Apa yang dimaksud dengan Al-Waajid atau Maha Menemukan ?

al-Waajid

Nilai yang terkandung di dalam al-Waajid:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Waajid” sebanyak 145x setiap selesai shalat fardhu. Insya Allah ia akan terhindar dari tipu daya orang-orang jahat dan memilki pendirian yang teguh.

Apa yang dimaksud dengan Al-Waajid atau Maha Menemukan ?

Kata Al-Wajid terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf wawu, jim, dan dal, yang makna dasarnya berkisar pada penemuan. Perasaan yang didapatkan atau ditemukan dalam hati dinamai wijidan. Yang memenuhi atau mendapatkan semua kebutuhannya dinamai Wajid.

Kata Al-Wâjid yang menunjukkan nama Allah, tidak ditemukan dalam Al-Qur’an. Sekalipun kata kerja yang memiliki kesamaan akar kata dengan Al-Wâjid terdapat dalam beberapa ayat.

Allah Al-Wâjid artinya Allah yang Maha Menemukan, Memperoleh, Mendapatkan apa saja yang Dia kehendaki. Allah yang Mahakaya, memiliki segala-galanya. Maha sempurna, tidak membutuhkan apa pun. Berbeda dengan makhluk-Nya yang selalu membutuhkan dan menemukan sesuatu yang sebelumnya tidak dimilikinya. Dia yang menemukan seluruh makhluk-Nya tanpa ada yang tersamarkan, baik yang lahir maupun batin. Semua di bawah kekuasaan, pengetahuan, dan pengawasan-Nya.

Allah berkalam, yang artinya,

“…demi Rabbku Yang Mengetahui yang gaib, sesungguhnya Kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi dari-Nya sebesar zarah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam kitab yang nyata (Lauh al-Mahfuzh).” (Saba`: 3).

Sebagian pakar membedakan antara nama Al-Ghaniy, al-‘Alîm, dan Al-Wâjid. Nama Al-Wâjid tidak hanya sekadar mengetahui sesuatu dan tidak juga hanya kaya, tetapi pengetahuan dan kekayaan yang mengantarkan kepada pengambilan langkah- langkah yang jelas dan tegas untuk memberdayakan apa yang ditemukan (Quraisy Syihab: 296).

Allah berkalam, yang artinya,

“Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (an-Nisâ`: 64).

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Wâjid, harus menyadari bahwa di mana pun ia berada, Allah akan menemu- kannya. Kelak di akhirat, Allah akan memberikan balasan sesuai amal perbuatan yang dilakukan. Tidak ada satu pun perbuatan yang dapat disembunyikan dari Allah. Dia akan menemukan dan meminta pertanggungjawaban atas perbuatan manusia.

Selain itu, termasuk meneladani nama Al-Wâjid adalah dengan mengambil sikap yang tepat, di tempat yang tepat, dengan cara yang tepat, terhadap orang yang tepat. Sikap menolong siapa pun yang kita temukan tengah membutuhkan pertolongan. Sikap menasihati dan memperbaiki, ketika menemukan seseorang yang membutuhkan nasihat atau perbaikan. Tegas melawan kezaliman dan kemungkaran, jika ditemukan kezaliman dan kemungkaran.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009