Apa yang dimaksud dengan Al-Mudzil atau Maha Menghinakan ?

al-Mudzil

Nilai yang terkandung di dalam al-Mudzil:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Mudzil” sebanyak 108x pada siang dan malam hari dengan meresapi maknanya di dalam hati dan dilakukan secara kontinu, maka Allah SWT akan melepaskan dirinya dari ketergantungan hawa nafsu dan orang lain yang menindasnya.

Apa yang dimaksud dengan Al-Mudzil atau Maha Menghinakan ?

Orang yang matanya senantiasa memperhatikan makhluk-makhluk, sampai dia membutuhkan mereka, dan Dia menjadikan dia rakus terhadap mereka, sampai tidak ada lagi yang dapat memuaskannya, dan orang yang secara bertahap dibawa-Nya dengan muslihat-Nya ke keadaan di mana dia menipu dirinya sendiri dan terus menerus berada dalam kegelapan kebodohan, maka dia adalah orang yang dihinakan oleh Allah.

Dalam surat Ali Imran: 26, sangat jelas bahwa Allah adalah yang memuliakan dan menghinakan seseorang. Tidak ada orang yang dapat mengangkat seseorang atau menghinakan seseorang walaupun dengan berbagai cara dan rekayasa, kecuali atas izin Allah swt.

“…Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki….”

Allah-lah yang memiliki kemuliaan dan memberikan kemuliaan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah berkalam, yang artinya,

“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya….” (Fâthir: 10).

Kalam Allah, yang artinya,

“…Padahal kekuatan (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (al-Munâfiqûn: 8).

Seorang hamba yang berzikir dan meneladani Al Mu’iz dan Al Mudzil, akan selalu berusaha mencari kemuliaan di sisi Allah. Ia tidak akan mengorbankan prinsip-prinsip agama yang ia yakini. Ia tidak mudah terjerumus kepada kepentingan atau kesenangan sesaat. Gemerlap duniawi tidaklah memudarkan cahaya keimanannya. Justru semakin memperkokoh keyakinan bahwa kemuliaan dan kehormatan hanya ada di sisi Allah. Karena itu, jika kita ingin dimuliakan Allah, sudah sewajarnya kita menjalankan hal-hal yang diridhai-Nya dengan ikhlas. Namun, jika kita ingin dihina Allah, lakukanlah perbuatan hina dan carilah pujian manusia.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009