Apa yang anda ketahui tentang pasukan Janissari, pasukan khusus Turki Utsmani ?

pasukan Janissari

Janissari atau Yanisari adalah pasukan infanteri yang dibentuk dari pasukan dan penjaga pribadi sultan Utsmaniyah. Pasukan ini muncul pada abad ke-14. Pasukan ini dibubarkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826.

Apa yang anda ketahui tentang pasukan Janissari, pasukan khusus Turki Utsmani ?

Janissari bisa disebut Janizary, dalam bahasa Turki, Yeniçeri yang memiliki arti “tentara baru”, merupakan pasukan infantri elit milik Turki Utsmani. Mereka merupakan pasukan pengawal sultan yang paling dipercaya kekaisaran Utsmani. Pasukan ini mulai didirikan pada era Sultan Murad I (1362–1389).

Para Janissari merupakan budak yang berasal dari daerah taklukan Utsmani khususnya di wilayah Balkan. Kekaisaran Utsmani mengambil anak-anak beragama kristen yang berusia antara 8 sampai 20 tahun, mereka kemudian mengalami Islamisasi dan diberi pelatihan militer. Meskipun mereka adalah budak, mereka tetap mendapatkan bayaran yang layak dan mendapat kedudukan yang baik dalam masyarakat.

Janissari mendapat pelatihan khusus agar dapat bergerak sangat cepat ketika terjadi kekacauan. Mereka disebar di berbagai kota di Kekaisaran Turki Utsmani. Meskipun mereka secara dasar merupakan bagian dari angkatan darat, mereka juga ditempatkan dalam berbagai kapal perang Utsmani sebagai pasukan pengamanan.

Jannisari

Jannisari pada awalnya dipersiapkan sebagai pasukan pemanah, dalam pertempuran jarak dekat biasa menggunakan kapak dan pedang kilijs. Dalam keadaan tidak berperang, Jannisari bisanya hanya dibekali senjata berupa pisau belati dan pedang Yatagan saat menjaga istana kerajaan, pedang Yatagan sendiri menjadi simbol dari Korps Jannisari. Pada tahun 1440-an, Jannisari mulai dipersenjatai dengan senjata api sederhana.

“Sebagai pasukan Infanteri membawa senapan terbukti menjadikan Jannisari lebih efektif daripada pasukan kavaleri yang dilengkapi dengan pedang dan tombak. Janissari adalah prajurit penuh waktu dibayar dengan upah tunai selama kedaan perang dan damai. Dalam perang, mereka menerima bagian dari harta rampasan perang juga.”

Baru pada abad ke-16, Jannisari mendapatkan modernisasi dalam persenjataan, mereka dilengkapi dan mendapatkan pelatihan penggunaan senapan. Penggunaan “trench gun” (Senapan Parit), granat tangan, dan meriam tangan menjadi hal yang umum digunakan oleh Jannisari. Ketika Jannisari terlibat dalam Perang Kreta (1645-1669), penggunaan “Pistol Abus” menjadi populer digunakan oleh Jannisari.

Korps Janissari bertahan hingga akhir abad ke-19 M, mereka menolak modernisasi militer yang dilakukan Kekaisaran Turki Utsmani. Alasan lainnya pembubaran korps ini, karena pasukan ini banyak melakukan kudeta pada sekitar abad ke-17 sampai 18 M. Salah satu kudeta yang dilakukan oleh Janissari adalah pada 15 Juni 1826, ketika 135.000 Janissari melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Sultan Mahmud. Kudeta ini gagal dan berakhir dengan banyaknya Janissari yang tewas dan dijebloskan ke penjara.

Atas pemberontakan ini, Sultan Mahmud II kemudian mengeksekusi mati sekitar 6000 Jannisari dan kemudian membubarkan pasukan ini pada tahun 1826 dan membentuk kesatuan yang lebih modern.

Sumber: hariansejarah.id