Apa yang anda ketahui tentang pertempuran La Drang atau the battle of la drang ?

pertempuran La DrangThe Battle Of La Drang

Pertempuran La Drang adalah pertempuran besar pertama antara Angkatan Darat Amerika Serikat dan Tentara Rakyat Vietnam ( PAVN / NVA ) dari Vietnam Utara selama Perang Vietnam. Dua - bagian pertempuran berlangsung antara November 14 – 18 November 1965, di dua zona pendaratan ( LZS ) barat laut dari Plei Me di Dataran Tinggi Tengah Vietnam Selatan ( sekitar 35 km sebelah selatan - barat dari Pleiku ) sebagai bagian dari airmobile AS ofensif dengan nama sandi Operation Silver Bayonet

Apa yang anda ketahui tentang pertempuran La Drang atau the battle of la drang ?

Pada tanggal 14 November 1965, kesatuan tentara dari Batalion ke 2, Kavaleri ke 7, diterbangkan dengan helikopter dan mendarat di sebuah lokasi terpencil, tepatnya di lembah Ia Drang, sebuah dataran tinggi tengah wilayah Vietnam Selatan. Dan hanya dalam waktu satu jam saja, tentara ini langsung diserbu oleh pasukan komunis Vietnam Utara, menjadikan area ini banjir darah dalam pertempuran selama empat hari yang menewaskan ratusan pasukan Amerika, serta lebih dari 1.000 orang Vietnam dan pertempuran ini tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pertempuran yang mengubah peta kekuatan dari Perang Vietnam.

Setelah selama bertahun-tahun menjadi sekutu dari Vietnam Selatan untuk melawan komunis Vietnam Utara, dan menghabiskan berbulan-bulan mengejar gerilyawan Vietkong berpakaian hitam, sebuah formasi besar dari pasukan Amerika yang terlatih, dan dibantu oleh Tentara Rakyat Vietnam. Namun pihak Vietnam Utara memang menikmati keunggulan jumlah pasukan di lembah ini. Tidak seperti gerilyawan Viet Cong lainnya, pasukan komunis dari utara ini benar-benar siap untuk berdiri dan melawan menentang Amerika.

Pertempuran itu begitu hebat sebagaimana yang dilaporkan seorang komandan batalion, Letnan Kolonel Hal Moore, dimana pasukan Amerika mati dengan tangannya berada di leher dari seorang tentara Vietnam Utara yang mati. Tentu saja ini merupakan pertempuran dengan jarak yang sangat dekat. Vietnam utara memakai taktik untuk menyerang secara rapat demi menghindari hujan bom yang ditembakkan pasukan artileri AS. Dengan semakin rapatnya pasukan dengan pertempuran jarak dekat, maka Amerika akan kesulitan untuk menembakkan meriam mereka ke arah musuh. Bagi Amerika sendiri, pertempuran ini divalidasi oleh strategi baru yakni “airmobile”, sebuah taktik dengan menggunakan helikopter untuk memindahkan pasukan cepat ke daerah-daerah hutan terpencil tanpa jalan serta dukungan kekuatan udara dan artileri. Vietnam Utara yakin bahwa mereka bisa mengurangi ancaman tembakan artileri dan udara dengan melibatkan pihak Amerika pada pertempuran jarak dekat di mana serangan udara AS akan membawa risiko dan menimbulkan korban dari pihak sendiri, dan pertempuran kemudian melebar ke dalam hutan atau bahkan melintasi perbatasan ke tempat-tempat suci di Kamboja.

Pertempuran itu sendiri merupakan bagian dari kampanye untuk menguasai dataran tinggi tengah yang strategis, yang membagi wilayah Vietnam Selatan dari utara ke selatan. Mengontrol dataran tinggi tengah ini maka akan memungkinkan Vietnam Utara untuk memotong selatan menjadi dua bagian terpisah yakni kota Hue di wilayah utara Vietnam Selatan dan Da Nang dari ibukota Saigon ke selatan.

Pertempuran La Drang

Sebulan sebelum operasi Ia Drang, Vietnam Utara telah menyerang sebuah pangkalan Pasukan Khusus AS di Plei Me, berharap untuk memancing pasukan tentara Vietnam Selatan keluar dari basisnya di ibukota provinsi Pleiku untuk kemudian menjebaknya dari sergapan unit resimen pasukan utara lainnya yang telah menunggu untuk menghancurkan mereka. Namun kekuatan udara AS mampu memecahkan pengepungan dan mendesak pasukan Vietnam Utara untuk kembali mundur. Ditengah kurangnya kepercayaan diri pasukan Vietnam Selatan, Jenderal William C. Westmoreland memerintahkan Divisi Kavaleri 1 AS, yang telah baru saja tiba di negara itu sekitar sebulan lalu untuk segera mengejar musuh, menggunakan taktik baru airmobile. Let. Kol Moore beserta 450 pasukannya dari Batalyon 1, Kavaleri ke 7, terbang menuju Landing Zone X-Ray di basis di Gunung Chu Pong, bagian barat dari Plei Me dan sejauh bermil-mil dari perbatasan Kamboja. Intelijen AS tahu namun ragu bahwa pasukan regular Vietnam Utara mungkin hanyalah resimen tunggal yang berada di daerah tersebut. Tak lama setelah mendarat, patroli AS menangkap seorang pasukan bersenjata Vietnam Utara yang membelot yang mengatakan kepada mereka bahwa sebenarnya ada tiga resimen tentara utara disitu, kira-kira seluruh divisi pasukan yang bersembunyi di gunung di dekatnya.

Pertempuran La Drang

Pertempuran


Sekitar 40 menit kemudian setelah mendarat, tanpa peringatan apapun, pasukan Vietnam Utara tiba-tiba meluncurkan serangan dadakan, mereka bersembunyi di rerumputan gajah yang tinggi dan di balik pepohonan. Serangan begitu brutal dan membuat pasukan AS sempat kocar-kacir. Satu peleton AS dipancing ke dalam perangkap dan dikepung, setelah beberapa saat kemudian pasukan Vietnam Utara menunda serangan berulang meskipun banyak kepala peleton dan beberapa bintara AS telah tewas.

Setelah dua hari serangan tentara Vietnam Utara yang sangat intens dan korban mulai terus berjatuhan, Let. Kol Moore melalui radio menyerukan kode sandi “Broken Arrow,” sebuah kode sandi darurat yang meminta semua pesawat yang tersedia untuk menyelamatkan unit pasukan Amerika yang dibanjiri oleh serbuan pasukan musuh. Sandi ini segera direspon dengan serangan udara yang membombardir untuk membongkar pengepungan tentara Vietnam Utara dan memungkinkan bala bantuan untuk mencapai zona landing tersebut.

Moore dan batalionnya dievakuasi di hari berikutnya, pada tanggal 17 November, sebuah unit pasukan dari Batalion ke-2, Kavaleri ke 7, diperintahkan untuk bergerak dari zona landing X-Ray menuju zona landing Albany yang berada beberapa mil jauhnya. Tak lama setelah batalion ini diperintahkan untuk bergerak, Vietnam Utara tiba-tiba kembali menyergap secara besar-besaran. Hampir 70 persen dari tentara batalion yang sedang melakukan perjalanan itu tewas atau terluka sebelum serangan udara, artileri dan bala bantuan tiba dan menghantam pasukan Vietnam Utara di dekat Kamboja. Dan peristiwa ini menjadi hari paling berdarah dari seluruh pertempuran yang dilalui militer AS di Vietnam. Di antara yang selamat dari serangan itu adalah Letnan 1 Rick Rescorla, seorang pemimpin pleton yang meninggal pada tragedi WTC 11 September 2001, ia terakhir terlihat menyelamatkan orang-orang dari menara selatan World Trade Center hingga bangunan itu runtuh.

Namun, pihak Vietnam Utara dan gerilyawan Viet Cong menderita korban yang bahkan jauh lebih besar dari tentara Amerika, mereka menghadapi senapan mesin helikopter tempur dan pesawat B-52s yang menghujani mereka dengan bom, peluru dan napalm. Seorang wartawan muda dari United Press International, Joseph Galloway, menjadi satu-satunya sipil yang berada di dalam peperangan ini, ia dianugerahi Bronze Star “V” untuk keberaniannya membawa tentara yang terluka dari medan perang meskipun harus menghadapi hujan peluru yang ditembakkan oleh pasukan utara.

Jenderal Westmoreland, seorang veteran Perang Dunia II di Eropa, menyatakan, kemenangan pertempuran Ia Drang karena pasukan Vietnam Utara berhasil diusir dari area terbuka itu setelah menderita jumlah korban yang besar. Ancaman pasukan komunis di dataran tinggi tengah memang mereda. Kerugian dalam peristiwa Ia Drang memaksa Vietnam Utara untuk memikirkan kembali rencana mereka untuk menghadapi pasukan AS secara frontal, dengan formasi konvensional, untuk kembali memakai taktik Hit and Run dimana serangan udara AS dan kekuatan artilerinya kurang efektif.

sumber
https://www.emosianisme.net/2016/06/the-battle-of-la-drang-ketika-tentara.html