Apa yang dimaksud dengan Al-Waduud atau Maha Mencintai ?

al-Waduud

Nilai yang terkandung di dalam al-Waduud:

Barangsiapa yang berdzikir dengan “Ya Waduud” sebanyak 1.000x, Insya Allah ia akan dicintai oleh Allah SWT.

Apa yang dimaksud dengan Al-Waduud atau Maha Mencintai ?

Kata Al-Wadûd berasal dari akar kata wadda. Kata Al-Wadud terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf wawu dan dal berganda, yang mengandung arti “cinta” dan “harapan”.Namun, bukan sembarang cinta, tetapi cinta yang mampu melapangkan dan mengosongkan dada dari segala keburukan. Dengan kata lain, Al-Wadûd adalah cinta plus.

Al-Wadûd sebagai nama Allah dalam Al-Qur`an disebutkan dua kali, yaitu dalam surat Hûd: 90.

“Dan mohonlah ampun kepada Rabbmu, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabbku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih (Maha Mencintai).”

Dan surat al-Burûj: 12,

“Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih (Maha Mencintai).”

Allah Al-Wadûd, artinya Allah yang Maha Mencintai makhluk-Nya dengan mengutus para nabi dan menurunkan kitab suci sebagai pedoman. Juga mencintai para hamba-Nya yang beriman, beramal saleh, dan orang-orang yang berjuang di jalan-Nya. Dia mencintai keikhlasan, kesederhanaan, kesabaran, keindahan, kedamaian, keadilan, dan segala kebaikan. Allah mencintai para penduduk surga dengan memberikan berbagai karunia dan kenikmatan.

Allah Al-Wadûd, Allah adalah sumber segala kecintaan yang ada dan Dia yang paling berhak untuk dicintai. Cinta kepada selain-Nya adalah cinta terlarang, sebelum mencintai Allah dan Rasul-Nya. Kedudukan semua cinta harus di bawah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Semua cinta akan sia-sia jika tidak didasarkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah berkalam, yang artinya,

“Katakanlah: “Jika bapak- bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul- Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (at-Taubah: 24).

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Waduud, harus mampu menjadi pribadi yang dapat mencintai dan dicintai. Sebuah cinta yang hanya didasarkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena semua cinta kelak akan menjadi prahara kecuali antara orang-orang yang bertakwa, seprti dalam firman-Nya,

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (az-Zukhruf: 67).

Dan bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-nya adalah menundukkan segala keinginan yang ada sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009