Apa yang anda ketahui tentang perang Gerilya ?

image

Peristiwa bersejarah Perang Gerilya, adalah salah satu peristiwa besar yang pernah dialami Indonesia. Dicetuskan dan dipimpin langsung oleh Jenderal Soedirman kala itu, Perang Gerilya berhasil membuat pasukan Belanda Kocar kacir. Perang Gerilya adalah suatu taktik perang yang dilakukan secara sembunyi dan berpindah-pindah. Apa yang anda ketahui tentang perang Gerilya ?

Perang Gerilya merupakan terjemahan dari bahasa Spanyol: guerrilla yang secara harafiah berarti perang kecil. Perang gerilya adalah perang yang dilakukan secara sembunyi sembunyi, penuh kecepatan, sabotase dan biasanya dalam group yang kecil tapi sangat fokus dan efektif.

Jenderal A.H. Nasution yang pernah menjabat pucuk panglima Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat (TNI-AD) menuliskan di buku “Pokok-pokok Gerilya”. Bagi tentara perang gerilya sangatlah efektif. Mereka dapat mengelabui,menipu atau bahkan melakukan serangan kilat. Taktik ini juga sangat membantu dan manjur saat menyerang musuh dengan jumlah besar yang kehilangan arah dan tidak menguasai medan. Kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara tidak terlihat (invisible).

Sampai sekarang taktik ini masih dipakai teroris untuk sembunyi. Jika mereka menguasai medan mereka dapat melakukan : penahanan sandera, berlatih, pembunuhan, hingga menjadi mata-mata. Dan musuh dapat melakukan nomaden, yaitu berpindah-pindah dan menyerang secara bersembunyi tanpa ketahuan oleh lawan.Tokoh besar dalam gerilya ini adalah Jendral Soedirman dari Indonesia bahkan karena siasat nya ini membuat pasukan Belanda ketar ketir ketika melawan pasukan gerilya Indonesia saat itu dan ditiru oleh Ho Chi Minh sehingga Vietnam Utara menang melawan Vietnam Selatan dan Amerika Serikat.

Taktik Perang Gerilya, mungkin banyak orang yang sudah tidak asing lagi dengan istilah ini. Ya, itulah namanya suatu taktik peperangan yang diterapkan pada saat berjuang memerdekakan Indonesia. Pada saat zaman penjajahan, kekuatan persenjataan serta kualitas tentara masih terbilang tidak terlalu kuat untuk melawan musuh atau penjajah. Dikarenakan hal inilah taktik Perang Gerilya di terapkan dalam strategi peperangan Indonesia, untuk melawan musuh yang pada saat itu terbilang lebih kuat.

Ketika Agresi Militer II, Jenderal Sudirman mengemukakan bahwa untuk menyerang tentara Belanda dengan kapasitas tentara Indonesia pada saat itu adalah hal yang sulit jika tanpa suatu taktik yang jitu. Saat itu taktik Perang Gerilya di pakai oleh Jenderal Sudirman dengan tujuan agar komandan pasukan dengan leluasa dapat menyerang musuh tanpa menunggu komando dari Panglima Besar. Setelah di terapkan, ternyata Taktik Perang Gerilya sangat efektif digunakan oleh tentara Indonesia untuk menyerang musuh. Pada saat diterapkan, taktik ini mampu membuat tentara Belanda menjadi kacau pada saat menghadapi tentara Indonesia.

Pada akhir tahun 1947, tentara Indonesia mulai melakukan peperangan Gerilya secara dinamis. Pada saat tentara Belanda melakukan penyerangan kepada kubu-kubu serta desa-desa kecil Indonesia tetapi sering mendapati daerah itu sudah tak berpenghuni. Kemudian tiba-tiba tentara Indonesia muncul dan melakukan serangan. Sementara ingin memblas, tentara-tentara yang bergerilya tadi sudah menghilangkan jejak kedalam hutan dan kedalam kegelapan malam.

Karena Belanda menguasai kota-kota besar di Indonesia, hal ini membuat Jenderal Sudirman harus meninggalkan Yogyakarta dan memimpi gerilya dari luar kota atau desa-desa kecil untuk melakukan gerilya dan menyerang tentara Belanda. Setelah melakukan beberapa perpindahan dari desa ke desa, Jenderal Sudirman datang kembali ke Yogyakarta tepatnya pada tanggal 10 Juli 1949. Setelah kembali, lalu terdapatnya perintah siasat nomor satu yang di keluarkan oleh Kolonel A.H. Nasution yang pada saat itu merupakan Panglima Tentara serta Teritorium Jawa.

Beliau menyusun sebuah rencana pertahanan rakyat Totaliter yang di sebut Siasat Nomor 1 yang salah satu dari isinya yang menyatakan bahwa pasukan-pasukan yang berasal dari daerah federal memiliki tugas menyusup ke garis belakang musuh lalu kemudian membuat serangan Taktik Perang Gerilya terhadap lawan. Hal ini membuat seluruh wilayah dari pulau Jawa menjadi tempat di lakukannya Taktik Perang Gerilya, dan pasukan Siliwang merupakan pasukan yang wajib melakukan Taktik Perang Gerilya.

Pada dasarnya kata Gerilya berasal dari dari bahasa Spanyol “guerrilla” yang secara harafiah berarti perang kecil. Teknik Perangangan Gerilya sangat cocok untuk tentara Indonesia pada masa itu. Taktik Perang Gerilya merupakan taktik peperangan yang dilakukan dengan cara mengelabui, menipu, dan menyerang secara tiba-tiba dengan kecepatan kilat lalu kemudian menghilang tanpa sempat dibalas oleh musuh. Taktik ini sangat cocok ketika lawan dalam jumlah banyak dan tidak menguasi medan.

Adapun ciri-ciri dari peperangan Gerilya bangsa Indonesia adalah;

  • Menghindari perang yang terbuka,

  • Menghilang ditengah lebatnya hutan dan gelap malam,

  • Menyerang musuh dengan cara tiba-tiba,

  • Sering menyamar menjadi rakyat biasa.

Hingga kini teknik peperangan gerilya masih digunakan oleh Tentara Nasional Indonesai sampai saat ini. Taktik Perang Gerilya sering digunakan tentara Indonesia pada saat berperang di dalam hutan rimba.

Taktik Perang Gerilya ini juga sering di sebut dengan sebutan “taktik perang si kecil melawan si besar” sama seperti maksuda awal dari munculnya Taktik Perang Gerilya yaitu untuk dengan kekuatan yang kecil Indonesia mampu mengacaukan kekuatan besar Belanda dengan menggunakan Taktik Perang Gerilya.