Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis ?

Berpikir kritis

Berpikir kritis adalah seni menganalisis gagasan berdasarkan penalaran logis. Berpikir kritis bukanlah berpikir lebih keras, melainkan berpikir lebih baik.

Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis ?

Berpikir kritis merupakan proses mental untuk menganalisis informasi yang diperoleh. Informasi tersebut didapatkan melalui pengamatan, pengalaman, komunikasi, atau membaca. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis meliputi berpikir secara reflektif dan produktif serta mengevaluasi bukti.

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :

  1. Menurut John Chaffe, berpikir kritis didefinisikan sebagai berpikir untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti dan logika.

  2. Menurut Dacey dan Kenny, pemikiran kritis adalah “The ability to think logically, to apply this logical thinking to the assessment of situations, and to make good judgments and decision”, yang berarti kemampuan berpikir secara logis, dan menerapkannya untuk menilai situasi dan membuat keputusan yang baik.

  3. Menurut Gerhand berpikir kritis merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data, analisis data, evaluasi data dan mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi.

  4. Menurut Seriven dan Paul berpikir kritis merupakan sebuah proses intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis, dan atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran atau komunikasi sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan.

  5. Glazer mendefinisikan berpikir kritis matematika dari beberapa literasi. Menurutnya berpikir kritis matematika tidak didefinisikan secara eksplisit, berpikir kritis dapat dirujuk dari kombinasi pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian matematika.

Berdasarkan pada beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, sistematis dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik.

Karakteristik Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan suatu bagian dari kecakapan praktis, yang dapat membantu seorang individu dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis ini mempunyai karakteristik tertentu yang dapat dilakukan dan dipahami oleh masing-masing individu.

Seifert dan Hoffnung menyebutkan beberapa komponen berpikir kritis, yaitu :

  1. Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah- langkah logis lainnya secara mental.

  2. Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.

  3. Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut.

  4. Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.

Nickerson mendefinisikan berpikir kritis sebagai “reflection or thought about complex issues, often for the purpose of choosing actions related to those issues.”

Yang dimaksud dengan pemikiran kritis adalah pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber (lisan atau tulisan), dan berpikir secara reflektif dan evaluatif.

Untuk dapat berpikir kritis, terdapat beberapa proses yang harus dilalui. Proses yang dilewati dalam berpikir kritis, secara umum, adalah:

1. Berpikir Analitis

Artinya: dari satu masalah, pikiran kita membuang ciri-ciri umum sesuatu sehingga tinggal ciri-ciri khas dari sesuatu tersebut. Yang meliputi:

  • Pengertian pengalaman, yaitu: pengertian yang diperoleh dari pengalaman yang berturut-turut.

  • Pengertian kepercayaan, yaitu: pengertian yang terbentuk dari kepercayaan.

  • Pengertian logis, yaitu: pengertian yang terbentuk dari satu tingkat ke tingkat yang lain.

2. Berfikir integrative

Artinya: pikiran kita menggabungkan (menguraikan) beberapa pengertian, sehingga menjadi tanda khas dari masalah itu. Yang meliputi: pendapat positif, dan pendapat negatif.

3. Berfikir evaluative

Artinya: pikiran kita menggabungkan pendapat-pendapat tersebut yang meliputi: keputusan dari pengalaman-pengalaman, keputusan dari tanggapan-tanggapan, dan keputusan dari pengertian-pengertian.

4. Orientasi pemecahan masalah terhadap keputusan

Artinya: pikiran kita menarik suatu keputusan dari keputusan-keputusan yang lain. Yang meliputi:

  • Kesimpulan induksi, yaitu: kesimpulan yang ditarik dari keputusan- keputusan yang khusus untuk mendapatkan yang umum.

  • Kesimpulan deduksi, yaitu: kesimpulan yang ditarik dari keputusan- keputusan yang umum untuk mendapatkan yang khusus.

  • Kesimpulan analogis, yaitu: kesimpulan yang ditarik dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan situasi yang lain, yang sudah kita kenal kurang teliti, sehingga kesimpulan analogi ini biasanya kurang benar.

Referensi ;
Desmita, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013.

Susanto (2013) berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan. Berpikir kritis juga dapat dipahami sebagai kegiatan menganalisis idea atau gagasan yang lebih spesifik, membedakan secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.

Berikut ini pengertian berpikir kritis menurut para ahli seperti dibawah ini:

  1. Ennis (Susanto,2013), berpikir kritis adalah suatu berpikir dengan tujuan membuat keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Berpikir kritis merupakan kemampuan menggunakan logika. Logika merupakan cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan yang disertai pengkajian kebenaran berdasarkan pola penalaran tertentu.

  2. Halpen (Susanto, 2013), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran.

  3. Tapilouw (Susanto, 2013), berpikir kritis merupakan cara berpikir disiplin dan dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir mengikuti alur logis dan rambu-rambu pemikiran yang sesuai dengan fakta atau teori yang diketahui. Tipe berpikir ini mencerminkan pikiran yang terarah. Berpikir kritis dapat diinterprestasikan dalam berbagai cara.

  4. Fister (Susanto, 2013) mengemukakan bahwa proses berpikir kritis adalah menjelaskan bagaimana sesuatu itu dipikirkan. Belajar berpikir kritis berarti belajar bagaimana bertanya, kapan bertanya, dan apa metode penalaran yang dipakai. Seorang siswa hanya dapat berpikir kritis atau bernalar sampai sejauh ia mampu menguji pengalamannya, mengevaluasi pengetahuannya, ide-ide, dan mempertimbangkan argumen sebelum mencapai suatu justifikasi yang seimbang

  5. Ricard Paul (Tilaar, 2011) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu kemampuan dan disposisi untuk mengevaluasi secara kritis suatu kepercayaan atau keyakinan, asumsi apa yang mendasarinya dan atas pandangan hidup mana asumsi tersebut terletak.

  6. Lipman (Tilaar, 2011) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir yang memfasilitasi keputusan oleh karena didasarkan kepada kriteria yang nyata, yang self-corrective dan substantif dalam konteks.

  7. John Chaffee (Johnson, 2002) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti dan logika.

  8. Santrock (2011) pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti.

Berdasarkanbeberapa sumber yang telah dideskripsikan di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah proses berpikir tingkat tinggi yang mempertimbangkan berbagai faktor yang ada sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan yang masuk akal. Sehingga manusia tidak akan terlepas dengan aktivitas berpikir dalam menggali pengetahuan di kehidupannya.

Pentingnya Berpikir Kritis

Tilaar (2011) pentingnya sebuah pemikiran kritis dapat disimpulkan dari berbagai hal yaitu sebagai berikut:

  1. Mengembangkan berpikir kritis di dalam pendidikan yang berarti kita memberikan sebuah penghargaan kepada siswa sebagai sebuah kepribadian. Hal ini memberikan kesempatan kepada perkembangan pribadi masing-masing siswa sepenuhnya karena mereka merasa diberikan kesempatan dan dihargai hak-haknya dalam perkembangan pribadinya.

  2. Berpikir kritis merupakan tujuan yang ideal di dalam pendidikan karena mempersiapkan siswa untuk kehidupan yang lebih dewasa.

  3. Pengalaman berpikir kritis dalam proses pendidikan merupakan suatu cita-cita tradisional seperti apa yang ingin dicapai melalui pelajaran ilmu eksakta dan kealaman serta mata pelajaran lain yang secara tradisional dapat digunakan untuk membantu mengembangkan berpikir kritis.

  4. Berpikir kritis merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan demokratis. Suatu demokrasi hanya akan dapat dilaksanakan jika warganya dapat berpikir kritis di dalam menghadapi berbagai masalah politik, ekonomi, dan sosial.

Tahapan-Tahapan

Arief (Susanto, 2013) tahapan-tahapan berpikir kritis meliputi:

  1. Keterampilan menganalisis, yaitu suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam kompenen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau memerinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir analitis, di antaranya: menguraikan, mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan, dan memerinci.

  2. Keterampilan menyintesis, yaitu keterampilan yang berlawanan dengan keterampilan menganalisis, yakni keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatu padukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya.

  3. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca siswa selesai mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru.

  4. Keterampilan menyimpulkan, yaitu kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian atau pengetahuan yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian atau pengetahuan (kebenaran) baru yang lain. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan.

  5. Keterampilan mengevaluasi atau menilai. Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standart tertentu.

Santrock (2010) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah berpikir reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti. Dalam berpikir kritis dianjurkan untuk meninjau kembali sesuatu yang telah terjadi. Menghasilkan pemikiran baru yang tidak hanya merupakan produksi dari pengalaman yang lampau, dan adanya proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan dengan disertai bukti.

Duron (2006)critical thinking focused upon valuing and making judgments based upon information ”. Mengambil keputusan seseorang harus melihat bagimana keadaan yang terjadi dan dapat menilainya dengan bijak. Slavin (2009) pemikiran kritis yaitu kemampuan mengambil keputusan rasiona tentang apa yang harus dilakukan atau apa yang harus diyakini. Dalam mengambil keputusan tidak hanya beralasan, tetapi yakin untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah.

Ennis (2015) mengungkapkan berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Terdapat tiga tingkatan tinggi dalam berpikir kritis yaitu analisis, sintesis dan evaluasi. Berpikir kritis yang Ennis kemukakan lebih menyoroti dalam pembuatan keputusan oleh siswa, sehingga siswa akan memiliki kemampuan menganalisis, menyintesis dan mengevaluasi.

Ennis (2015) berpendapat ada dua belas kemampuan berpikir kritis. Kemampuan tersebut sudah mewakili siswa untuk fokus pada pertanyaan, termasuk ide merumuskan pertanyaan, mengidentifikasi atau merumuskan kemungkinan jawaban, dan mempertanggungkan argumennya. Kemampuan yang Ennis kemukakan yaitu : 1) Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pendapat 2) Kemampuan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan; 3) Kemampuan untuk menilai keakuratan data sumber; 4) Kemampuan untuk melakukan pengamatan; 5) Kemampuan untuk menyimpulkan dan menilai secara uum ke khusus, apakah pernyataan bersifat benar; 7) Kemampuan untuk menyimpulkan dan menilai secara khusus ke umum, apakah pernyataan bersifat benar; 8) Kemampuan untuk membuat keputusan; 9) Kemampuan untuk menegaskan dan mempertimbangkan ketentuan; 10) Kemampuan untuk menghubungkan anggapan yang tidak benar; 11) Kemampuan untuk menggunakan pemikiran dugaan; 12) Kemampuan untuk menyusun, menyatukan, membuat dan mempertahankan argumen yang baru.

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang untuk menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik. Seseorang yang berpikir kritis memiliki karakter khusus yang dapat di identifikasi dengan melihat bagaimana seseorang dalam menyikapi suatu masalah. Karakter-karakter tersebut tampak pada kebiasaan dalam bertindak, berargumen dan memanfaatkan kemampuan intelektualnya. Indikator untuk kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Kemampuan untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan

Siswa dapat menyeleksi pernyataan-pernyataan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah matematika. Kemampuan ini dapat dilihat dari pekerjaan siswa yang diberi soal matematika dengan informasi yang relevan. Siswa yang berpikir kritis tidak menggunakan informasi yang tidak relevan tersebut, karena tidak sesuai dengan permintaan soal yang diberikan.

2. Kemampuan untuk mendeteksi kekeliruan dan memperbaiki kekeliruan konsep

Kemampuan ini dapat dilihat dengan menganalisis hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Untuk kemampuan ini dapat digunakan tes yang sengaja dibuat menyalahi konsep dan aturan dalam matematika, siswa yang berpikir kritis mampu mendeteksi kesalahan dan dapat memperbaikinya dengan benar.

3. Kemampuan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah seluruh fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan.

Setelah siswa dihadapkan pada suatu masalah atau soal, kemudian memecahkan masalah dengan bekal pengetahuan yang sebelumnya, serta siswa mampu membuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari permintaan soal.

4. Kemampuan untuk menguji asumsi serta membandingkan dengan bukti.

Karakter ini juga merupakan karakter seseorang yang berpikir kritis. Dimana peserta didik menguji asumsi pada soal serta siswa membandingkan asumsi tersebut dengan bukti yang ada. Jika siswa dapat membandingkan dan memberikan kesimpulannya, maka siswa dapat dikatakan memenuhi karakter berpikir kritis.

Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri.

Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Berpikir kritis juga merupakan berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang proses berpikir merupakan bagian dari berpikir dengan baik.

Menurut Syah, “berpikir kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berpikir kritis akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian di dalam menjawab pertanyaan”.

Sesungguhnya kemampuan berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang terjadi pada seseorang yang bertujuan untuk membuat keputusan-keputusan yang rasional mengenai sesuatu yang dapat ia yakini kebenarannya. Dalam pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis juga diperlukan karena dapat merumuskan, memformulasikan dan menyelesaiakan masalah.

Menurut R. H. Enis, “berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”. Berpikir kritis dapat dicapai dengan lebih mudah apabila seseorang itu mempunyai disposisi dan kemampuan yang dapat dianggap sebagai sifat dan karakteristik pemikir yang kritis.

Berpikir kritis dapat dengan mudah diperoleh apabila seseorang memiliki motivasi atau kecenderungan dan kemampuan yang dianggap sebagai sifat dan karakteristik pemikir kritis. Seseorang yang berpikir kritis memiliki karakter khusus yang dapat diidentifikasi dengan melihat bagaimana seseorang menyikapi suatu masalah. Informasi atau argumen karakter-karakter tersebut tampak pada kebiasaan bertindak, beragumen dan memanfaatkan intelektualnya dan pengetahuannya. Berikut beberapa pendapat tentang karakter atau ciri orang yang berpikir kritis.

Menurut Facione, ada enam kecakapan berpikir kritis utama yang terlibat di dalam proses berpikir kritis. Kecakapan-kecakapan tersebut adalah interpretasi, analisis, evaluasi, inference, penjelasan dan regulasi diri. Berikut adalah deskripsi dari ke enam kecakapan berpikir kritis utama:

  1. Interpretasi, adalah memahami dan mengekspresikan makna atau signifikan dari berbagai macam pengalaman, situasi, data, kejadian-kejadian, penilaian, kebiasaan atau adat, kepercayaan-kepercayaan, aturan-aturan, prosedur atau kriteria-kriteria.

  2. Analisis, adalah mengidentifikasi hubungan-hubungan inferensional yang dimaksud dan aktual diantara pernyataan-pernyataan, pertanyaan-pertanyaan, konsep-konsep, deskripsi-deskripsi.

  3. Evaluasi, adalah menaksir kredibilitas pernyataan-pernyataan atau representasi-representasi yang merupakan laporan-laporan atau deskripsi- deskripsi dari persepsi, pengalaman, penilaian, opini dan menaksir kekuatan logis dari hubungan-hubungan inferensional atau dimaksud diantara pernyataan-pernyataan, deskripsi-deskripsi, pertanyaan-pertanyaan atau bentuk-bentuk representasi lainnya.

  4. Inference, mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur yang masuk akal, membuat dugaan-dugaan dan hipotesis, dan menyimpulkan konsekuensikonsekuensi dari data.

  5. Penjelasan, mampu menyatakan hasil-hasil dari penjelasan seseorang, mempresentasikan penalaran seseorang dalam bentuk argumen-argumen yang kuat.

  6. Regulasi diri, berarti secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan kognitif seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut dan hasil-hasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkan kecakapankecakapan di dalam analisis dan evaluasi untuk penelitian penilaian inferensial sendiri dengan memandang pada pertanyaan, konfirmasi, validitas atau mengoreksi baik penalarannya atau hasil-hasilnya.

Mulyana menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang ditandai dengan kemampuan mengidentifikasi asumsi yang diberikan, kemampuan merumuskan pokok-pokok permasalahan, kemampuan menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil, kemampuan mendeteksi adanya bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda, kemampuan yang mengungkap data/ definisi/ teorema dalam menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang kemampuan berpikir kritis di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis (critical thinking) adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut bisa didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi.

Sedangkan menurut Glaser, indikator-indikator berpikir kritis adalah sebagai berikut:

  1. Mengenal masalah;
  2. menemukan cara-cara yang dipakai untuk menangani masalah-masalah;
  3. mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan;
  4. mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan;
  5. memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas;
  6. menganalisis data;
  7. menilai fakta dan mengevaluasi pernyataanpernyataan;
  8. mengenal adanya hubungan yang logis antara masalahmasalah;
  9. menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan;
  10. menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil;
  11. menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas;
  12. membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya Ennis mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis yang dikelompokannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut:

  1. Memberikan penjelasn sederhana, yang berisi; memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan

  2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengenai serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

  3. Menyimpulkan yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan

  4. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilahistilah dan deinisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi

  5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain

Berpikir kritis adalah salah satu sisi menjadi orang kritis yang mana pikiran harus terbuka, jelas, dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir harus mampu memberi alasan atas pilihan keputusan yang diambilnya dan harus terbuka terhadap perbedaan keputusan dan pendapat orang lain serta sanggup menyimak alasan-alasan mengapa orang lain memiliki pendapat/keputusan yang berbeda (Harsanto, 2005). Sedangkan menurut Glaser (Fisher, 2009), berpikir kritis adalah sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah/hal-hal yang berbeda dalam jangkauan pengalaman seseorang.

Indikator Berpikir Kritis

Menurut Robert H. Ennis dalam Hassoubah (2004), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Sehingga, indikator kemampuan berpikir kritis diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut:

  1. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan.

  2. Mencari alasan.

  3. Berusaha mengetahui informasi dengan baik.

  4. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas

  5. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.

  6. Berusaha tetap relevan dengan ide utama.

  7. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar.

  8. Mencari alternatif.

  9. Bersikap dan berpikir terbuka.

  10. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan.

  11. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan.

  12. Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah.

Bertolak dari beberapa pendapat di atas, dapat diartikan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir secara beralasan, reflektif, terbuka, jelas, dan berdasarkan fakta dengan menekankan pembuatan keputusan. Indikator kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini mengadopsi pada pendapat Ennis tentang indikator kemampuan berpikir kritis yang meliputi:

  1. Kemampuan siswa mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi, yaitu siswa mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan.

  2. Kemampuan siswa mencari alasan. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi, yaitu siswa menjawab pertanyaan ataupun memberikan tanggapan kelompok lain.

  3. Siswa berusaha mengetahui informasi dengan baik. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi.

  4. Siswa memakai sumber yang memiliki kredibilitas. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari jawaban soal tes mengenai jenis benda pemuas kebutuhan dan kegunaan benda pemuas kebutuhan.

  5. Siswa memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi.

  6. Siswa berusaha tetap relevan dengan ide utama, siswa mengingat kepentingan yang asli dan mendasar. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari jawaban soal tes mengenai jenis benda pemuas kebutuhan dan kegunaan benda pemuas kebutuhan.

  7. Siswa mengingat kepentingan yang asli dan mendasar. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari jawaban soal tes mengenai jenis benda pemuas kebutuhan dan kegunaan benda pemuas kebutuhan. 8) Siswa mencari alternatif. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari jawaban soal tes mengenai jenis benda pemuas kebutuhan dan kegunaan benda pemuas kebutuhan. 9) Siswa bersikap dan berpikir terbuka. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi, yaitu mengerjakan tugas yang diberikan guru.

  8. Siswa mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan.

  9. Siswa mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan/observasi, yaitu siswa mengajukan pertanyaan secara berkelanjutan.

  10. Siswa bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah. Pada indikator ini, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari pengamatan, yaitu siswa mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir dengan melakukan aktivitas sesuai langkah-langkah pembelajaran, yang meliputi diskusi kelompok dan presentasi kelompok.