Apa yang anda ketahui tentang tanaman Kantung Semar?

Kantung semar

Kantung semar merupakan salah satu tumbuhan yang hidup di Malaysia, Filipina, Sri Lanka, hingga Indonesia (Sumatera dan Kalimantan). Kantung semar terkenal karena tanamakan yang dapat “memakan serangga”.

Evolusi
Kenji Fukushima, dari State University of New York melakukan penelitian kepada tiga jenis kantung semar, yakni Cephalotus follicularis dari Australia, Sarracenia purpurea dari Amerika Serikat, dan Nepenthes alata dari Asia.
Dari hasil penelitian itu diketahui, bahwa kantung semar memerlukan gizi (fosfor dan nitrogen) untuk hidup. Tapi, kebanyakan kantung semar tinggal di lingkungan yang kurang gizi. Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, kantung semar pun berevolusi menjadi tanaman pemakan serangga. Dengan mengonsumsi serangga, kebutuhan gizi kantung semar pun bisa terpenuhi.

Mengubah protein
Kantung semar memiliki protein yang digunakan untuk menangkal penyakit. Tapi, setelah berevolusi, protein itu diubah menjadi enzim (cairan) yang bisa membantu mencerna serangga yang terperangkap.enzim yang dimiliki kantung semar itu ada dua jenis, yakni kitinase (cairan ini bertugas memecah rangka keras milik serangga) dan asam fosftase (cairan ini bertugas menyerap kandungan fosfor yang ada di dalam serangga).

Jebakan
Kantung semar bisa menghasilkan nektar. Nektar itu akan menari perhatian serangga untuk datang. Serangga yang datang akan terpeleset, karena kantung semar memiliki daun berlapis lilin. Jika serangga sudah masuk ke dalam perutnya, proses pencernaan pun akan segera dimulai.

sumber : http://bobo.grid.id/Sains/Flora-Dan-Fauna/Mengapa-Kantung-Semar-Memakan-Serangga

Kata Nephentes berasal dari bahasa Latin, yang berarti gelas anggur. Nama tersebut pertama kali digunakan oleh J.P. Bryne pada tahun 1689, ketika membuat deskripsi berbagai jenis tumbuhan yang berasal dari Srilangka. Kantung semar termasuk pada divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, subkelas Dilleniidae, ordo Nepenthales, famili Nepenthaceae dan genus Nephentes . Beberapa spesies Nephentes diantaranya: N . bicalcarata, N . ampullaria dan N . rafflesiana (Mansur, 2007).

Nepenthes adalah genus tunggal dalam Nepenthaceae dan terdiri dari 82 spesies yang terdistribusi di seluruh dunia. Indonesia memiliki keanekaragaman Nepenthes tertinggi di dunia, 53 spesies Nepenthes terdapat di Indonesia dan 31 dari 53 spesies tersebar di pulau Sumatera (Clarke, 2001). Kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara memiliki 7 spesies Nepenthes spp. diantaranya: N . reinwardtiana, N . tobaica, N . spectabilis, N . rhombicaulis, N . rigidifolia, N . reinwardtiana x N . spectabilis dan N . tobaica x N . reinwardtiana (Dariana, 2009).

Kantung semar tumbuh di tanah yang miskin unsur hara, seperti di tanah kapur, tanah berpasir, tanah merah, dan tanah gambut. Pada umumnya, jenis tanah tersebut kekurangan unsur nitrogen dan fosfor. Kekurangan unsur hara menyebabkan tumbuhan tersebut mengubah ujung sulur daunnya menjadi kantung untuk menangkap serangga atau binatang kecil sebagai sumber nutrisinya. Sulur daunnya dapat mencapai permukaan tanah atau menggantung pada cabang-cabang ranting pohon yang berfungsi sebagai pipa penyalur nutrisi dan air (Mansur, 2007).

Permukaan bagian dalam kantung dilapisi oleh lilin kristal ( crystal wax) yang membuat serangga atau binatang kecil tergelincir masuk dan tidak mampu keluar dari kantung. Penelitian terhadap struktur lilin menggunakan mikroskop elektron menunjukkan adanya platelet lilin yang menonjol tegak lurus terhadap permukaan kantung. Pemeriksaan karakter fisikokimia menunjukkan lilin tersebut tersusun dari campuran polimer alifatik yang didominasi rantai aldehid yang sangat panjang (Riedel et al. , 2003). Bagian dalam kantung terdapat kelenjar multiseluler dengan cairan viskoelastis untuk mempertahankan dan mendegradasi mangsa yang tertangkap terutama serangga (Gorb et al ., 2004). Terdapat sekitar 6000 kelenjar pencernaan/cm2 di dalam kantung yang berperan dalam merangsang bahan kimia, sekresi enzim pencernaan, dan penyerapan nutrisi (Owen et al ., 1999).

Karakter yang khas dari cairan kantung adalah aktivitas enzim yang berasal dari tumbuhan atau mikroba yang ada di dalam. Kepadatan bakteri dari cairan kantung sekitar 7 x 106-2,2 x 108 sel/ml dan terdapat aktivitas enzim yang tinggi yaitu asam fosfatase, β-D-glukosidase, and β-D-glukosaminidase. Enzim yang terikat pada bakteri dan partikel organik berkontribusi secara signifikan terhadap aktivitas total enzim (Takeuchi et al ., 2011). Cairan kantung yang tertutup tumbuhan kantung semar memiliki pH dalam kisaran netral (pH 7-7,5) dan sedikit memiliki aktivitas proteolitik. Sementara itu, kondisi cairan menjadi lebih asam dan mengandung protease berupa pepsin pada kantung yang terbuka (Amagase, 1972). Di dalam cairan kantung ditemukan adanya aktivitas yang kuat dari asam, alkali fosfat, fosfoamidase, esterase C4, dan esterase C8. Eksresi sebuah proton (ion H+) dari ion NH4+ akan menyebabkan pH cairan kantung menurun (Higashi et al ., 1993).

Jika dibandingkan antara keragaman bakteri dari cairan kantung dan permukaan daun tumbuhan kantung semar, maka komunitas bakteri yang ada di dalam cairan jauh lebih beragam. Hal ini dapat disebabkan lingkungan cairan kantung lebih kaya nutrisi dibandingkan dengan permukaan daun. Komunitas bakteri dari cairan kantung mulai berkembang saat penutup kantung mulai terbuka, kontak dengan udara, partikel tanah, dan serangga serta melakukan seleksi untuk komunitas barunya (Yogiara, 2004). Isolat bakteri dari cairan kantung tumbuhan kantung semar yang memiliki kemampuan antibakteri terhadap Escherichia coli dan Bacillus subtilis adalah Bacillus thuringiensis serotype H46 . dan Clavibacter/ Microbacterium (Sulistyaningsih, 2008).