Apa yang dimaksud dengan Analisis Kesulitan Keuangan atau Financial Distress?

Kebangkrutan merupakan suatu kondisi kesulitan keuangan yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu untuk menjalankan operasi perusahaan dengan baik. Kesulitan keuangan /likuiditas yang dialami perusahaan mungkin sebagai awal dari suatu kebangkrutan.

Apa yang dimaksud dengan Analisis Kesulitan Keuangan atau Financial Distress ?

1 Like

Prediksi mengenai perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) yang kemudian mengalami kebangkrutan merupakan suatu analisis yang penting bagi pihak- pihak yang berkepentingan seperti kreditu, investor, otoritas pembuat peraturan, auditor maupun manajemen.

Bagi kreditur, analisis ini menjadi bahan pertimbangan utama dalam memutuskan untuk menarik piutangnya, menambah piutang untuk mengatasi kesulitan tersebut, atau mengambil kebijakan lain. Sementara dari sisi investor hasil analisisnya akan digunakan untuk menentukan sikap terhadap sekuritas yang dimiliki pada perusahaan dimana ia berinvestasi.

Studi mengenai kebangkrutan perusahaan pertama kali dikemukakan oleh Beaver (1966) yang menggunakan 29 rasio keuangan perusahaan pada lima tahun sebelum terjadi kebangkrutan. Tujuan penelitiannya yaitu mengetahui apakah rasio-rasio keuangan terpilih tersebut akan menjadi sejak rasio-rasio keuangan mengalami penurunan atau menjadi tidak sehat.

Beaver membuat enam kelompok rasio yaitu cashflow ratio, net income ratio, debt-to- total asset ratio, liquid asset-to-current debt ratio, turnover ratio, dan liquid asset to-total asset ratio.

Dari keenam kelompok rasio tersebut, Beaver menemukan bahwa rasio dari aliran kas (cash flow) terhadap kewajiban total (total debt) merupakan prediktor yang paling baik untuk menentukan tingkat kebangkrutan sebuah perusahaan.

Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan menjadi topik menarik setelah Altman (1968) menemukan suatu formula untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan dengan istilah yang sangat terkenal, yang disebut Z-score.

Z-score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar dikalikan rasio-rasio keuangan yang akan menunjukan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan.

Formula Z-score dapat dituliskan sebagai berikut :

Z-score = 1,2 WC/TA + 1,4 RE/TA + 3,3 EBIT/TA + 0,6 MVE/BVD + 1,0 S/TA

dimana :

WC/TA = Working Capital/Total Asset
RE/TA = Retained Earning/Total Asset
EBIT/TA = Earning Before Income Tax/Total Asset
MVE/BVD = Market Value of Equity/Book Valued of Debt
S/TA = Sales/Total Asset

Dengan memasukkan rasio-rasio keuangan kedalam model tersebut maka dapat ditentukan besarnya kemungkinan kebangkrutan. Jika Z-score lebih kecil dibanding 2,675 maka kemungkinan perusahaan bangkrut akan lebih besar dibanding dengan perusahaan dengan skor Z diatas 2,675.

Altman menyatakan perusahaan dengan Z-score lebih dari 2,99 secara tegas dikategorikan ke dalam sektor nonbangkrut, jika Z-score menunjukan 1,81 berarti bangkrut. Sementara jika skor Z-nya diantara kedua angka tersebut maka resiko kebangkrutan perusahaan tersebut dapat diabaikan (zone of ignorance).

Pada penelitian selanjutnya Altman mengembangkan formula tersebut dan mendapat dua formula baru sebagai berikut :

Zā€™ = 0,71WC/TA + 3,117EBIT/TA + 0,420MVE/BVD + 0,998S/TA Zā€ = 6,56WC/TA + 3,26RE/TA + 6,72EBIT/TA + 1,05 MVE/BVD

dengan klasifikasi sebagai berikut :

Klasifikasi z Zā€™ Z"
Bangkrut <1,81 <1,23 <1,1
Ragu-ragu (Gray -Area) 1,81 - 2,99 1,23 - 2,90 1,1 - 2,6
Non Bangkrut >2,99 >2,90 >2,60

Sementara itu pada tahun 1981 Scott, seorang analisis keuangan, mengemukakan bahwa pembayaran utang/bunga (R) bisa dihasilkan dari laba berjalan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau dari ekuitas perusahaan. Ekuitas ini didefinisikan sebagai nilai sekarang (present value) deviden perusahaan yang akan datang dan disimbolkan dengan S.

Sehingga kebangkrutan terjadi jika :

R > EBIT + S

Dari ketiga pendekatan tersebut terbukti bahwa akurasi model Beaver, Altman, dan Scott mendekati kesamaan ketika diterapkan satu tahun sebelum kebangkrutan.

Kesulitan keuangan atau financial distress yaitu suatu keadaan tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Financial distress berbeda dengan kebangkrutan karena kesulitan keuangan terjadi sebelum kebangkrutan perusahaan, oleh karena itu manajemen perusahaan perlu untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam kondisi sehat atau tidak melalui prediksi financial distress. Faktor penyebab financial distress adalah sebagai berikut (Prabowo, 2015).

  1. Kegagalan ekonomi
    Pada kondisi ini menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan tidak bisa mencukupi biaya untuk kegiatan perusahaan.
  2. Kegagalan usaha
    Kegagalan usaha digunakan untuk mengumpulkan perusahaan yang telah menghentikan kegiatan operasinya yang dapat berdampak kerugian kreditor.

Model Prediksi Financial Distress

  1. Model Altman
    Model ini dikembangkan oleh Altman pada tahun 1968. Model altman yang digunakan untuk memprediksi financial distress adalah sebagai berikut:
    Z= 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5 ā€¦ (Rumus 1)

    Keterangan:
    X1: Modal kerja/total asset
    X2: Laba yang ditahan/total asset
    X3: Pendapatan sebelum pajak dan bunga/total
    asset
    X4: Nilai pasar ekuitas/nilai buku dari utang
    X5: Penjualan/total asset

  2. Model Springate
    Model springate dikembangkan oleh Springate. Model springate adalah sebagai berikut.

    S-Score = 1,03X1 + 3,07X2 +0,66X3 +0,4X4 ā€¦ (Rumus 2)

    Keterangan:
    X1 = Modal Kerja terhadap total aset
    X2 = Laba sebelum bunga dan pajak terhadap
    total aset
    X3 = Laba sebelum pajak terhadap kewajiban
    lancar
    X4 = Penjualan terhadap total aset

  3. Model Grover
    Model grover merupakan pengembangan dari model altman. Model ini dikemukakan oleh Jeffrey S Grover. Model grover adalah sebagai berikut:

    Score = 1,650X1 + 3,404X3 ā€“ 0,016ROA + 0,057 ā€¦ (Rumus 3)

    Keterangan:
    X1 = Working capital/total assets
    X3 = Earnings before interest and taxes/
    total assets
    ROA = net income/total asset

  4. Model Zmijewski
    Model keempat untuk melakukan prediksi kondisi keuangan perusahaan yaitu model
    zmijewski. Model ini dikembangkan oleh Zmijewski pada tahun 1983. Model zmijewski
    adalah sebagai berikut.

    Score = -4,3 - 4,5X1 + 5,7X2 ā€“ 0,004X3 ā€¦ (rumus 4)

    Keterangan:
    X1 = Return on asset
    X2 = Leverage (debt ratio)
    X3 = Likuiditas (current ratio)

Referensi

http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1021557