Apa yang Anda ketahui tentang Intrapreneurship?

Intrapreneurship merupakan filosofi perusahaan yang fokus untuk mendorong karyawan untuk bertindak dengan cara entrepreneurial.

Perusahaan besar pada dasarnya cenderung menerapkan sistem dan struktur yang menghambat inisiatif individu.

Referensi : Louise Kelly & Chris Booth, 2004, Dictionary of Strategy: Strategic Management, SAGE Publications, Inc.

Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan (enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan.

Konsep intrapreneurship pertama muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul “Intracoporate Entrepreneurship : Programs in American Industry”, dan kemudian dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya.

Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan. Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Budiharjo, 2011). Harris (2009) mendefinisikan intrapreneur adalah karyawan di perusahaan yang berani untuk mengambil risiko.

Intrapreneurship represent the initiation and implementation of innovative systems and practices within an organization, by some of its staff under the supervision of a manager who takes the role of an intrapreneur, in order to improve the economical performance of the organization, by using a part of its resources, namely those that previously have not been used in an appropriate manner. Intrapreneurship improves the economical and financial performance of the company, by applying a more efficient use of the resources and by using a suitable motivational system for its employees (Istocescu, 2003, journal of entrepreneurship vs intrapreneurship (2011).

Faktor Pendorong Intrapreneurship


Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).

  1. Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk lingkungan yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang tinggi.

  2. Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship adalah sistem terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi secara positif dengan pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi lingkungan dan karakteristik organanisasi (organization characteristics) berkorelasi positif dengan intrapreneurship.

Faktor Penghambat Intrapreneurship


Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan 10 hambatan utama dalam intrapreneurship meliputi :

  1. Menghukum kesalahan yang disebabkan oleh tindakan risk taking
  2. Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut
  3. Tidak ada dorongan intrapreneurship
  4. Unhealthy politicking dalam organisasi
  5. Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan
  6. Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang
  7. Misi, sasaran perusahaan tidak jelas
  8. Kurang dukungan manajemen
  9. Penghasilan keputusan beresiko yang tidak diberi reward
  10. Keterbatasan waktu dan sumber daya

Karakteristik Intrapreneurship


Berdasarkan pendapat Antonic (2003) mengemukakan intrapreneurship memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Understand the environment. Intrapreneur harus mengerti semua aspek lingkungannya, baik dari lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan eksternal perusahaan.

  2. Visionary and flexible. Intrapreneur harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan ide-idenya menjadi kenyataan, dapat beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda.

  3. Encourage team work. Intrapreneur harus memiliki kemampuan untuk membangun tim kerja dan tim tersebut bekerja dengan disiplin.

  4. Encourage open discussion. Intrapreneur harus mampu mengadakan diskusi terbuka dalam usahanya membentuk tim kerja yang bagus.

  5. Builds a coalition of supporters. Intrapeneur dapat mencapai tujuannya dengan membangun koalisi untuk mendukung inovasinya. Koalisi dapat terdiri dari pekerja dan manajemen puncak.

  6. Persists. Intrapeneur harus tekun dan gigih dalam bekerja agar tujuan dapat tercapai.