Apa yang dimaksud dengan At-Tawwaab atau Maha Penerima Taubat ?

at-Tawwaab

Nilai yang terkandung di dalam at-Tawwaab:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Tawwaab” sebanyak 400x setiap selesai shalat fardhu. Insya Allah maka taubatnya akan diterima oleh Allah SWT dengan diampuni semua dosa-dosanya.

Apa yang dimaksud dengan At-Tawwaab atau Maha Penerima Taubat ?

Kata At-Tawwâb, berasal dari akar kata tâba- yatûbu-tauban yang berarti kembali. Kata At-Tawwâb, baik yang memakai alif lam atau tidak, diulang dalam Al-Qur`an sebanyak 11 kali, semuanya menunjukkan Allah. Sekali dalam bentuk jamak (at-Tawwâbîn) yang ditujukan untuk manusia (al-Baqarah: 222).

Al-Tawwab sebagai sifat Allah menunjukkan bahwa Dia memberi dan menerima tobat hamba-Nya. Yang berarti Dia kembali kepada hamba-Nya dengan kehalusan dan kelemah lembutan, memberi taufik dan memudahkan hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya:

“Kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya,” (QS. Al-Taubah : 118).

Allah At-Tawwâb, Allah yang Maha Menerima kembali orang-orang yang mau kembali kepada-Nya dari kemaksiatan yang dilakukan. Allah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada orang yang bertobat. Dia-lah yang berulang-ulang memberikan dorongan, peringatan, dan menggerakkan hati seseorang untuk kembali kepada-Nya. Maka, setiap kali seorang hamba kembali kepada-Nya memohon ampun, Allah kembali menerima hamba- Nya dengan memberikan ampunan. Dia senantiasa menerima tobat hamba-hamba-Nya dan tidak pernah bosan untuk kembali mengampuninya.

Allah berkalam, yang artinya,

”Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Rabbnya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (al-Baqarah: 37).

Ayat lain menegaskan,

”Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?” (at-Taubah: 104).

Jika diperhatikan, nama At-Tawwâb sering dirangkai dengan nama Ar-Rahîm. Hal ini menunjukkan kasih sayang Allah yang begitu luas terhadap hamba-Nya dengan senantiasa membuka pintu tobat kepada yang mau kembali kepada-Nya. Allah tidak memedulikan dosa apa yang telah dilakukan seorang hamba. Jika ia mau kembali dan bertobat dengan sungguh-sungguh, maka Allah pun akan selalu menerima tobatnya dan mengampuni dosa-dosanya. Karena hanya Dia yang Maha Menerima tobat hamba yang berdosa. Untuk itu, kata At-Tawwâb dalam Al-Qur`an yang ditujukan untuk Allah, semuanya berbentuk tunggal.

Allah berkalam, yang artinya,

”Dan Dialah Yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan- kesalahan. ” (asy-Syûrâ: 25)

Ayat lain menegaskan, yang artinya,

”Katakanlah,”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (az-Zumar: 53).

Ayat lain menjelaskan, yang artinya,

“…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (al-Baqarah: 222).

Seorang hamba yang meneladani nama At-Tawwâb, selalu kembali kepada Allah setiap ia merasa berdosa dan berbuat kesalahan. Ia selalu bersungguh-sungguh dalam bertobat kepada Allah dan itu terlihat dalam empat hal.

  • Pertama, menyesali segala kesalahan yang telah dilakukan dengan sungguh-sungguh. Rasa sedih dan duka cita harus benar-benar terasa di dalam hati.

  • Kedua, meninggalkan segera semua perkara dosa yang dilakukan.

  • Ketiga, berniat sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perkara-perkara yang telah mendatangkan dosa.

  • Keempat, meminta maaf atau minta ridha (halal) atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan bila berkaitan dengan manusia (orang yang bersangkutan), atau membayar ganti rugi, atau memulangkan barang yang telah diambil itu.

Seorang hamba yang meneladani nama At-Tawwâb, juga selalu membuka pintu maaf bagi orang yang ingin kembali meminta maaf. Bahkan, sebelum orang lain meminta maaf kepadanya, ia telah memaafkannya terlebih dulu. Ia selalu kembali memberi maaf pada orang yang berulang-ulang berbuat salah kepadanya, tanpa rasa kecewa dan bosan. Dan ini sungguh tidak mudah, perlu adanya latihan dan proses.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009