Apa Yang Anda Ketahui Tentang Mukmin?

Apa yang Anda ketahui tentang Mukmin ?

Mukminin (orang-orang beriman) adalah orang-orang yang membenarkan (tashdiq) keberadaan Allah swt dan berserah diri di hadapan-Nya; beriman kepada risalah seluruh nabi Ilahi dan beramal atasnya.

Mukmin, bentuk fa’il dari kata amana, merupakan inti dari sikap moral positif yang bersumber dari keyakinan penuh (Iman) kepada Allah SWT. Iman memiliki aspek religius dan aspek sosial.

  • Pada aspek religiusitas, keimanan termanifestasi pada kesungguhan dalam berkhidmad kepada Allah SWT sampai-sampai ketika disebutkan nama Allah SWT maka bergetarlah hatinya, sedangkan apabila dibacakan ayat-ayat Allah, maka bertambah imannya.

  • Pada aspek sosial tercermin dalam kemauan untuk mengeluarkan sebagian rizki yang diberikan untuk keperluan sosial.

Hal ini berdasarkan dengan firman Allah swt,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat -Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia”. (QS al-Anfaal: 2-4).

Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa tanda keimanan yang benar (al-mu’minuna haqqo) tercermin dari dua aspek perbuatan tersebut. Kedua aspek keimanan ideal tersebut juga termanifestasikan dalam bentuk-bentuk lain seperti bertasbih kepada Allah, menunaikan sholat secara konstan, selalu menebarkan kabaikan dan juga berpegang teguh kepada hukum-hukum yang berlaku

Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu. Qs. At-Taubah, 112.

Pada aspek lain disebutkan keimanan kepada Allah juga termanifestasi-kan dalam keengganan untuk melakukan pembunuhan baik pada hewan kecuali memiliki alasan yang kuat; menjauhi zina, menghindari sumpah palsu dan juga menjauhi perkataan-perkataan yang tidak berguna dan lebih senang menyampaikan perkataan yang mengarahkan kepada keselamatan (Qs. Al Furqon : 64-68, 72-73 dan Qs. Al-Mu’minun : 1-6, 8-11).

Mukmin (orang-orang yang beriman) dapat disusun dengan dua konsep kunci yakni takwa (takut kepada Allah) dan syukur (berterima kasih atas nikmat Allah).

Takut kepada Allah merupakan bentuk pengenalan ekatologis Islam yang mana al-Qur’an mengabarkan tentang kabar-kabar buruk (nadhiron) dan kabar-kabar baik (bashiron). Ayat-ayat yang diturunkan di Makkah dan juga ayat-ayat yang diturunkan di Madinah seringkali membawa kabar-kabar ini yang diharapkan memunculkan ketakutan kepada Allah seperti kabar tentang kegonjangan hari kiamat, (Qs. Al-Hajj, 1) keadaan hari kiamat, timbangan baik-buruk dan lain sebagainya.

Juga kabar-kabar tentang hal-hal yang baik seperti orang yang bertakwa akan berada di surga firdaus, gambaran tentang keindahan surga dan juga cantinya paras bidadari-bidadari. Unsur taqwa yang merupakan bagian dari kata semantik „iman‟ takut untuk mendapatkan keburukan dan takut untuk tidak mendapatkan kenikmatan di hari kiamat.

Sedangkan unsur syukur merupakan bagian dari ungkapan berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat-nikmat yang telah diberikan.