Apa yang dimaksud dengan Al-Muqaddim atau Maha Mendahulukan ?

al-Muqaddim

Nilai yang terkandung di dalam al-Muqaddim:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Muqaddim” sebanyak 100x setiap selesai shalat fardhu. Insya Allah apa yang dihajatkan akan cepat dikabulkan oleh Allah SWT.

Apa yang dimaksud dengan Al-Muqaddim atau Maha Mendahulukan ?

Kata Al-Muqaddim berasal dari kata qaddama-yuqaddimu yang berarti mengutamakan dan mendahulukan. Nama ini tidak ada dalam Al-Qur’an. Namun, kata kerja dari kedua nama tersebut terdapat dalam Al-Qur`an.

Dengan memperkenalkan diri-Nya Al-Muqaddim sudah tergambar di dalam pikiran kita bahwa Dia mempunyai otoritas mutlak mendahulukan sesuatu yang menjadi keputusan-Nya.

Allah Al-Muqaddim, Allah yang Maha Mendahulukan segala sesuatu yang dikehendaki untuk didahulukan. Hak Allah untuk mendahulukan sesuatu atas yang lainnya tanpa ada yang memaksa atau memengaruhi-Nya. Dia-lah yang mendahulukan peringatan sebelum sanksi-Nya. Dia-lah yang mendahulukan petunjuk sebelum peringatan-Nya dan mendahulukan kasih sayang-Nya atas kemarahan-Nya. Dia-lah yang mendahulukan yang wajib atas yang sunah dan mendahulukan niat atas amalan.

Allah berkalam, yang artinya,

“Tiap-tiap umat memunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (al-A’râf: 34).

Ayat lain menegaskan, “…

Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui.” (Nûh: 4).

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Muqaddim, akan selalu mendahulukan perintah Allah dan Rasul-Nya di atas keinginannya. Juga mendahulukan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya di atas cinta kepada selain keduanya. Mendahulukan apa yang Allah dahulukan dan mengakhirkan apa yang Allah akhirkan. Ia akan tunduk dan patuh terhadap hukum yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.

Allah berkalam, yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya (dalam me- netapkan sebuah hukum) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-Hujurât: 1).

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Muqaddim, juga akan selalu mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Ketika mengedepankan atau mengakhirkan sesuatu, didasarkan pada perhitungan yang matang, adil, dan kemaslahatan yang ingin dicapai, tanpa harus ada pihak-pihak yang dirugikan.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009