Apa yang Anda ketahui tentang seni musik karawitan?

Apa yang Anda ketahui tentang seni musik karawitan?

Seni karawitan merupakan salah satu seni yang tumbuh subur di kalangan masyarakat Jawa. Seni Karawitan sering dikaitkan dengan ranah lingkup seni pertunjukan yang lain, seperti tari, wayang (kulit dan orang), ketoprak, dan lain-lain. Alat musik karawitan dimainkan dengan memadukan beberapa komponen musik seperti balungan, genong, gong, gendang dan lain sebagainya.

Apa yang Anda ketahui tentang seni musik karawitan?

1 Like

Karawitan merupakan salah satu cabang seni suara yang menggunakan laras slendro
dan atau pelog baik suara manusia maupun suara gamelan, atau ricikan. Pengertian
karawitan pernah berkembang lebih luas dari pada pengertian di atas yang
memasukkan seni ukir, tari, pedalangan, seni suara, dan lain-lain. Hal ini disebabkan
karena kata karawitan menurut asal katanya diartikan sebagai “rawit” yang berarti rumit atau berbelit-belit. Akan tetapi, “rawit” juga diartikan sebagai sesuatu yang halus, cantik, berliku-liku, enak dan indah (Purwadi dan Widayat, 2006). Dengan demikian, dari dua arti tersebut menunjukkan bahwa seni karawitan berhubungan dengan sesuatu yang halus dan rumit. Kehalusan dan kerumitannya tampak dalam sajian gending maupun alunan irama lainnya.

Suhastjarja (2011) turut mendefinisikan seni karawitan sebagai musik Indonesia yang berlaras non diatonis yang garapan-garapannya sudah menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, sifat pathet, dan aturan garap dalam bentuk instrumentalia, vokalis, dan campuran.

Apa yang Anda ketahui tentang seni musik karawitan?

Seni karawitan adalah salah satu seni yang tumbuh subur di kalangan masyarakat Jawa dan sering dikaitkan dengan ranah lingkup seni pertunjukan yang lain, seperti tari, wayang (kulit dan orang), ketoprak, dan lain-lain. Di Indonesia, khususnya pulau Jawa, beragam gaya dikenal dalam karawitan. Gaya ini berhubungan dengan wilayah dimana karawitan berkembang. Adapun di antaranya adalah karawitan gaya Yogyakarta, gaya Surakarta, gaya Banyumas, gaya Surabaya (Jawa Timur), gaya Sunda, gaya Bali, dan sebagainya. Berbagai macam gaya tadi mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang khusus, baik dalam jenis gendhing, gamelan, maupun cara memainkannya.

Dilihat dari jenis-jenisnya, seni karawitan terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

  1. Karawitan Sekar
    Karawitan sekar lebih mengutamakan unsur vokal atau suara. Bagus tidaknya penampilan sekar sangat bergantung pada keahlian vokalis membawakan "sekar"nya. Sekar sendiri diartikan sebagai pengolahan vokal yang khusus dilakukan untnuk menimbulkan rasa seni yang erat berhubungan dengan indra pendengaran.
    Sekar berbeda dengan berbicara biasa. Lantunan sekar memiliki cita rasa seni yang sangat dalam. Meskipun demikian, sekar sangat erat dengan ragam bicara atau dialek.

  2. Karawitan Gending
    Karawitan gending lebih mengutamakan unsur instrumen atau alat musik dalam penyajiannya. Macam-macam alat gending/instumen dalam karawitan cukup banyak, antara lain adalah saron, demung, kendang, gong, dan bonang.

  3. Karawitan Sekar Gending
    Karawitan sekar gending merupakan salah satu bentuk kesenian gabungan antara karawitan sekar dan gending. Dalam penyajiannya, karawitan jenis ini menampilkan vokal dan instrumen secara bersamaan agar menghasilkan karawitan yang bagus.

Untuk jenis karawitan dibidang musik, dasar penulisannya terdiri atas tiga tingkatan sebagai berikut: (1) Penulisan musik dengan menggunakan medium tradisi dan idiom
tradisi; (2) Penulisan musik dengan menggunakan medium tradisi tetapi dengan idiom baru; (3) Penulisan musik dengan menggunakan medium baru dan idiom baru (Hastanto, 1997).

Referensi

Purwadi, dan Widayat, A. 2006. Seni Karawitan Jawa. Ungkapan Keindahan dalam Musik Gamelan. Yogyakarta : Hanan Pustaka.

Hastanto, S., 1997. “Pendidikan Karawitan: Situasi dan Angan-angan,” dalam Jurnal Seni.
Surakarta: STSI, Edisi Maret.

Suhastjarja, 2011. “Mengenal Seni Karawitan.

Karawitan berasal dari kata rawit yang berarti kecil, halus atau rumit dan di Jawa sering juga menyebut bahwa salah satu jenis bebunyian yang dianggap tua dan masih bertahan hidup dan berkembang sampai sekarang. Istilah karawitan nampaknya merupakan istilah yang paling baru dan sering juga digunakan untuk menyebut berbagai jenis musik lainya yang memiliki sifat, karakter, konsep, cara kerja atau aturan yang mirip dengan musik karawitan (tradisi) Jawa.

Walaupun musik-musik itu bukan musik jawa dan bukan juga musik yang berkembang atau hidup di Jawa, karawitan juga dapat mewadahi beberapa cabang seni yang memiliki karakter tertentu. Konon di lingkungan keraton surakarta pernah juga digunakan sebagai lambang. Yang dalam hal ini juga sebagai payung dari beberapa cabang kesenian (ukir, tatah, sungging, pedalangan, tari dan karawitan).

Seiring dengan lajunya pertumbuhan dan perkembangan, karawitan yang tidak saja hidup di Jawa tetapi juga di berbagai penjuru Dunia yang begitu cepat dan meluas, maka makna karawitan menjadi semakin meluas juga. Bahkan festival gamelan digelar dan pertama kali diselenggarakan di luar negeri, tepatnya di Von Couver, B.C. Canada pada tahun 1986. Dengan demikian maka, pencitraan dan pemaknaan karawitan secara umum telah berkembang dan diperluas melingkupi genre musik “baru” tradisi atau modern yang merujuk pada karakteristik atau lisan dengan dilandasi oleh semangat kebersamaan dan kekeluargaan serta mengutamakan pendekatan dan ungkapan rasa lebih dari pada nalar atau pikir.

Sedangkan pengertian karawitan yang lebih sempit atau khusus dan konvesional oleh kalangan tertentu menyebutkan suatu jenis suara atau musik yang mengandung salah satu atau dua unsur sebagai berikut :

  1. Menggunakan alat musik gamelan sebagian atau seluruhnya baik berlaras slendro atau pelog.
  2. Menggunakan laras (tangga nada) slendro dan pelog baik instrument gamelan atau non gamelan (vokal).