Apa yang dimaksud dengan aktivasi Otak Tengah?

brain

Otak tengah adalah bagian terkecil dari otak yang berfungsi sebagai stasiun relai untuk informasi pendengaran dan penglihatan. Otak tengah mengontrol berbagai fungsi penting seperti sistem visual dan pendengaran serta gerakan mata.

Aktivasi Otak Tengah


Aktivasi otak tengah adalah suatu penemuan fenomenal dalam pendidikan anak. Teori penggunaan otak tengah sebenarnya telah banyak dilakukan pada banyak negara negara di Asia terutama Jepang. Jepang telah lama melakukan praktek aktivasi otak tengah pada anak-anak. Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengah akan memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak yang otak tengahnya belum di aktivasi. Aktivasi otak tengah bukanlah suatu hal yang magis atau berbau supranatural. Aktivasi otak tengah dilakukan dengan secara ilmiah. Aktivasi otak tengah ini banyak mempergunakan gelombang otak Alpha. Gelombang otak Alpha di buktikan secara ilmiah adalah gelombang otak yang muncul dominan pada saat kita dalam keadaan relax dan paling kreatif.

Gelombang otak ini biasanya dominan pada saat kita bangun tidur, atau dalam keadaan relax di toilet, atau bahkan sedang berendam air panas di bathtub. Tidak heran mengapa Archimedes menemukan hukum Achimedes pada saat dia mandi. Otak tengah yang teraktivasi memancarkan gelombang otak yang mirip seperti radar. Hal ini membuat pemiliknya mampu melihat benda dalam keadaan mata tertutup. Pada dasarnya, gelombang tersebut terletak di bawah hidung. Hanya mampu mendeteksi benda yang terletak sedikit di bawah hidung. Latihan yang teratur dapat membuat sang anak menjadi lebih kuat dan mampu melihat benda yang terletak lebih tinggi lagi. Bahkan ada beberapa anak yang dapat medeteksi sampai 360 derajat. Hal itu berarti mereka dapat mendeteksi benda yang terletak di belakang, atas dan semua arah.

Refensi

https://sultan313.wordpress.com/kesehatan/aktivasi-otak-tengah/

Aktivasi otak tengah


Munculnya istilah otak tengah ini di Indonesia tergolong relative baru setelah otak kanan dan otak kiri. Namun di Jepang teori tentang otak tengah telah berkembangan lebih dari 40 tahun yang lalu. Dalam dunia kedokteran otak tengah atau mecencephalon adalah bagian otak yang terletak diantara bagian otak depan dan bagian otak belakang, terdiri dari tektum dan cerebral peduncle. Otak tengah berperan penting dalam memanfaatkan keseluruhan otak manusia. Akan tetapi kondisi otak tengah tiap individu tidak sama. Ada orang yang karena latihan dan memiliki pengetahuan yang cukup dapat mempertahankan otak tengahnya untuk tetap “berfungsi” secara maksimal. Akan tetapi, banyak orang yang karena pengaruh tekanan, kesedihan, kemarahan, dan masalah emosi lainnya menyebabkan otak tengah mereka “tertidur sehingga tidak berfungsi maksimal. Hal inilah yang mendasari dilakukannya aktivasi otak tengah dengan tujuan untuk “membangunkannya” dari “tidurnya”.

Adapun cara atau metode aktivasi otak tengah adalah sebagai berikut :

  1. Blind Fld Reading Method (BFR)

    Metode Belajar Menutup Mata (Blind Fold Reading Method) meruakan cara yang di desain utuk mengaktifkan kemampuan otak tengah serta kemampuannya dalam menyeimbangkan tak kiri dan otak kanan. Metode BFR meruakan teknik mengaktivasikan otak tengah dengan cara menutup kedua mata. Anak yang otak tengahnya sudah diaktivasi akan mampu melihat
    benda dengan mata tertutup. Sebagai contoh, anak dapat mengenali warna, menebak kedua orang tuanya di tengah keramaian tanpa mendengar suaranya.

  2. Skin Vision Method (SVM)

    Metode SV adalah cara menstimulasi dan mengaktifkan indera peraba untuk melihat pola gambar dan warna serta angka. Oleh karena indera peraba yang diaktifkan maka proses “penglihatan” itu dilakukan oleh permukaan kuit tuuh manusia. Artinya, kulit diaktifkan untuk dapat mengenal atau melihat objek benda, seperti dapat mengetahui warna benda meskipun mata tertutup. Ini dilakukan dengan cara meraba-raba benda tersebut. Kedua metode tersebut dilaksanakan untuk mengaktifkan otak tengah. Jika otak tengah aktif, maka otak kiri dan otak kanan dapat berfungsi secara maksimal dan seimbang. Apabila kedua belahan otak sudah berfungsi seimbang, maka kecerdasan anak pun mengalami peningkatan, baik peningkatan kepandaian alam bidang akademis maupun dalam peningkatan sikap kebijaksanaan anak.

    Dalam keadaan kedua mata terpejam, anak akan terbantu memasuki interbrain. Selanjutnya, setelah anak terbiasa menggunakan otak tengah dalam setiap aktivasinya, anak tersebut tidak perlu menutup mata lagi. Dengan kata lain, ketika anak membuka matapun ia dapat menggunakan otak tengahnya untuk mengembangkan keseimbangan kedua belahan otak sehingga mampu meningkatkan kecerdasannya.

Pakar otak tengah (midbrain) dari Jepang, Prof. Makota Sichida menegaskan bahwa otak tengah adalah jembatan bagi fungsi otak kiri dan otak kanan manusia. Sering dijumpaianak yang cerdas atau pandai namun sedikit kurang sopan atau sebaliknya. Dan sebaliknya ada anak yang sopan, penurut, baik namun tidak secerdas teman yang lainnya. Hal ini karena kedua belahan otak anak kurang bekerja seimbang. Di beberapa Negara para ahli mengembangkan teknik untuk mengaktifkan saraf otak tengah diantaranya dengan menggunakan gelombang suara dalam frekwensi tertentu. Senada dengan penelitian ini, dilakukan riset pada binatang kelelawar, sebagia ikan-ikan di dalam air (laut) melihat mangsanya bukan dengan menggunakan mata mereka, tetapi dengan pancara gelombang otaknya yang pada frekwensi tertentu dipancarkan mengenai benda dimaksud yang selanjutnya terpantulkan kembali dan tertangkap oleh saraf otaknya sehingga mereka menegtahui benda apa yang mengembalikan
gelombang tersebut.

Gelombang otak tersebut berupa gelombang listrik yang dihasilkan oleh jaringan otak manusia secara fluktuatif yang dikenal dengan istilah brainware. Seorang psikiater asal Jerman bernama Hans Berger (1929) menemukan alat electroencephaloghraph (EEG) yang berguna untuk mengukur gelombang listrik yang dihasilkan otak. Pencapaian teknologi pendayagunaan otak manusia ini telah melalui proses riset selama bertahun-tahun. Benang merah hasil riset
menunjukkan bahwa gelombang otak tidak hanya menginformasikan kondisi pikiran dan tubuh seseorang, melainkan juga dapat distimulasi untuk mengubah kondisi mental seseorang. Proses ini dilakukan untuk mengkondisikan otak agar memproduksi atau mereduksi jenis gelombang otak pada frekwensi tertentu sehingga keadaan tersebut memungkinkan untuk menghasilkan beragam kondisi mental dan emosional. Ketika midbrain teraktivasi dengan baik, ia akan brperan maksimal dan memberikan dampak pada kehidupan yang jauh lebih
baik.

Sebagai contoh tingkat konsentrasi jauh lebih baik, daya ingat menjadi sangat tajam, dapat menyeimbangkan fungsi kedua belahan, dan masih banyak lagi dampak positif lainnya. Ada enam jenis gelombang otak yang dimiliki manusia, yaitu sebagai berikut :

  1. Gelombang Gamma (16 – 100 Hz)

    Gelombang ini terjadi pada saat seseorang mengalami aktivasi mental yang sangat tinggi. Misalnya, ketika berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, ataupun tampil di muka umum. Kondisi ini dalam kesadaran penuh.

  2. Gelombang Beta (12 – 16 Hz)

    Gelombang ini terjadi saat seseorang mengalami aktivitas mental yang terjaga penuh. Manusia berada dala kondisi ini ketika melakukan kegiatan sehari-hari da berinteraksi denga orang lain di sekitarnya, seperti berdebat, berpidato, mengajar, atau dalam kegiatan Tanya jawab.

  3. Gelombang Alpha (8 – 12 Hz)

    Gelombang alpha terjadi pada saat seseorang mengalami relaksasi atau mulai istirahat. Aktivitas ini ditandai antara lain mata mulai tertutup atau mulai mengantuk. Gelombang alpha dihasilkan setiap manusia akan tidur, terutama pada detik-detik peralihan antara sadar dan tidak sadar. Pada gelombang tingkat inilah banyak ahli hipnotis memanfaatkannya ketika memulai memberikan sugesti pada pasiennya. Demikian pula pada seseorang yang mulai meditasi, khususnya meditasi ringan, juga menghasilkan gelombang alpha. Frekwensi gelombang yang berkisar antara 8 – 12 Hz merupakan frekwensi pengendali dan penghubung pikiran sadar dengan bawah sadar. Misalnya, pada kasus impian yang dapat diingat menunjukkan kemampuan gelombang alpha. Gelombang alpha juga dapat diketahui kualitas
    dan kuantitasnya dari tingkat kejelasan atau kekaburan mimpi yang masih bias diingat seseorang.

  4. Gelombang Theta (4 – 8 Hz)

    Gelombang tetha terjadi saat manusia mengalami tidur ringan atau sangat mengantuk yang ditandai dengan nafas mulai melambat dan dalam. Dalam keadaan demikian, seseoranga sedang diambang tidur. Beberapa orang dapat menghasilkan gelombang tetha ketika mereka dalam keadaan trance, terhipnotis, meditasi dalam, berdoa, ataupun menjalani ritual agama
    secara khusyuk. Selain itu gelombang tetha juga dihasilkan oleh orang yang mampu mengalirkan energy atau tenaga dalam dan dapat terstimulasi pada saat orang mengaktifkan kegiatan latihan berupa praktik menyalurkan energy kepada orang lain.

  5. Gelombang Delta (0,5 – 4 Hz)

    Gelombang delta memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah. Gelombang ini dihasilkan manusia ketika dalam keadaan tertidur lelap tanpa mimpi. Fase timbulnya gelombang delta terjadi saat istirahat total bagi tubuh dan pikiran, yang oleh tubuh digunakan untuk proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringa, dan aktif memproduksi
    sel-sel baru. Oleh sebab ini gelombang ini sangat dibutuhkan tubuh manusia.

  6. Gelombang Epsilon ( < 0,5 Hz)

    Gelombang epsilon sangat memengaruhi aktivitas mental seseorang, khususnya dalam kemampuan supranatural. Oleh karena itu, untuk mengaktifkan otak tengah digunakan peralatan computer yang menghasilkan music guna merangsang gelombang otak anak. Pada saat aktivasi otak tengah, acara dibuat agar anak-anak merasa bebas. Mereka dapat berteriak,
    menyanyi bahkan juga mendapatkan hadiah-hadiah kecil. Ada juga anak yang tertidur ketika acara tengah berlangsung. Hal ini adalah hal biasa dan tidak mengganggu proses pengaktifan. Menurut Hartono Sangkanparan bahwa hasil yang diperoleh dengan metode ini sekitar 90%.

1 Like