Apa yang dimaksud dengan aktiva lancar?

Aktiva atau Aset lancar

Aktiva atau Aset lancar (current asset) merupakan jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka.

Apa yang dimaksud dengan aktiva lancar ?

Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu relative singkat, biasanya ukuran waktunya yang dipakai ialah siklus usaha atau tahu buku, yang termasuk aktiva lancer ialah uang kas, rekening giro bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, wesel, dll. Alimsyah dan Padji (2006)

Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). S. Munawir (2004)

Dari pengertian aktiva lancar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yang terdiri dari kas, rekening giro, piutang usaha, persediaan, wesel dan lain sebagainya.

Kelompok aktiva lancar

Menurut S. Munawir (2004) yang termasuk ke dalam kelompok aktiva lancar adalah sebagai berikut:

  1. Kas
    Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai yang dimiliki perusahaan tetapi sudah ditentukan penggunaannya (misalnya uang kas yang disisihkan untuk tujuan pelunasan hutang obligasi, untuk pembelian aktiva tetap atau tujuan-tujuan lain) tidak dapat dimasukkan dalam pos kas.

  2. Investasi
    Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau marketable securities) merupakan investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.

  3. Piutang wesel
    Piutang wesel merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam suatu undang-undang.

  4. Piutang dagang
    Piutang dagang merupakan tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang secara kredit.

  5. Persediaan
    Persediaan merupakan semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau belum terjual.

  6. Piutang penghasilan
    Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima merupakan penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasanya tetapi diterima pembayarannya sehingga merupakan tagihan.

  7. Persekot.
    Persekot atau pembayaran yang diterima dimuka merupakan pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.

Menurut Kasmir (2013) pengertian aktiva lancar adalah “Harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun).” Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.” Aktiva lancar menurut Donald E,

Kieso (2008) yang diterjemahkan oleh Emil Salim“Kas dan aktiva lainnya yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi,
tergantung mana yang paling lama.”

Aktiva lancar menurut Munawir (2004) adalah “Uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan normal).”

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah kas perusahaan yang dapat dicairkan menjadi uang tunai, dijual dan dikonsumsi dalam satu siklus operasi (paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan perusahaan normal (unpas, 2020).

Jenis-Jenis Aktiva Lancar

Aktiva lancar adalah bagian dari struktur aktiva. Aktiva lancar umumnya memiliki umur ataupun tingkat perputaran yang relatif singkat yang biasanya kurang dari satu tahun.
Menurut Djarwanto (2004), membagi aktiva lancar sebagai berikut:

  1. Kas, yaitu berupa uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.

  2. Investasi jangka pendek (temporary investment), yaitu berupa obligasi pemerintah, obligasi perusahaan-perusahaan industri dan surat-surat hutang, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali, dikenal dengan investasi jangka pendek.

  3. Wesel tagih (notes receivable), yaitu tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes.

  4. Piutang dagang (account receivable), meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseroan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.

  5. Penghasilan yang masih akan diterima (accrual receivable), yaitu penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.

  6. Persediaan barang (inventories), yaitu barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca.

  7. Biaya yang dibayar dimuka, yaitu pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan.

Menurut Zaki Baridwan (2004), rekening-rekening yang termasuk dalam aktiva lancar atau current assets adalah sebagai berikut:

  1. Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat disamakan dengan kas, misalnya cek, money order, pos wesel dll.

  2. Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek.

  3. Piutang dagang dan piutang wesel.

  4. Piutang pegawai.

  5. Piutang angsuran dan piutang wesel angsuran.

  6. Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan-bahan pembantu, dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan alat-alat/mesin-mesin.

  7. Biaya-biaya yang dibayar dimuka seperti asuransi, bunga sewa, pajakpajak, bahan pembantu dll.