Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2.
Apa yang dimaksud dengan Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan ?
Anemia dalam kehamilan adalah kelainan pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin
< 11 g/dl pada trimester I dan III atau <10,5 g/dl pada trimester II. Penyebab tersering anemia pada kehamilan adalah defisiensi besi, perdarahan akut, dan defisiensi asam folat.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Badan lemah, lesu
Mudah lelah
Mata berkunang-kunang
Tampak pucat
Telinga mendenging
Pica: keinginan untuk memakan bahan-bahan yang tidak lazim Faktor Risiko : -
Faktor Predisposisi
Perdarahan kronis
Riwayat keluarga
Kecacingan
Gangguan intake (diet rendah zat besi,)
Gangguan absorbsi besi
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective )
Pemeriksaan Fisik
Patognomonis
Konjungtiva anemis
Atrofi papil lidah
Stomatitis angularis (cheilosis)
Koilonichia: kuku sendok (spoon nail),
Pemeriksaan Penunjang
Kadar hemoglobin
Apusan darah tepi
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III) atau < 10,5 g/dl (pada trimester II). Apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan apusan darah tepi untuk melihat morfologi sel darah merah.
Diagnosis Banding
Anemia akibat penyakit kronik, Trait Thalassemia, Anemia sideroblastik Komplikasi : -
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memantau pertambahan ukuran janin
Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia, berikan tablet tambah darah yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 μg asam folat.Pada ibu hamil dengan anemia, tablet besi diberikan 3 kali sehari.
Bila tersedia fasilitas pemeriksaan penunjang, tentukan penyebab anemia berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan apus darah tepi.
Bila tidak tersedia, pasien bisa di rujuk ke pelayanan sekunder untuk penentuan jenis anemia dan pengobatan awal.
Tabel Sediaan suplemen besi yang beredar
Anemia mikrositik hipokrom dapat ditemukan pada keadaan:
Defisiensi besi: lakukan pemeriksaan ferritin. Apabila ditemukan kadar ferritin
< 15 ng/ml, berikan terapi besi dengan dosis setara 180 mg besi elemental per hari. Apabila kadar ferritin normal, lakukan pemeriksaan SI dan TIBC.
Thalassemia: Pasien dengan kecurigaan thalassemia perlu dilakukan tatalaksana bersama dokter spesialis penyakit dalam untuk perawatan yang lebih spesifik
Anemia normositik normokrom dapat ditemukan pada keadaan: Perdarahan: tanyakan riwayat dan cari tanda dan gejala aborsi, mola, kehamilan ektopik, atau perdarahan pasca persalinan infeksi kronik
Anemia makrositik hiperkrom dapat ditemukan pada keadaan:
Defisiensi asam folat dan vitamin B12: berikan asam folat 1 x 2 mg dan vitamin B12 1 x 250 – 1000 μg
Konseling dan Edukasi
Prinsip konseling pada anemia defisiensi besi adalah memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi.
Diet bergizi tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani (daging,ikan,susu, telur,sayuran hijau)
Pemakaian alas kaki untuk mencegah infeksi cacing tambang
Kriteria Rujukan
Pemeriksaan penunjang menentukan jenis anemia yang ibu derita
Anemia yang tidak membaik dengan pemberian suplementasi besi selama 3 bulan
Anemia yang disertasi perdarahan kronis, agar dicari sumber perdarahan dan ditangani.
Peralatan
Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin
Prognosis
Prognosis umumnya adalah bonam, sembuh tanpa komplikasi
Sumber :
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer
Referensi
KementerianKesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta :KementerianKesehatan RI. 2013 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013)