Apa yang dimaksud dengan agronomi?

Agronomi adalah studi ilmiah mengenai budidaya tanaman.

Agronomi berasal dari kata Latin agros yang dimaksud berarti kebun dan nomos yang dimaksud berarti pengelolaan sehingga agronomi berarti adalah ilmu yang mempelajari pengelolaan tanaman pertanian dengan lingkungan tumbuhnya untuk memperoleh produksi yang maksimum dan yang berkelanjutan.
image

Agronomi adalah suatu ilmu yang memperlajari segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh produksi fisik secara maksimal. (Sumantri, 1980)
Hubungan dengan pertanian
Agronomi adalah cabang ilmu pertanian dimana berhubungan dengan studi tentang tanaman & dengan tanah tempat tanaman tumbuh. Seperti yang telah dimaksud pada penjelasan plengdut.com diatas, maka studi ini membutuhkan sebuah penelitian serta analisa.
Apa yang dilakukan ahli agronomi pada ilmu ini?
Ahli agronomi bekerja untuk mengembangkan metode yang dimaksud akan memperbaiki penggunaan tanah dan meningkatkan produksi tanaman pangan dan juga yang kaya serat.

Tiga Pengertian Pokok Agronomi

  1. Lapang produksi (lingkungan tanaman)
  2. Pengelolaan (manajemen)
  3. Produksi maksimum (sebagai hasil proses dari 2 faktor diatas, yaitu lapang produksi dan pengelolaan).
    Unsur-unsur Agronomi
  4. Fokus Agronomi - Lapang produksi, berupa sebidang tanah, bak, pot, gelas plastik, dll.
  5. Sarana Agronomi - Pelengkap lapang sarana teknologi, berupa sarana pengolahan, penyimpanan, penyuluhan dan pengangkutan produksi.
  6. Sasaran Agronomi - Memaksimalkan produksi, berupa buah, biji, getah dalam satuan kg, ton, dll.
  7. Objek Agronomi - Sebagian besar adalah tanaman, berupa tumbuhan pengganggu, ternak, ikan, katak, dll.
  8. Subjek Agronomi - Pelaku tindak agronomi, berupa petani, peneliti, tenaga penyuluh, dll.
  9. Unit Agronomi - Satuan tertentu dalam suatu tindak agronomi, misal unit agronomi karet intensifikasi pengelolaan unit agronomi diikuti oleh meningkatnya sarana agronomi, berupa pangan, bahan dan jasa.
    Tindak Agronomi

Semua kegiatan yang berhubungan dengan agronomi disebut juga tindak agronomi.
Tindak agronomi sempurna ditandai dengan :
• Lapang produksi
• Pengelolaan yang terencana
• Minat untuk mencapai produksi maksimum dengan menerapkan berbagai ilmu dan teknologi.
Aspek dan Lingkungan Agronomi

Meliputi 3 aspek pokok yaitu :

  1. Aspek pemuliaan tanaman
  2. Aspek fisiologi tanaman
  3. Aspek ekologi tanaman
    Merupakan suatu gugus ilmu tanaman yang berperan langsung terhadap tindak agronomi dan akan terlihat pada produksi tanaman.
    Lingkungan agronomi meliputi bidang-bidang teknik budidaya, pemuliaan tanaman, teknologi benih, penanaman, pengolahan, pemberantarasan hama dan penyakit, pemberantasan gulma dan penyimpanan.
    BUDIDAYA

Menanam tanaman budidaya pada hakekatnya adalah memberikan lingkungan yang terbaik bagi tanaman sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta berproduksi secara baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

  1. Iklim
    

Untuk menanam tanaman, sebaiknya harus diperhatikan iklim apa yang sesuai bagi jenis tanaman yang akan ditanam tersebut. Kalau terpaksa harus menanam di luar musim, maka harus dicari suatu upaya pencegahan terhadap kegagalan yang mungkin akan terjadi karena faktor iklim tersebut.
Faktor iklim yang berpengaruh diantaranya adalah suhu, sinar matahari, curah hujan, kelembaban udara, angin. Suhu dapat mempengaruhi perkembangan tanaman. Sinar matahari merupakan sumber energi yang berguna dalam proses fotosintesis. Sinar matahari yang terpenting adalah panjang penyinaran dan intensitasnya. Curah hujan yang utama adalah banyaknya hari hujan dan lebatnya curah hujan. Kelembaban udara penting diketahui karena dengan demikian petani dapat memperhitungkan atau dapat mengetahui kapan saat tanaman dapat dipanen atau kapan harus diwaspadai adanya serangan jamur. Sedangkan angin merupakan pelaku utama yang berperan pada proses penguapan dan penyerbukan.
2. Tanah
image
Gambar 1. Jenis-jenis tanah

Setelah dipilih lokasi yang bakal dipakai sebagai lahan pertanaman, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan pengolahan tanah. Pengolahan tanah bertujuan: untuk menyediakan lahan agar siap bagi kehidupan tanaman dengan meningkatkan kondisi fisik tanah. Karena tanah merupakan faktor lingkungan yang mempunyai hubungan timbal balik dengan tanaman yang tumbuh padanya. Faktor lingkungan tanah meliputi : Faktor fisik (air, udara, struktur tanah serta suhu), Faktor kimiawi (kemampuan tanah dalam menyediakan nutrisi), Faktor biologis (makro/mikro flora dan makro/mikro fauna).
Pelaksanaan pengolahan tanah pada prinsipnya adalah tindakan pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Struktur tanah yang semula padat diubah menjadi gembur, sehingga sesuai bagi perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman. Bagi lahan basah sasaran yang ingin dicapai adalah lumpur halus, yang sesuai bagi perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman.
Pengolahan tanah melihat jenis tanaman yang akan ditanam, apabila perakarannya dangkal maka pengolahan tanah cukup sedalam + 25 cm, tetapi apabila tanaman berupa pohon maka perlu disiapkan lubang tanamnya terlebih dahulu. Selain itu pengolahan tanah juga harus memperhatikan sifat dan atau kondisi tanah tersebut.
Apabila lahan yang akan ditanami berupa lahan miring, maka terlebih dahulu perlu dibuat terasering, yang umumnya dibentuk mengikuti garis tinggi (contour). Teras dapat diperkuat dengan tanaman pupuk hijau, yang selain dapat meningkatkan kesuburan tanah juga dapat mencegah erosi.
Untuk tanah datar yang terpenting untuk mendapatkan perhatian adalah kesarangan dan kesuburan tanah (sifat fisik dan kimiawi tanah). Berbagai perlakuan dapat dijalankan untuk memelihara kondisi tanah, antara lain dengan pemupukan, pemulsaan, pengolahan tanah, dan sebagainya.
3. Bibit
Benih (seed) adalah biji yang dipakai sebagai alat perkembangbiakan. Sedangkan bibit (seedling) adalah benih yang telah berkecambah. Tergantung dari cara perbanyakannya, tanaman dapat diperbanyak dengan benih ataukah bibit.
Pengadaan benih yang baik :

  1. Benih harus tersedia tepat pada waktunya, dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan
  2. Bermutu tinggi, murni sifat genetiknya, tidak tercampur benih varietas lain
  3. Tidak tercampur gulma, kotoran, dan bibit penyakit
  4. Harus mempunyai daya kecambah dan daya tumbuh yang tinggi
    Daya kecambah : minimal 80%
    Benih murni : minimal 95%
    Benih varietas lain : maksimal 5%
    Kotoran : maksimal 2%
    Benih rumputan : maksimal 2%
    Adakalanya sebelum ditanam di tempat yang tetap, benih disemaikan terlebih dahulu. Dengan demikian yang ditanam di kebun berupa bibit yang sudah cukup kuat. Pesemaian sebaiknya dibuat dekat dengan tempat tanamnya agar mudah dalam pengangkutannya ke lapang. Beberapa persyaratan cara pelaksanaan pesemaian yang baik adalah :
  5. Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat kalau langsung ditanam di tempat yang tetap
  6. Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap peneduh untuk mencegah curahan hujan jangan sampai merusak benih yang masih lemah
  7. Tanah pesemaian harus subur dan gembur
  8. tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang
  9. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor
  10. Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat penanamannya di lapang setelah cukup kuat
  11. Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke polibag, menunggu saat ditanam di tempat penanamannya
  12. Tanaman muda yang baru dipindah perlu diberi pelindung.
    Cara Pemindahan Bibit
    Dikenal 3 cara pemindahan bibit, yaitu :
  13. Cara Cabutan
    – Sebelum dicabut pesemaian dibasahi
    – Dipilih bibit yang bagus, dicabut satu per satu dengan hati-hati, dijaga agar akar tidak putus
    – Bibit tersebut harus segera ditanam, jangan menunggu layu
    – Untuk mengurangi penguapan, sebelum ditanam biasanya dilakukan pengupiran daun
    Misalnya : Tanaman sayuran, buah, tanaman hias
  14. Cara Putaran
    – Tanaman beserta tanah yang melekat pada perakarannya digali
    – Dipindahkan ke polibag/keranjang bambu/pelepah pisang
    – Jika sudah kuat bisa segera ditanam di lapang
    Misal : Jeruk, Rambutan
  15. Cara Potongan
    – Bibit digali, kemudian sebagian dari batang dan akarnya dipotong, baru kemudian ditanam
    – Lebih mudah pada saat memindahkannya
    – Kerusakan akar bisa dikurangi
    – Mudah pengangkutannya
    Untuk bibit sebaiknya digunakan bibit yang terpilih dengan kualitas baik. Pembibitan dapat dilakukan sendiri , tetapi bibit juga bisa dibeli dari tempat penjual bibit. Benih atau bibit yang digunakan sebaiknya yang mempunyai sifat unggul.
  16. Penanaman
    

Apabila lahan sudah siap, maka bibit dapat segera ditanam. Yang perlu diperhatikan dalam penanaman adalah waktu tanam dan jarak tanam. Waktu tanam berkaitan erat dengan iklim. Ada tanaman yang cocok ditanam di musim penghujan, tetapi ada yang lebih baik bila ditanam di musim kemarau. Penanaman di luar musim (off season) dapat dilakukan dengan meningkatkan pemeliharaan dan perawatannya.
Di musim hujan air berlebihan dan ditanah-tanah sawah tidak banyak tanaman yang baik ditanam, kecuali padi. Sedang pada musim hutan tersebut, di tanah-tanah kering, walaupun suplai tanah air baik untuk banyak tanaman, akan tetapi cuaca yang lembab dan matahari jarang bersinar menyebabkan banyak serangan penyakit. Di musim kemarau, serangan hama lebih banyak mengancam, disamping terlalu sedikitnya suplai air, bahkan kadang-kadang kekeringan mengancam.
Bila pemilihan saat tanam telah tepat dan persiapan tanah telah dilakukan sebaik-baiknya (telah mengalami pembajakan, penggaruan dan pencangkulan dengan intensitas sesuai dengan sifat-sifat tanah), maka hal yang perlu ditentukan adalah jarak tanam.
Jarak tanam disesuaikan dengan morfologi tanaman dan tingkat kesuburan tanahnya. Mengatur jarak tanam berarti memberi ruang lingkup hidup yang sama/merata bagi setiap tanaman. Dengan mengatur jarak tanam ini akan diperoleh barisan-barisan tanaman yang teratur sehingga mudah dalam melakukan pengelolaan tanaman selanjutnya.
Berbagai keuntungan bertanam dengan jarak tanam yang teratur :
image
Gambar 2. Penanaman dengan jarak yang teratur

  1. Pertanaman tampak rapi, arah barisan dapat diatur
  2. Memudahkan dalam pemeliharaannya, misalnya dalam pemberian pupuk, penyiangan, pengendalian hama penyakit, dan sebagainya.
  3. Dengan jarak tanam yang teratur dapat ditentukan jumlah populasi tanaman tiap luas lahan sehingga kebutuhan bibit/benihnya dapat ditentukan sebelumnya.
    Pengaturan jarak tanam juga dimaksudkan agar tanaman dapat memperoleh kebutuhan hidupnya secara merata, khususnya dalam hal kebutuhannya akan air, unsur hara, dan cahaya matahari. Kecukupan akan ketiga faktor ini merupakan penentu besarnya hasil panen. Dengan demikian, jarak tanam akan mempengaruhi hasil tanaman. Masing-masing tanaman mempunyai jarak tanam yang optimum yang berbeda dengan tanaman lainnya. Penentuan jarak tanam yang tepat terhadap satu tanaman memerlukan penelitian.
    Jarak tanam akan mempengaruhi kerapatan tanaman atau jumlah populasi per unit area. Populasi tanaman mempengaruhi pertumbuhan relatif dan hasil bersih fotosintesis. Hal ini berhubungan erat dengan penangkapan energi cahaya, dan ketersediaan hara dan air dalam tanah. Dengan demikian kerapatan tanaman akan menentukan produksi tanaman. Hubungan antara produksi dengan populasi tanaman dinyatakan dalam hubungan parabolik yang merupakan fungsi kuadratik, seperti di bawah ini.
    Y = a + bX – cX2 Y = produksi (hasil per unit area)

Keterangan :
X = populasi tanaman
a, b, c = konstanta regresi

Distribusi tanaman, yaitu pengaturan letak tanaman pada sebidang tanah mempengaruhi keefisienan penggunaan cahaya. Arah barisan dapat digunakan untuk menggunakan cahaya secara efisien. Tanaman yang ditanam dengan arah barisan Timur-Barat menggunakan cahaya lebih efisien daripada dengan arah barisan Utara-Selatan. Dalam banyak keadaan, penggunaan arah barisan ditentukan oleh arah lereng ataupun teras-teras. Dilereng yang tidak berteras, sebaiknya barisan atau guludan tegak lurus arah lereng, di lereng yang berteras arah barisan sering sejajar lereng atau tegaklurus teras. Dengan lereng yang landai tak berteras dianjurkan bertanam menurut sistem “countur”, barisan-barisan tidak perlu lurus, dapat berkelok-kelok sesuai dengan keadaan bukit, tetapi harus sam tinggi (datar)