Apa yang dimaksud dengan alat musik tradisional Gordang Sambilan?

Gordang Sambilan

Apa yang anda ketahui tentang alat musik tradisional Gordang Sambilan ?

Gordang Sambilan adalah sembilan buah gendang yang masing-masingnya memiliki ukuran berbeda yang merupakan simbol sembilan tokoh dalam struktural masyarakat. sesuai dengan fungsi dan tingkatannya. Para tokoh tersebut, masing-masingnya disimbolkan dengan satu buah gordang yang ukuran besarnya sesuai dengan tingkatan dan fungsi tokoh tersebut dalam masyarakat.

Adapun urutan gordang dari yang paling besar sampai yang terkecil dan sembilan tokoh fungsionaris masyarakat tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Gordang Sambilan yang paling besar adalah simbol untuk Raja Panusunan Bulung, gelar untuk seorang raja terbaik yang telah membangun beberapa desa. Raja tersebut dipilih oleh tokoh masyarakat dari beberapa raja yang memimpin desa-desa di Mandailing.

  2. Satu gordang merupakan simbol dari Datu yaitu pembantu penting seorang raja untuk melakukan komunikasi dengan alam gaib atau roh leluhur.

  3. Natoras yang merupakan wakil datu.

  4. Raja Pamusuk adalah pimpinan adat yang mengepalai satu desa.

  5. Satu gordang untuk Kepala Ripe yaitu wakil Raja Pamusuk.

  6. Uluan yaitu seorang yang mewakili mora yaitu seorang yang berasal dari pihak keluarga istr.

  7. Talaga yaitu seorang yang mewakili anak boru yaitu kerabat yang mengambil istri.

  8. Satu gordang mewakili Ulubalang yaitu penjaga keamanan desa.

  9. Suruonkonon adalah pembantu dari raja.

Fungsi Gordang Sambilan

Fungsi dari alat musik Gordang Sambilan antara lain :

  1. Fungsi Ekspresi Emosi
    Gordang Sambilan sebagai ansambel musik yang terdiri atas instrumen saja, maka emosi hanya dapat diekspresikan melalui ritme-ritme Gordang Sambilan dan Uning-uningan serta alat musik tiup saleot dan suling, dan tidak ada emosi yang diekspresikan melalui kata-kata (lirik atau syair).

  2. Fungsi Reaksi Jasmani
    Fungsi ansambel Gordang Sambilan untuk membangkitkan semangat heroik pada dasarnya dekat dengan fungsi reaksi atau respon fisik. Hal ini dapat dilihat dari efek atau akibat yang ditimbulkannya kepada para pemusik sendiri, khususnya efek yang memberikan pengaruh seperti berada di luar kendali kesadaran.

  3. Fungsi Hiburan
    Fungsi hiburan yang dilahirkan oleh ansambel Gordang Sambilan adalah pada malam ke dua upacara perkawinan adat, akan tetapi pertunjukan Gordang Sambilan yang berfungsi sebagai hiburan ini tidak termasuk dalam konteks upacara. peserta upacara dan masyarakat.

  4. Fungsi Representasi Simbolis
    Fungsi Gordang Sambilan sebagai representasi simbolis dapat dilihat pada saat upacara pembukaan, pada upacara ini dilakukan pemukulan pertama pada jangat yaitu instrumen yang paling besar pada Gordang Sambilan. Pemukulan pertama tersebut dinamakan Maninggung Gordang yang dilakukan oleh Raja Panusunan Bulung atau yang mewakili. Selanjutnya diikuti oleh pemusik yang lain untuk memainkan.

  5. Fungsi Komunikasi
    Fungsi Gordang Sambilan untuk komunikasi dapat dilihat dari dua judul lagu yang dibawakan pada upacara Horja Godang. Adapun kedua lagu tersebut adalah Sampuara Batu Mangulang (batu yang menggelinding dari atas bukit menuju sungai) dan Roba na Mosok (hutan yang dibakar) disadari oleh para pemusik dan masyarakat bahwa merupakan sejarah terciptanya desa dan suasana desa tersebut, yang mana desa-desa di kecamatan Kotanopan pada umumnya terletak di tepi sungai dan kaki perbukitan.

  6. Fungsi Identitas
    Etnik Musik sebagai fungsi identitas etnik akan lebih tampak jika disajikan dalam lingkungan budaya berbagai etnik.Misalnya etnik Mandailing yang tinggal di Medan dan Jakarta, berusaha menampilkan musiknya ditengah-tengah warga yang multi etnik. Yang dilakukan oleh masyarakat Mandailing itu adalah upaya menunjukan identitas etniknya. Jadi di sini fungsi musik tampak sebagai fungsi identitas etnik