“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al-Hujurat [49]: 9)
Kata Al-‘Adl terambil dari kata ‘adala yang terdiri dari huruf-huruf ‘ain, dal, dan lam. Rangkaian huruf-huruf ini mengandung dua makna yang bertolak belakang, yakni “lurus dan sama” dan “bengkok, berbeda”.
Selain itu, kata Al-‘Adl secara bahasa berasal dari kata ‘adala-ya’dilu. Kata ini termasuk golongan kata yang memiliki dua makna yang saling berlawanan. Kata Al-‘Adl dapat berarti lurus, sama, dan bengkok. Ketepatan makna tergantung konteksnya dalam kalimat.
Seorang yang adil adalah yang berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran ganda. Persamaan itulah yang menjadikan seorang yang adil tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih.
Nama Al-‘Adl tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, tetapi ayat yang berbicara tentang keadilan Allah dapat kita temukan dengan mudah dalam Al-Qur`an.
Salah satunya dalam kalam Allah surat Ali Imran: 182, yang artinya,
“…dan bahwa Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya….”
Dan kalam-Nya, yang artinya,
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun, pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (al-Anbiyâ`: 47).
Allah Al-‘Adl artinya Allah Mahaadil dalam seluruh tindakan dan keputusan-Nya. Allah menempatkan segala sesuatu sesuai posisi, kondisi, dan ukurannya, sesuai dengan hikmah dan ilmu- Nya yang mahaluas. Allah dengan adil mencurahkan rahmat- Nya kepada seluruh makhluk-Nya di muka bumi, baik yang kafir maupun mukmin.
Allah Mahaadil yang akan memberikan balasan setimpal kepada seluruh makhluk-Nya kelak di akhirat, sesuai dengan amal masing-masing. Allah tidak akan menzalimi makhluk-Nya sedikit pun. Maka,
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah….” (an-Nisâ`: 40).
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (az-Zalzalah: 7-8).
Antara nama Al-‘Adl dan Al-Hakam sangatlah erat hubungannya. Dengan dua nama tersebut, seluruh keputusan Allah untuk makhluk-Nya dan hukum syariat yang diturunkan untuk mengatur umat manusia, pastilah adil dan bijak. Sekalipun pandangan manusia yang sangat sempit mungkin berbicara lain. Hal itu karena manusia selalu melihat dengan pandangan kemanusiaannya yang lemah, terbatas, dan tidak komprehensif.
Haruslah dipahami bahwa adil itu tidak harus sama, tetapi menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Referensi :
- Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
- Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009