Apa yang anda ketahui tentang Rukun Ihsan?

Allah

Rukun merupakan sesuatu pekerjaan yang harus dimulai sebelum melakukan pekerjaan. Rukun juga dapat dikatakan sebagai sendi atau dasar untuk melakukan sesuatu. Apa yang anda ketahui tentang Rukun Ihsan?

Allah memerintah kepada orang-orang yang beriman agar bertaqwa kepada Allah. Berarti sesudah Manusia beriman masih ada perintah lanjutan, yaitu perintah agar bertaqwa kepada Allah. Merujuk pada hadits yang diriwayatkan Muslim No.1, Terjemahan Shahih Muslim halaman 1-2 tentang Islamul Kaffah. Bahwa pertanyaan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad berjumlah 3 (tiga), pertama tentang Islam, kedua tentang Iman, ketiga tentang Ikhsan. Dari urutan pertanyaan Malaikat tersebut jelas terdapat pelajaran, bahwa pertama manusia wajib menjalankan rukun Islam untuk mencapai predikat sebagai Muslim, yaitu orang-orang yang berserah diri, tahap kedua manusia wajib menjalankan rukun Iman dan cabang Iman serta ranting-ranting Iman untuk mencapai predikat Mukmin, yaitu orang-orang yang beriman, adapun tahap ketiga manusia wajib menuntut Ikhsan yaitu medan keilmuan didalam Islamul Kaffah untuk mencapai predikat sebagai Mukhsin, yaitu orang-orang yang mengenal Allah.

Allah memerintahkan orang beriman yaitu Mukmin untuk bertaqwa kepada Allah. Berarti taqwa adalah merupakan rukun Ihsan yang pertama. Adapun untuk memberi kejelasan sempurna tentang definisi taqwa, maka merujuk surat Al Baqarah ayat 282, yaitu orang bertaqwa adalah orang yang mendapat pelajaran atau didikan langsung dari Allah.

“Dan bertaqwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Baqarah ayat 282)

Selanjutnya kita mengikuti pelajaran tentang Ihsan merujuk pada Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 11.

“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertaqwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.” (Al Maidah ayat 11)

Firman Allah ini menjelaskan bahwa sesudah seseorang bertaqwa, Allah masih memerintah melakukan tahap lanjutan yaitu tawakal. Perhatikan kalimat “Bertaqwalah” dan berlanjut pada kalimat“Bertawakkal”. Dan kini menjadi jelas bahwa taqwa adalah rukun Ikhsan yang pertama, adapun tawakal menjadi rukun yang kedua.

Apakah masih ada rukun Ihsan selanjutnya ?, baiklah kita merujuk pada firman Allah Surat Shaad ayat 82-83

"Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,”
“Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.”

Firman Allah ini mengajarkan bahwa Iblis La’natullah bersumpah dihadapan Allah untuk menyesatkan seluruh manusia, tetapi Iblis La’natullah sendiri yang menyatakan bahwa ia tidak mampu menyesatkan Mukhlisina Lahuddin. Berarti ini suatu kejelasan bahwa tingkat Mukhlis adalah maqom tertinggi disisi Allah dan dapat dipastikan bahwa ia merupakan rukun Ikhsan yang ketiga.

Maka sebagai kesimpulan bahwa rukun Ikhsan ada tiga perkara, yang pertama taqwa, yang kedua tawakal dan yang ketiga ikhlas atau Mukhlis. Mengapa Allah dan Rasul-Nya dalam urusan Ihsan tidak menjelaskan secara rinci sebagaimana dijelaskannya tentang rukun Islam dan rukun Iman, itu ketentuan atau ketetapan Allah dan Rasul-Nya karena untuk menuntut Ihsan yaitu dimensi keilmuan dalam Islamul Kaffah, Allah dan Rasul-Nya telah mensunnahkan agar manusia menuntut dimensi Ihsan ini kepada orang Alim pewaris Nabi. Perhatikan dua buah ayat Al Qur’an yaitu, surat Al Anbiya ayat 73 dan surat As Sajadah ayat 24.

“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai Imam-Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah,” (Q.S. Al Anbiya ayat 73)

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu Imam-Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.” (Q.S. As Sajadah ayat 24)

Dua ayat Al Qur’an tersebut mengajarkan kepada siapa kita wajib menuntut Ikhsan, yaitu kepada para Imam yang tugas mereka memberi petunjuk atau mengajar manusia dan mereka adalah orang-orang yang dituntun wahyu. Perhatikan kalimat “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai Imam-Imam”. Pada kalimat “Kami telah manjadikan mereka itu sebagai Imam-Imam”, kalimat ini merupakan penjelasan bahwa para Imam diangkat oleh Allah bukan diangkat atau disyahkan oleh manusia. Selanjutnya pada kalimat “yang memberi petunjuk dengan perintah Kami” mempunyai makna bahwa para Imam memberi petunjuk atau ajaran kepada manusia yaitu jama’ahnya, bukan dengan kemampuan akal atau kecerdasannya. Tetapi para Imam memberi petunjuk kepada manusia dengan perintah atau petunjuk Allah. Adapun kalimat “Dan telah kami wahyukan kepada mereka” memberikan kejelasan yang pasti bahwa para Imam tersebut benar-benar mampu menerima wahyu, yang dengan tuntunan wahyu itulah mereka mengajar manusia.