Apa yang anda ketahui tentang Kadal Berduri?

Kadal berduri

Kadal berduri adalah spesies kadal gurun yang kulitnya dipenuhi duri-duri besar dan tajam. Kadal ini terdapat di benua Australia. Dinamakan “kadal berduri” karena tubuhnya yang dipenuhi oleh zat tanduk yang berbentuk duri, dari kepala hingga ekor. Duri-duri tersebut juga membuat kadal ini nyaris tidak memiliki pemangsa alami.

Kadal berduri dewasa panjangnya mencapai sekitar 20 hingga 25 cm dan dapat hidup hingga usia 20 tahun. Kadal betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada kadal jantan. Tubuhnya berwarna kuning kecokelatan dengan bercak-bercak berwarna oranye seperti warna gurun pasir tempat tinggalnya. Ketika musim panas, warna tubuhnya menjadi lebih cerah, sedangkan pada musim dingin, warnanya menjadi kusam atau agak kelabu.

Hewan unik berduri yang ditemukan oleh John Gould pada 1840 ini termasuk ke dalam bangsa kadal. hewan dengan nama latin Moloch horridus tersebut diambil dari nama seorang raja, yaitu Milton Moloch. seorang raja mengerikan yang banyak mengorbankan darah manusia. nama latin horridus berarti keras,kejam atau seram. kadal ini memiliki nama Inggris, yaitu thorny devil

Thorny Devil ditemukan pada dua habitat yang berbeda. yang pertama ditemukan di dataran berpasir di pedalaman jalur selatan Australia. sementara yang lainnya dijumpai di pegunungan gurun pasir sebelah barat daya Australia.

Panjang tubuh Thorny Devil mencapai 4-6cm. kadal ini tidak mempunyai santapan khusus. mereka memakan beberapa spesies semut dan yang paling disukainya adalah semut Iridomyrex yang kecil-kecil. rata-rata mereka memakan 24-25 semut setiap menitnya.

Moloch memiliki sistem higroskopik unik berbentuk aluran berliku-liku di sekujur tubuh dan berujung di sebelah mulutnya. pembuluh kapiler yang terdapat disaluran tersebut mampu membawa dan menyerap air. dengan adanya sistem ini, mereka dapat minum setetes embun yang jatuh di punggung. mereka tidak perlu repot-repot menyedot dengan moncongnya.

kadal Thorny Devil dapat menghirup air melalui kakinya. kadal yang berasal dari padang pasir Australia yang gersang ini memperlihatkan kemampuannya menyerap air ke mulut melalui saluran-saluran di antara sisiknya. para ilmuan berharap mampu meniru mekanisme tersebut untuk mengembangkan teknologi pengumpulan air bagi daerah-daerah kering.