Apa yang anda ketahui tentang Kateksis?

image

Dalam psikoanalisis, kateksis merupakan proses penggunaan energi psikis seseorang untuk memenuhi kepuasan naluri tertentu. Sebagai contoh, sering terjadi pada bayi yang menangis. Ia akan menginginkan ibunya karena biasanya sang ibu yang dapat memenuhi kepuasan nalurinya (contohnya naluri untuk merasa aman).

Sumber
  • The Cambridge Dictionary of Psychology (2009)

Menurut pandangan Freud, terdapat dinamika kepribadian, yang bersinambung dengan terdapatnya tenaga pendorong (cathexis). Kateksis dimaknai sebagai pemakaian energi psikis yang dilakukan oleh id, untuk tujuan pemuasan suatu naluri. Kateksis yang terhalang, maka akan terjadi pemindahan lain, demikian seterusnya sampai ditemukan objek yang mampu untuk mereduksikan tegangan, dan segera dicari lagi suatu objek tujuan yang cocok. Kateksis-kateksis dari masa-masa pragenital bersifat narsisistik. Hal ini berarti bahwa individu mendapatkan kepuasan dari stimulasi dan manipulasi tubuhnya sendiri sedangkan orang-orang lain dikateksis hanya karena membantu memberikan bentuk-bentuk tambahan kenikmatan tubuh bagi anak.

dalam teori psikoanalitik, kateksis adalah investasi energi psikis dalam objek apapun, seperti keinginan, fantasi, orang, tujuan, ide, kelompok sosial, atau diri. Obyek-obyek seperti itu dikatakan terkatetik ketika seorang individu menempelkan signifikansi emosional (afek positif atau negatif) kepada mereka.

Objek dari kateksis tidak harus berupa orang atau benda atau bahkan terkait dengan salah satunya. Dengan demikian seseorang dapat merasakan matahari terbenam, ingat pernikahan, keinginan untuk piknik, atau percaya bahwa hari ini adalah hari Selasa. Matahari terbenam, pernikahan, piknik, dan proposisi, “Hari ini adalah Selasa,” adalah objek dari keadaan-keadaan ini, yang berada dalam mode persepsi, ingatan, keinginan, dan keyakinan, masing-masing. Mental menyatakan diri mereka bisa juga menjadi objek yang disengaja. Misalnya, sambil melihat melukis saya mungkin menyadari bahwa saya sangat tidak menyukainya, lalu atensi akan berubah dari lukisan itu ke apa yang saya rasakan dari lukisan tersebut.

Referensi:
McIntosh, D. (1993). Cathexes and Their Objects in The Thought of Sigmund Freud. Journal of the American Psychoanalytic Association, 41(3), 679–709. doi:10.1177/000306519304100303.