Apa yang anda ketahui tentang Rajaputri Suhita : Raja perempuan terakhir di tanah Jawa ?

Rajaputri Suhita

Rajaputri Suhita merupakan pemimpin kerajaan Majapahit yang ke sembilan. Ia merupakan Raja perempuan terakhir di tanah Jawa.

Apa yang anda ketahui tentang Rajaputri Suhita ?

Rajaputri Suhita adalah penguasa Majapahit yang memerintah tahun 1429-1447 M, bersama suaminya yang bernama Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja. Rajaputri Suhita merupakan anak dari Wikramawardhana dengan Rajaputri Kusumawardhani, sehingga Rajaputri Suhita merupakan cucu dari Raja Hayam Wuruk.

Menurut versi lainnya, sepeninggal Rajaputri Kusumawardhani, raja yang bertahta di kerajaan Majapahit adalah Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja. Rajaputri Suhita baru naik tahta setelah kematian Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja, sehingga pemerintahan Rajaputri Suhita adalah pada tahun 1437-1447 M

Selama era kepemimpinannya, bersama-sama dengan suaminya,Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja, Rajaputri Dyah Suhita bersemangat untuk menghidupkan kembali kearifan lokal yang sempat terabaikan selama kekacauan yang terjadi di kerajaan Majapahit akibat adanya perang Paregreg pada pemerintahan Rajaputri Kusumawardhani

R. Soekmono dalam Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2 (2002) menuliskan, masa pemerintahan Dyah Suhita ditandai berkuasanya kembali anasir-anasir Indonesia (Nusantara). Berbagai tempat pemujaan didirikan di lereng-lereng gunung, dan bangunan-bangunan (candi) itu disusun sebagai punden berundak-undak, misalnya di lereng Gunung Penanggungan, Gunung Lawu, dan sebagainya

Rajaputri Suhita muncul dalam kronik Cina dari Kuil Sam Po Kong sebagai Su-king-ta, yaitu raja Majapahit yang mengangkat Gan Eng Cu sebagai pemimpin masyarakat Cina di Tuban dengan pangkat A-lu-ya. Tokoh Gan Eng Cu ini identik dengan Arya Teja, kakek Sunan Kalijaga.

Pada tahun 1447, Rajaputri Suhita meninggal duni. Karena tidak memiliki putra mahkota, Rajaputri Suhita digantikan adiknya, Dyah Kertawijaya, sebagai raja kerajaan Majapahit selanjutnya.

Referensi :

Siwi Sang, GIRINDRA: Pararaja Tumapel-Majapahit, Pena Ananda Indie Publishing, Desember 2013.