Apa yang anda ketahui terkait payudara manusia?

Payudara

Payudara (mamma) adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia, termasuk manusia. Berbeda dengan yang jantan, payudara mamalia betina memiliki kelenjar susu yang berfungsi untuk memompa susu bagi bayinya.

Bagaimana anatomi payudara manusia ?

image

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.

Anatomi Payudara

Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari daerah berwarna coklat yang disebut dengan areola.

Dekat dasar puting terdapat kelenjar sebaseus, yaitu kelenjar Montgomery, yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas. Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan alveolar, tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok alveolus yang bermuara ke dalam ductus laktiferus (saluran air susu ) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya untuk membentuk wadah penampungan air susu, yang disebut sinus laktiferus; kemudian saluran-saluran itu menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara diatas permukaanya.

Terdapat 15 sampai 20 kantung panghasil susu pada setiap payudara, yang dihubungkan dengan saluran susu yang terkumpul dalam puting. Sisa bagian dalam payudara terdiri dari jaringan lemak dan jaringan berserat yang saling berhubungan, yang mengikat payudara dan mempengaruhi bentuk dan ukuran. Terdapat juga pembuluh darah dan kelenjar getah bening pada payudara.

Ukuran payudara berkolerasi dengan pengaruh genetika, diet dan hormon. Payudara pasca menopause tetap memperlihatkan hilangnya lemak parenkim dan involusi komponen kelenjar proliferatif berat antara 150-225 gram, sedang payudara laktasi beratnya lebih 500 gram.

Pada wanita perkembangan payudara aktif, pada pria kelenjar dan duktus mammae tetap rudimeter dan kurang berkembang dengan ductus pendek dan asinus berkembang tidak sempurna.

Payudara adalah organ tubuh wanita yang paling peka terhadap gangguan keseimbangan hormonal. Payudara juga merupakan organ tubuh yang labil dan sangat sensitif terhadap pengaruh hormonal. Akibatnya payudara menjadi bagian organ tubuh yang paling sering terpengaruh berbagai kondisi patologis yang ada hubungannya dengan hormon, terutama estrogen.

Akibat pengaruh hormonal inilah payudara cenderung untuk mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak (benigna) maupun yang ganas (maligna). Neoplastik yang ganas banyak dijumpai pada wanita dalam kurun reproduksi aktif dan jarang ditemui pada wanita sebelum adolesensi.

Anatomi

Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu jaringan kelenjar dan jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi lobus dan duktus. Sedangkan jaringan stromal meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Payudara terdapat dalam fasia superfisialis dinding torak ventral yang berkembang menonjol tegak dari subklavikula sampai dengan costae atau intercostae kelima sampai keenam (Haryono et al. , 2011; Moore et al. , 2009).

image
Gambar Anatomi mammae anterior

Perdarahan jaringan payudara berasal dari arteri perforantes anterior yang merupakan cabang dari arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis, dan arteri interkostalis posterior. Sedangkan, sistem limfatik payudara terdiri dari pleksus subareola dan pleksus profunda. Pleksus subareola mencakup bagian tengah payudara, kulit, areola dan puting yang akan mengalir kearah kelenjar getah bening pektoralis anterior dan sebagian besar ke kelenjar getah bening aksila. Pleksus profunda mencakup daerah muskulus pektoralis menuju kelenjar getah bening rotter , kemudian ke kelenjar getah bening subklavikula atau route of Grouzsman , dan 25% sisanya menuju kelenjar getah bening mammaria interna (Soetrisno, 2010).

image
Gambar Sistem limfatik mammae

Persarafan sensorik payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan cabang saraf interkostalis kedua sampai keenam sehingga dapat menyebabkan penyebaran rasa nyeri terutama pada punggung, skapula, lengan bagian tengah, dan leher (Moore et al. , 2009).

Histologi

Payudara terdiri dari 15 sampai 25 lobus kelenjar tubuloalveolar yang dipisahkan oleh jaringan ikat padat interlobaris. Setiap lobus akan bermuara ke papila mammae melalui duktus laktiferus. Dalam lobus payudara terdapat lobulus–lobulus yang terdiri dari duktus intralobularis yang dilapisi oleh epitel kuboid atau kolumnar rendah dan pada bagian dasar terdapat mioepitel kontraktil. Pada duktus intralobularis mengandung banyak pembuluh darah, venula, dan arteriol (Eroschenko, 2008).

image
Gambar Histologi Mammae

image
Gambar Predileksi lesi payudara

Fisiologi

Secara fisiologi, unit fungsional terkecil jaringan payudara adalah asinus. Sel epitel asinus memproduksi air susu dengan komposisi dari unsur protein yang disekresi apparatus golgi bersama faktor imun IgA dan IgG, unsur lipid dalam bentuk droplet yang diliputi sitoplasma sel. Dalam perkembangannya, kelenjar payudara dipengaruhi oleh hormon dari berbagai kelenjar endokrin seperti hipofisis anterior, adrenal, dan ovarium. Kelenjar hipofisis anterior memiliki pengaruh terhadap hormonal siklik follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron yang merupakan hormon siklus haid. Pengaruh hormon siklus haid yang paling sering menimbulkan dampak yang nyata adalah payudara terasa tegang, membesar atau kadang disertai rasa nyeri. Sedangkan pada masa pramenopause dan perimenopause sistem keseimbangan hormonal siklus haid terganggu sehingga beresiko terhadap perkembangan dan involusi siklik fisiologis, seperti jaringan parenkim atrofi diganti jaringan stroma payudara, dapat timbul fenomena kista kecil dalam susunan lobular atau cystic change yang merupakan proses aging (Soetrisno, 2010; Sabiston, 2011).

Patologi

Pada dasarnya kelainan patologi payudara dapat digolongkan menjadi empat golongan besar yaitu kelainan kongenital, infeksi, kelainan akibat ketidakseimbangan hormonal, dan neoplasma (Soetrisno, 2010). Kelainan kongenital tidak diketahui dengan pasti etiologinya, tetapi segala sesuatu yang bersifat menimbulkan kegagalan secara total maupun parsial perkembangan somatik payudara akan berakibat kurang atau gagalnya pembentukan komponen payudara. Kelainan kongenital dapat berupa agenesis, hipoplasia dan hipotrofi, polythelia atau jumlah puting susu yang berlebihan, polymastia atau terdapat lebih dari sepasang payudara, dan lain–lain (Fadjari, 2012).

Kelainan payudara akibat ketidakseimbangan hormon terutama hormon estrogen disebut hyperestrenisme . Kelainan ini akan menimbulkan penyimpangan pertumbuhan dan komponen jaringan payudara yang disebut mammary dysplasia pada wanita dan gynecomastia pada pria. Bila terdapat bentuk kista yang tidak teratur baik letak maupun ukurannya dan disertai peningkatan unsur jaringan ikat ekstralobular akan didapatkan fibrokistik payudara (Soetrisno, 2010).

Lesi jinak pada wanita terbanyak adalah fibroadenoma yang terjadi pada rentang usia 20–55 tahun. Sedangkan lesi ganas terbanyak adalah karsinoma duktal invasif dengan prevalensi pada umur lebih dari 45 tahun dan pada masa menopause. Sebagian besar lesi mamma terdiri dari satu atau lebih benjolan yang bentuk dan ukuran sangat bervariasi. Benjolan ini dapat berbatas tegas maupun tidak, nodul tunggal atau multipel, lunak atau keras, dapat digerakkan dari dasarnya atau tidak. Hal ini yang dapat membantu membedakan lesi jinak atau lesi ganas pada payudara (Underwood & Cross, 2010; Utami et al., 2014).