Apa yang dimaksud dengan Al-Baa’its atau Maha Membangkitkan ?

al-Baa'is

Nilai yang terkandung di dalam al-Baa’its:

Barangsiapa yang beriman dengan “Ya Baa’its” sebanyak 100x dan dibaca secara rutin setiap hari dengan meletakkan kedua telapak tangan di dada, Insya Allah akan diberi kelapangan dada dengan berbagai macam ilmu seta hikmah.

Apa yang dimaksud dengan Al-Baa’its atau Maha Membangkitkan ?

Dalam Al-Qur’an tidak ditemukan kata Al-Ba’its baik sebagai sifat Allah maupun selain-Nya. Tetapi kata kerja ba’atsa yang subjeknya adalah Allah, dapat ditemukan dalam beberapa ayat Al-Qur`an.

Nama Allah ini merupakan salah satu dari Sembilan puluh Sembilan nama-Nya yang disebutkan dalam Hadis Rasululllah Saw. Yang ditemukan dalam Al-Qur’an, Shihab, adalah kata kerja rangkaian ketiga huruf tersebut – dalam berbagai bentuk –dengan Allah sebagai pelakunya. Seperti Allah mengutus para Rasul, menjatuhkan sanksi (yang menjadikan orang kocar-kacir dan bangkit dari tempatnya), kebangkitan dari kubur, hari kemudian dan lain-lain.

Allah Al-Bâ’its, artinya Allah Maha Mengutus para utusan-Nya, baik dari kalangan malaikat atau manusia. Allah yang mengutus para nabi dan rasul untuk menyampaikan kebenaran dan petunjuk dari-Nya. Allah berkalam, yang artinya,

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As-Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Jumu’ah: 2).

Allah Al-Bâ’its, membangkitkan manusia dari tidurnya, seperti firman-Nya,

Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. (al- An’âm: 60).

Dia-lah yang Maha Membangkitkan manusia dari alam kubur kelak di hari Kiamat untuk dihisab. Allah berkalam, yang artinya,

“Dan sesungguhnya hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (al-Hajj: 7).

Rasulullah saw bersabda, yang artinya,

“Kemudian ditiuplah sangkakala, di mana tidak seorang pun yang tersisa kecuali semuanya akan dibinasakan. Lalu Allah menurunkan hujan seperti embun atau bayang-bayang, lalu tumbuhlah jasad manusia. Kemudian sangkakala yang kedua ditiup kembali dan manusia pun bermunculan (bangkit) dan berdiri.” (HR. Muslim).

Setelah terompet kedua ditiup, maka Allah bangkitkan seluruh manusia dari alam kuburnya, baik mereka yang terkubur di daratan maupun lautan. Ketika itu, semua manusia bingung dan menyesal, kecuali mereka yang mendapatkan rahmat Allah. Kalam-Nya, yang artinya,

“Mereka berkata: “Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan (Rabb) yang Maha Pemurah dan benarlah rasul- rasul(-Nya).” (Yasin: 51-52).

“Sambil menundukkan pandangan-pandangan, mereka keluar dari kubur seakan-akan mereka belalang yang beterbangan.” (al-Qamar: 7)

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Bâ’its, harus selalu yakin dan sadar akan datangnya hari Kebangkitan. Kesadaran atas keyakinan tersebut akan membangkitkan dalam dirinya semangat untuk memperbanyak bekal hari esok. Di hari itu, setiap orang akan mempertanggungjawabkan amal-amalnya sendiri. Tidak ada orang yang mampu lari dari pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan selama hidupnya.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009