Apa yang Anda ketahui tentang teori konjungtur riil?

Apa yang Anda ketahui tentang teori konjungtur riil ?

Apa yang Anda ketahui tentang teori konjungtur riil ?

2 Likes

Teori konjungtur rill atau real business cycle theory dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi yang tidak dapat menerima pandangan pelopor golongan Klasik Baru, yaitu Robert Lucas mengenai penyebab konjungtur. Walau bagaimanapun mereka masih tetap menyokong landasan-landasan utama dari teori golongan Klasik Baru, yaitu:

  • Setiap pelaku kegiatan ekonomi akan bertindak secara rasional dan berusaha memaksimumkan hasil usahanya.
  • Persaingan sempurna akan selalu berlaku dalam setiap pasar termasuk pasaran tenaga kerja, dan akan selalu menimbulkan keseimbangan di antara permintaan dan penawaran di pasaran.

Oleh kerana analisisnya didasarkan kepada landasan teori yang sama dengan golongan Klasik Baru, akan tetapi mereka berbeda pendapat dalam menerangkan penyebab fluktuasi kegiatan perekonomian, maka yang mengemukakan teori konjungtur rill adakalanya digolongkan sebagai generasi kedua golongan Klasik Baru. Yang mula-mula mengembangkan teori konjungtur rill adalah Robert G. King dan Charles Plosser dalam tulisannya: “Money, - Credit and Prices in a Real Business Cycle Model” (American Economic Review, volume 74, Juni 1984).

Penyebab Konjungtur: pandangan Teori Konjungtur Riil

Apabila diperhatikan pokok pandangan yang dikemukakan oleh golongan Keynesian, golongan Monetaris dan golongan Klasik Baru mengenai konjungtur, maka secara umum dapatlah dikatakan bahwa pendapat mereka mempunyai satu persamaan penting, yaitu: teoriteori tersebut berpendapat bahwa fluktuasi kegiatan ekonomi terutama disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam permintaan agregat. Perbedaan utama dari pandangan mereka terdapat pada bentuk proses penyesuaian yang akan berlaku dalam jangka panjang. Golongan Monetaris dan Klasik Baru berpendapat, dalam jangka panjang sistem pasaran bebas akan mampu mengembalikan tingkat kegiatan ekonomi ke taraf tingkat kesempatan kerja penuh. Sedangkan golongan Keynesian berpendapat, apabila perekonomian menghadapi masalah pengangguran (atau inflasi), kebijakan pemerintah perlu dijalankan untuk mengatasinya.

Pandangan yang menekankan perubahan-perubahan permintaan agregat sebagai sumber fluktuasi dikritik oleh ahli-ahli ekonomi yang mengembangkan teori konjungtur riil. Menurut mereka fluktuasi kegiatan ekonomi, kesempatan kerja dan pendapatan nasional disebabkan oleh perubahan-perubahan di segi penawaran dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Menurut penyokong teori konjungtur riil, fluktuasi kegiatan ekonomi disebabkan oleh faktor-faktor rill (dan bukan kewangan dan perbelanjaan) seperti perkembangan teknologi, perubahan-perubahan cuaca dan alam sekitar, perubahan harga riil barang-barang yang diimport (anda tentu masih ingat penyebab stagflasi), perubahan pajak yang dipungut pemerintah, dan suasana dunia perniagaan pada keseluruhannya. Juga perubahan sikap pekerja (misalnya bersedia bekerja dengan lebih keras dan sungguh-sungguh), menurut teori konjungtur riil, dapat menimbulkan fluktuasi kegiatan ekonomi. perubahan-perubahan kegiatan ekonomi dalam jangka pendek ditentukan oleh faktor-faktor riil. Untuk melihat bagaimana faktor rill menimbulkan fluktuasi kegiatan ekonomi, dalam uraian berikut berturut-turut akan diperhatikan efek perkembangan teknologi dan efek dari cuaca buruk yang mempengaruhi produksi sektor pertanian.

Kebijakan Pemerintah dan Kegiatan Ekonomi

Pandangan-pandangan yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi yang mengembangkan teori konjungtur riil sangat bersamaan dengan pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik. Seperti telah dapat dilihat dari analisis di atas, penentuan kegiatan ekonomi sepenuhnya ditentukan oleh segi penawaran, yaitu ditentukan oleh faktor-faktor riil. Faktor moneter tidak ada pengaruhnya sama sekali ke atas penentuan tingkat pendapatan nasional riil. Sesuai dengan pandangan ini, ahliahli ekonomi yang mengembangkan teori konjungtur riil tidak melihat perlunya kebijakan moneter dalam mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi, kesempatan kerja dan tingkat pendapatan nasional riil. Menurut mereka perubahan penawaran uang tanpa diikuti oleh perubahan faktor-faktor rill hanya akan mempengaruhi tingkat harga. Maka, apabila kebijakan moneter yang bersifat ekspansi berlaku dalam keadaan di mana faktor-faktor riil tidak mengalami perubahan, inflasi akan berlaku.

Pandangan teori konjungtur riil adalah lebih positif dalam menilai kebijakan fiskal. Menurut pendapat mereka, kebijakan-kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi faktor-faktor riil akan mewujudkan perubahan dalam kegiatan ekonomi. Sebagai contoh, pengurangan pajak kepada individu dan perusahaan akan dapat menambah penawaran tenaga kerja dan menggalakkan investasi yang diikuti oleh perkembangan teknologi. Perubahan-perubahan seperti ini akan menambah kesempatan kerja dan pendapatan nasional riil. Kebijakan fiskal yang menghindari defisit dalam anggaran belanja pemerintah merupakan langkah fiskal lain yang mempunyai efek yang positif terhadap kegiatan ekonomi. Tanpa adanya defisit, sektor perusahaan tidak menghadapi saingan dalam memperoleh dana dan ini memberikan insentif kepada pengusaha untuk melakukan investasi dan megembangkan teknologi yang lebih canggih. Maka ekspansi kegiatan ekonomi akan berlaku.

Referensi

Muchtolifah. Ekonomi Makro. Surabaya: Penerbit Unesa University Press.