitas produk yang harus ditetapkan).

  • Biaya desain produk dan tinjau ulang (product design and review cost)

    Kenaikan biaya yang berkaitan dengan membuat desain produk dalam rangka memperbaiki kualitas produk (product improvement). Dengan istilah kenaikan (increment) biaya berarti tidak termas uk biaya orisinalnya untuk mendesain produk (not included the basic cost of the original product design).

  • Biaya mendesain proses dan tinjau ulang (cost of process design and review)

    Biaya tambahan atau kenaikan biaya (increment cost) dari proses produksi yang baru untuk memperbaiki dan meninjau ulang proses produksi yang ada, sehingga memungkinkan terjadi hasil produk yang berkualitas lebih baik (product quality improvement). Termasuk di dalamnya adalah biaya pembelian alat baru yang memperbaiki kualitas produk.

  • Biaya desain tugas dan pelatihan (cost of job design and training)

    Biaya-biaya tersebut adalah biaya untuk mengembangkan metode kerja baru (developing work method) dan biaya implementasinya dalam bentuk biaya pelatihan untuk para karyawan dalam rangka perbaikan kualitas produk. Termasuk di dalamnya adalah biaya persiapan pelatihan dan manualnya (petunjuknya).

  • Biaya kendali proses (cost of process control)

    Biaya kendali untuk mencapai kualitas yang direncanakan dalam pengertian kualitas yang lebih baik (product quality improvement). Misalnya pengendaliannya memerlukan alat baru yang lebih canggih (sophisticated), maka harga alat kendali tersebut dimasukkan sebagai biaya kendali proses.

  • Biaya koleksi, analisis, dan laporan (cost of data collection, analysis, and report)

    Biaya-biaya pengumpulan data yang berkaitan dengan perbaikan kualitas, termasuk data produk rusak (defect product), masalah kualitas, biaya kualitas penghentian produksi (down time), dan biaya analisis serta biaya penyusunan laporannya.

  • Program perbaikan kualitas (cost of quality improvement program)

    Biaya kegiatan khusus atau proyek yang dibentuk untuk memonitor dan memperbaiki kualitas produk, seperti program pengurangan tingkat kerusakan produk atau lingkaran kualitas (quality circle).

2. Biaya penilaian (appraisal cost)

Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Biaya ini dapat meliputi :

  • Biaya pemeriksaan bahan yang datang (incoming material inspection cost)

    Biaya pemeriksaan atas bahan baku yang masuk dari pemasok.

  • Biaya pemeriksaan selama proses produksi (in process inspection and testing cost)

    Pemeriksaan (inspeksi dan pengetesan) atas komponen-komponen barang yang dalam proses produksi (work in process) untuk menjamin adanya kesesuaian (conforming) kualitas dengan kualitas yang telah ditetapkan. Mungkin termasuk biaya kecocokan kualitas yang dilakukan oleh beberapa konsumen dan laboratorium pihak ketiga (third party laboratories).

  • Biaya pemeliharaan alat untuk test (maintaining equipment)

    Biaya pemeliharaan alat-alat pengetesan agar semua mesin berada dalam kondisi kerja yang baik (good working condition) termasuk biaya kalibrasi untuk menjamin ukuran produk yang tepat karena peralatan test yang juga tepat ukuran.

  • Biaya evaluasi persediaan (cost of evaluation stock)

    Biaya untuk mengevaluasi kondisi bahan baku dan bahan pembantu dan juga produk akhir yang berada digudang.

3. Biaya Kegagalan (failure cost)

Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi saat produk gagal, kegagalan tersebut dapat terjadi secara internal dan eksternal.

Biaya Kegagalan internal (internal failure cost)

Kegagalan internal adalah biaya yang terjadi ketika produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dapat dideteksi sebelum dikirim ke konsumen (selama proses produksi). Biaya kegagalan internal meliputi :

  • Biaya disposisi

    Biaya untuk menentukan langkah kegiatan atau tindakan yang harus dilaksanakan sehubungan dengan adanya kerusakan pada suatu produk yang ditemukan. Bentuk tindakan tersebut antara lain mengerjakan ulang (rework), membuangnya (scrap), atau memperbaiki melalui proses.

  • Biaya membuangnya menjadi barang apkir (scrap cost)

    Biaya ini timbul karena kualitas suatu barang buruk sekali sehingga lebih baik dibuang atau apkir. Biaya yang harus dihitung selain biaya bahan, juga upah dan biaya lain yang terkait dengan scrap tersebut.

  • Biaya mengerjakan kembali (ulang) (rework cost)

    Biaya yang dikeluarkan untuk mengoreksi atau memperbaiki produk atau bagian dari produk yang cacat atau rusak, agar barang tersebut dapat digunakan dan dapat dijual. Jadi, ini adalah biaya koreksi atas produk yang rusak, agar produk tersebut layak dijual.

  • Biaya tes ulang (retest cost)

    Biaya untuk mengetes kembali atas produk yang mengalami pengerjaan ulang. Sebenarnya bukan saja biaya terulang, tetapi juga biaya inspeksi ulang selama proses pengerjaan ulang.

  • Biaya bahan sisa (yield losses cost)

    Biaya atas bahan-bahan sisa yang secara teknis tidak dapat dihindarkan, mau tidak mau harus ada bahan yang terbuang.

  • Biaya menganggur (down time cost)

    Biaya yang harus dikeluarkan untuk buruh yang terpaksa “menganggur” (idle) akibat adanya fasilitas atau proses produksi terhenti karena masalah kualitas produk (quality problem). Misalnya proses produksi ditentukan karena perlunya mesin disesuaikan (adjusting time) agar mesin tersebut berfungsi sesuai dengan kualitas yang direncanakan. Misalnya produksi terhenti di percatakan, karena adanya kertas yang macet dalam mesin, atau karena adanya barang setengah jadi yang rusak.

  • Biaya persediaan cadangan penyelamat (inventory safety stock cost)

    Biaya yang harus dikeluarkan akibat perusahaan harus mengadakan persediaan penyelamat agar proses produksi tidak terhenti akibat kehabisan bahan (out of stock). Dalam hal ini sebenarnya biaya ekstra yang harus dikeluarkan karena perusahaan harus menyimpan cadangan 20 persediaan ekstra akibat harus membuat komponen-komponen atau produk yang rusak.

  • Biaya lembur akibat produk rusak

    Biaya lembur yang harus dikeluarkan karena pekerja harus melakukan kerja lembur akibat adanya komponen atau produk yang rusak (product defect).

  • Biaya kelebihan kapasitas (excess capacity cost)

    Biaya kelebihan kapasitas yang harus dipelihara (to be maintained) untuk menutupi kapasitas yang hilang (loss capacity) akibat membuat komponen atau produk yang rusak. Biaya-biaya ini meliputi biaya pengadaan fasilitas ekstra atau peralatan ekstra yang diperlukan agar proses produksi terbebas dari kerusakan produk (defect free). Hal ini mungkin biaya yang tersembunyi, tetapi merupakan biaya yang besar.

Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)

Biaya kegagalan eksternal terjadi karena produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dideteksi setelah dikirim kepelanggan. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost) terdiri atas:

  • Biaya keluhan konsumen (the cost complaint, investigation and adjustment)

    Biaya ini dikeluarkan sehubungan dengan adanya keluhan konsumen atas produk yang dibeli, sehingga perlu biaya untuk meneliti kerusakan produk dan kemudian memperbaikinya.

  • Biaya penggantian (the cost of return, replace or allowance)

    Biaya ini dikeluarkan untuk mengganti barang yang rusak dengan barang yang baru, meliputi biaya pengiriman kembali dan biaya kompensasi kepada konsumen berupa allowance (tunjangan kerugian karena tidak puas menggunakan produk rusak).

  • Biaya jaminan (warranty expenses)

    Biaya yang dikeluarkan karena terjadi keluhan selama masa garansi, misalnya biaya perbaikan dan atau biaya sewa ganti selama barang yang rusak sedang diperbaiki. Yang dimaksud terakhir adalah selama mesin rusak diperbaiki, diberi pinjam mesin yang sama atau produksi berjalan terus, atau selama TV sedang diperbaiki, konsumen diberi pinjam TV agar konsumen tetap dapat menikmatinya.

  • Ganti rugi (liability)

    Biaya yang dikeluarkan perusahaan karena konsumen mengalami kecelakaan (bahkan sampai tingkat kematian). Biaya ini termasuk biaya rumah sakit, bahkan kerugian usaha (business losses).

  • Nama baik (goodwill)

    Biaya yang dikeluarkan atau kehilangan keuntungan masa depan (future profit) akibat kerusakan produk berkualitas rendah. Biaya ini memang sulit dihitung, tetapi bisa dapat jumlah yang besar dan berimplikasi luas, misalnya produk selalu mendapat complaint dalam berbagai media massa yang akan merusak citra produk tersebut.

Tabel Contoh Biaya kualitas berdasarkan kategori

Prevention Costs Appraisal (Detection) Costs
Quality engineering Inspection of materials
Quality training Packaging inspection
Recruiting Product acceptance
Quality audits Process acceptance
Design reviews Field testing
Quality circles Continuing supplier verification
Marketing research
Prototype inspection
Vendor certification
Internal Failure Costs External Failure Costs
Scrap Lost sales (performance-related)
Rework Returns/allowances
Downtime (defect-related) Warranties
Reinspection Discounts due to defects
Retesting Product liability
Design changes Complaint adjustment
Repairs Recalls
Ill will

Sumber : Hansen, Mowen, Introduction to Cost Accounting, South-Western Cengage Learning, 2011.

Dasar Pengukuran Biaya Kualitas


Beberapa perusahaan menggunakan ukuran biaya kualitas sebagai indikator keberhasilan program perbaikan kualitas, yang dapat dihubungkan dengan ukuran-ukuran biaya lain, yaitu:

  • Biaya kualitas dibandingkan dengan nilai penjualan, semakin rendah nilai ini menunjukkan program kualitas semakin sukses.

  • Biaya kualitas dibandingkan terhadap keuntungan, semakin rendah nilai ini menunjukkan program perbaikan kualitas semakin sukses.

  • Biaya kualitas dibandingkan dengan harga pokok penjualan (cost of goods sold) , semakin rendah nilai ini menunjukkan program perbaikan kualitas semakin sukses.

Manfaat Informasi Biaya Kualitas


Manfaat informasi biaya kualitas menurut Garrison et al. (2008:90) adalah

  • Membantu para manajer melihat keuntungan finansial dari cacat. Para manajer biasanya tidak sadar dengan besarnya biaya kualitas mereka karena biaya-biaya ini melintasi batas departemen dan tidak dapat ditelusuri dan diakumulasikan secara normal oleh sistem biaya

  • Para manajer mengidentifikasikan pentingnya masalah-masalah kualitas yang dihadapi perusahaan. Dengan adanya informasi biaya kualitas, para manajer mempunyai ide yang lebih bagus mengenai di mana harus memfokuskan usahanya.

  • Membantu para manajer melihat apakah biaya-biaya kualitas diperusahaan mereka didistribusikan secara tidak baik. Umumnya, biaya- biaya kualitas seharusnya lebih didistribusikan ke arah aktivitas-aktivitas pencegahan dan penilaian dan kurang diarakan ke kegagalan.