Anggaran penjualan adalah titik awal di dalam penyusunan master budget atau anggaran induk perusahaan. Berbagai anggaran lainnya yang ada dalam perusahaan biasanya tergantung kepada anggaran penjualan. Jika anggaran penjualan jelek maka master budget atau anggaran induk menjadi tidak bermanfaat dan memboroskan waktu usaha. Master budget atau anggaran induk adalah suatu jaringan kerja yang terdiri dari berbagai macam anggaran yang dipisah tetapi saling berhubungan dan saling bergantung. Anggaran induk biasanya disusun untuk jangka waktu satu tahun.
Menurut Narumondang Bulan Siregar (2003) didalam arikelnya berjudul Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan menyatakan bahwa:
”Anggaran penjualan adalah anggaran yang menerangkan secara terperinci tentang penjualan perusahaan dimasa datang dimana didalamnya ada rencana tentang jenis barang, jumlah, harga, waktu serta tempat penjualan barang.
Menurut Erlina (2002) didalam arikelnya yang berjudul Peramalan Anggaran Penjualan menyatakan bahwa:
”Anggaran penjualan adalah titik awal didalam penyusunan anggaran induk. Titik kritis penyusunan anggaran penjualan adalah memperidiksi penjualan dimasa yang akan datang”.
Menurut M. Munandar (2001) didalam bukunya Budgeting memberikan pengertian anggaran penjualan adalah:
”Dimaksud dengan budget penjualan (sales budget) ialah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya”.
Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa anggaran penjualan hanyalah merupakan salah satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan di bidang pemasaran (sales planing). Anggaran penjualan perlu dikembangkan dengan teliti agar anggaran-anggaran operasi dan anggaran finansial saling isi mengisi dan saling memantau dalam menyusun rencana anggaran komprehensip.
Agar anggaran penjualan lebih teliti dan meyakinkan maka diperlukan ”Tim Peramal Penjualan” yang terdiri dari beberapa ahli dari bidang distribusi dan didukung oleh ahli-ahli bidang keuangan, produksi dan dari bidang lainnya. Peramalan penjualan akan menilai target penjualan yang akan dicapai sebagai dasar penjualan. Sebaliknya, rencana anggaran penjualan dapat dipergunakan untuk menyusun pembuatan bagian-bagian dari anggaran-anggaran lainnya.
Kegunaan Anggaran Penjualan
Adapun kegunaan anggaran penjualan tersebut menurut Munandar (2001) didalam bukunya berjudul Budget menyebutkan sebagai berikut:
”Secara umum, semua budget, termasuk budget penjualan, mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja yang membantu management dalam memimpinya jalanya perusahaan. Sedangkan secara khusus, budget penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua budget-budget dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, budget penjualan harus disusun paling awal daripada semua budget yang lain, yang ada dalam perusahaan”.
-
Sebagai pedoman kerja
Anggaran penjualan berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh aktivitas-aktivitas perusahaan di waktu yang akan datang.
-
Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
Anggaran penjualan berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
-
Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran penjualan berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi aktivitas perusahaan nanti. Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran penjualan dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.
Secara khusus, anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran-anggaran dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, anggaran penjualan harus disusun lebih awal dari semua anggaran yang lain, yang ada dalam perusahaan.
Jadi dapatlah dikatakan bahwa anggaran penjualan berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, sehingga dapatlah diketahui apakah telah bekerja sesuai dengan rencana atau tidak.
Teknik Forecasting Dalam Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan yang akan disusun biasanya memerlukan peramalan, khususnya tentang produk atau jasa yang diperkirakan akan mampu dijual serta harga jualnya. Biasanya informasi ini dikaitkan dengan waktu serta atau daerah penjualan yang akan dijangkau.
Istilah sales forecasting berbeda dengan sales budget. Sales forecasting (perkiraan/peramalan penjualan) merupakan taksiran atau prediksi yang dapat atau tidak dapat menjadi anggaran penjualan (sales budget). Seperti yang dikemukakan oleh M. Munandar dalam bukunya Budgeting memberikan pengertian sales forecasting adalah (2001):
”Taksiran-taksiran (forecast) tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, dengan waktu serta tempat (daerah) penjualannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sales forecasting merupakan peramalan kondisi yang akan datang yang didasari oleh asumsi-asumsi di mana hasil dari peramalan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membentuk perencanaan penjualan yang kemudian dikuantifikasikan dalam bentuk anggaran penjualan.
Dalam melakukan sales forecasting, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan menurut Supriyono (2000) didalam bukunya Sitem Pengendalian Manajemen yaitu :
- Pengalaman masa lampau dalam ukuran volume penjualan.
- Prospektif kebijakan harga jual.
- Banyaknya pesanan penjualan yang belum terpenuhi
- Studi penelitian pasar.
- Kondisi ekonomi industri. Pergeseran indikator ekonomi, misalnya produk nasional kotor, ketenagakerjaan, harga, dan penghasilan penduduk.
- Produksi dan advertensi produk.
- Persaingan dalam industri.
- Kondisi ekonomi umum.
- Bagian pasar”.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan
Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran-taksiran yang termuat di dalamnya cukup akurat sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melaksanakan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi, dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun suatu anggaran. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran penjualan, secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
-
Faktor-faktor intern
Yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
-
Penjualan tahun-tahun lalu melalui baik kualitas, kuantitas, harga, waktu maupun tempat penjualan.
-
Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, seperti misalnya pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-media promosi, dan cara penetapan harga jual.
-
Kapasitas produk yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang.
-
Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan, dan keahliannya serta kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan datang.
-
Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya di waktu yang akan datang.
-
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang.
Sebagaimana telah diuraikan di muka, sampai batas-batas tertentu, perusahaan masih dapat mengatur dan menyesuaikan faktor-faktor intern ini dengan apa yang diinginkan untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu faktor-faktor intern ini sering disebut sebagai faktor yang controllable (dapat diukur dan diawasi).
-
Faktor-faktor Ekstern
Merupakan data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
-
Keadaan persaingan pasar.
-
Posisi perusahaan dalam persaingan.
-
Tingkat pertumbuhan penduduk.
-
Tingkat penghasilan masyarakat.
-
Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan.
-
Agama, adat-istiadat, dan kebiasaan masyarakat.
-
Berbagai kebijakan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan.
-
Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
-
Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen, dan kemungkinan perubahannnya.