Apa yang dimaksud dengan Al-Waasi’ atau Maha Luas ?

al-Waasi'

Nilai yang terkandung di dalam al-Waasi’:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Waasi’” sebanyak 170x, Insya Allah dapat menyembuhkan seseorang dari depresi.

Apa yang dimaksud dengan Al-Waasi’ atau Maha Luas ?

Kata Al-Wâsi’ berasal dari kata wasi’a yang berarti luas. Kata Al-Wâsi’ yang menunjukkan nama Allah, terulang dalam Al- Qur`an sebanyak 9 kali. Menurut Qusyairi, Al-Wasi’ sebagai sifat Allah berkaitan erat dengan sifat Al-‘Alim (Maha Mengetahui), sebagaimana firman-Nya,

“Rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu” (QS. Al-Mu’min [40]: 7).

Allah Al-Wâsi’, Allah yang Mahaluas rahmat-Nya, sehingga rahmat-Nya dapat dirasakan oleh seluruh makhluk-Nya, serpti dalam firman-Nya

Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”. (al-A’râf: 156).

Allah yang Mahaluas ampunan-Nya, sehingga Allah selalu menerima orang yang kembali bertobat kepada-Nya, serpti dalam firman-Nya

(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (an-Najm: 32).

Allah Mahaluas karunia-Nya, maka Allah akan membalas setiap kebaikan yang dilakukan karena-Nya. Allah Mahaluas kekuasaan dan singgasana-Nya, sehingga tidak ada yang mampu menandingi atau menyerupainya. Allah Mahaluas kebijakan-Nya, sehingga tidak akan berbuat zalim. Allah Mahaluas ilmu-Nya, sehingga tidak ada sesuatu kecuali Allah mengetahuinya. Allah Mahaluas kalimat-Nya, sehingga tidak akan habis atau bisa ditulis oleh makhluk-Nya.

Allah berkalam, yang artinya,

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Luqmân: 27).

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Wâsi’, akan selalu memperluas pengetahuan dan cakrawalanya, sehingga dapat terbuka dan menilai sesuatu dengan bijak. Ia selalu melapangkan dada, menerima kenyataan dengan penuh kearifan, dan tidak mudah marah atau tergesa-gesa, apalagi emosional. Ia lapang juga untuk memberi nasihat dan dinasihati atau dikritik. Ia juga selalu memperluas persaudaraannya, sehingga tidak fanatik terhadap kelompok atau golongan tertentu, serta memperluas keselamatan dan kedamaian untuk umat manusia di seluruh dunia.

Termasuk dalam makna meneladani nama Al-Wâsi’ adalah ketika berbuat kebaikan, tidak hanya tertuju kepada orang tertentu. Namun, meluas kepada semua orang yang memang membutuhkan kebaikan dari kita. Termasuk dalam berdoa, juga tidak hanya berdoa untuk diri kita saja. Namun, juga berdoa untuk keluarga, keturunan, saudara, orang tua, Rasulullah saw, para pendahulu, dan semua orang yang dikenal atau tidak dikenal.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009