SUNNAH PUASA
Disunnahkan bagi orang yang sedang berpuasa memperhatikan beberapa adab berikut ini:
1. Segera berbuka, bila matahari telah betul-betul terbenam.
Dari Sahl bin Sa‟ad, bahwa Nabi SAW bersabda:
”Ummat manusia ini akan senantiasa dalam kebaikan selama ia menyegerakan buka puasa.” [HR. Bukhari dan Muslim]
- Berbuka dengan kurma, bila tidak ada maka dengan air.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Salman bin ‟Amir, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
”Bila salah seorang di antara kalian berbuka maka hendaknya ia berbuka dengan kurma, dan bila ia tidak menemukannya maka hendaklah ia berbuka dengan air, karena sesungguhnya air itu sesuatu yang bisa mensucikan.” [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, ia berkata: Ia adalah hadits hasan shahih]
3. Berdo’a di sepanjang siang.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA., bahwa Nabi SAW bersabda: ٌ
”Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: Orang yang berpuasa sampai ia berbuka, imam yang adil, dan orang yang terdhalimi.” (HR. Tirmidzi, ia berkata: ini hadits hasan)
Khususnya menjelang berbuka, sebagaimana telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abdullah bin ‟Amr bin ‟Ash, bahwa Nabi SAW bersabda:
”Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa -di kala berbukaada do’a yang tidak tertolak.”
Maka hendaknya seseorang berdo‟a mengenai apa saja yang ia inginkan, baik untuk agamanya, dunianya, dan akhiratnya, untuk dirinya, kedua orangtuanya, dan kaum muslimin. Sedangkan do‟a terbaik di kala berbuka adalah do‟a yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar Ra., ia berkata: ”Adalah di kala berbuka Nabi SAW. berdo‟a:
َ
”Semoga hilang rasa haus, otot-otot menjadi segar, dan pahala terwujudkan. Insya Allah.” [HR. Abu Dawud dan Ad-Daruqutni, ia meng-hasan-kan sanadnya, dan al-Hakim, ia berkata: Shahih, sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh al-Bukhari]
4. Makan sahur.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Anas RA., bahwa Rasululah SAW. bersabda:
”Makan sahurlah kalian. Karena dalam makanan sahur itu terdapatkan barakah.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Dan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh ‟Amr bin ‟Ash, bahwa Rasululah SAW. bersabda:
”Pembeda antara puasa kita dan puasanya Ahlul kitab (Yahudi & Nasrani) adalah makan sahur.” [HR. Muslim]
Sedangkan waktunya sahur adalah: antara tengah malam sampai terbitnya fajar.
Dan dianjurkan mengakhirkan sahur dengan sekira selesai dari makan dan minum saat fajar hampir tiba. Ibnu Malik meriwayatkan, bahwa Nabi SAW dan Zaid bin Tsabit makan sahur, dikala beliau berdua selesai dari sahurnya maka Nabi berdiri dan melakukan shalat. Kami bertanya kepada Anas:”Berapa lama jarak antara selesainya beliau berdua dari sahur dan pelaksanaan shalat?” Ia menjawab:”Kira-kira waktu yang cukup untuk membaca 50 ayat.” (HR. Bukhari)
5. Bermurah hati.
6. Memperbanyak membaca dan Mudarasah al-Qur‟an,
Memperbanyak membaca dan Mudarasah al-Qur‟an, yaitu: seseorang membaca al-Qur‟an dan yang lain mendengarnya, demikian secara bergantian. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA., ia berkata:
”Rasulullah SAW. adalah merupakan manusia paling bermurah hati. Dan beliau akan lebih bermurah hati dalam bulan Ramadlan, di saat berjumpa dengan malaikat Jibril. Adalah malaikat Jibril menjumpai beliau tiap-tiap malam dari bulan Ramadlan, lalu beliau berdua ber-mudarasah al Qur‟an. Maka, sesungguhnya Rasulullah SAW -di kala dijumpai malaikat Jibril- lebih bermurah hati dari pada angin yang kencang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Bangun (untuk beribadah) di malam-malam Ramadlan dan shalat Tarawih.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA., adalah Rasulullah SAW mentarghib (memberikan dorongan) agar bangun (untuk beribadah) di malam-malam Ramadlan, dengan tanpa mewajibkannya. Dan beliaupun bersabda:
”Barangsiapa bangun (untuk beribadah) di (malam-malam) Ramadlan dengan dasar iman dan mengharap balasan dari Allah semata, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah berlalu.” [Muttafaq ‟alaih]
Dan barangsiapa melakukan shalat Tarawih dengan semestinya (mengikuti aturan agama, bukan mengikuti kehendak nafsunya, pent.), maka ia berarti telah bangun (untuk beribadah) di (malam-malam) Ramadlan.
8. Menjaga diri dari keinginan nafsu
Menjaga diri dari keinginan nafsu, karena inilah rahasia dan maksud puasa yang paling besar. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA., bahwa Nabi SAW bersabda:
”Bila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan dan bertindak bodoh. Oleh karena itu, bila ada seseorang yang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, maka hendaknya ia mengucapkan: ”Sesungguhnya saya sedang berpuasa. Sesungguhnya saya sedang berpuasa.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Diriwayatkan pula darinya, bahwa beliau SAW. bersabda:
”Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dan tindakan bohong, maka Allah tidaklah berkepentingan (memberikan balasan) pada perbuatannya dalam meninggalkan makanan dan minumannya.” [HR. Bukhari]
Diriwayatkan pula darinya, bahwa beliau SAW. bersabda:
”Bukanlah puasa itu dari makan dan minum saja. Tetapi puasa itu adalah dari tindakan yang sia-sia dan perkataan kotor.” [HR. Baihaqi, dan diriwayatkan pula oleh al-Hakim dalam kitab al Mustadrak, ia berkata: Shahih sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh Muslim]
9. Meningkatkan kesungguhan dalam beribadah pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadlan.
Diriwayatkan dari ‟Aisyah RA., bahwa: ”Bila Nabi SAW. memasuki 10 hari terakhir, maka beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan kain penutupnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam salah satu riwayat milik Muslim disebutkan:
”Adalah Nabi SAW. bersungguh-sungguh dalam 10 hari terakhir, melebihi hari-hari sebelumnya.”
10. I’tikaf,
Terutama pada 10 hari terakhir. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar dan ‟Aisyah R.Anhuma, bahwa Rasulullah SAW. beri‟tikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadlan. [HR. Bukhari dan Muslim]
Terdapat pula dalam sebuah hadits shahih dari riwayat yang bersumber pada Abi Sa’id al-Khudri RA., bahwa Rasulullah SAW. beri‟tikaf pada 10 hari pertama dan 10 hari pertengahan.