Apa yang anda ketahui tentang ikan Buntal Pisang ?

Ikan buntal pisang diketahui memiliki racun yang tinggi pada jaringan otot dan kulitnya, tetapi masyarakat nelayan tetap mengonsumsi daging ikan ini. Menurut mereka ikan buntal pisang beracun pada bagian jeroannya dan bukan pada daging atau kulitnya. Racun dari ikan buntal pisang dikenal dengan nama tetrodotoksin. Tetrodotoksin bersifat eksogenus sehingga pada tiap perairan berbeda kadar racunnya.

Klasifikasi ikan Buntal Pisang

  • Kingdom: Animalia
  • Class: Pisces
  • Sub Class: Teleostei
  • Family: Tetraodontidae
  • Filum: Chordata
  • Sub Filum: Vertebrata
  • Ordo: Pleognathi
  • Genus: Tetraodon
  • Species: Tetraodon lunaris

Morfologi ikan Buntal Pisang

  • Ikan buntal pisang memiliki bentuk tubuh membulat seperti bola
  • Mulut berukuran kecil dengan moncongnya yang tumpul
  • Ikan ini memiliki 4 buah gigi seri yaitu 2 buah gigi dirahang atas menyatu dan 2 buah berada di rahang bawah menyatu
  • Bentuk gigi menyerupai paruh burung kakak tua
  • Ikan buntal pisang umumnya berwarna kuning kecokelatan dan berwarna putih di bagian perut
  • Memiliki sirip dorsal
  • Memiliki sirip caudal
  • Memiliki sepasang sirip pectoral

Apa yang anda ketahui tentang ikan Buntal Pisang ?

Ikan buntal pisang termasuk ke dalam Ordo Tetraodontiformes. Nama Tetraodontiformes berasal dari morfologi ikan ini, yaitu memiliki empat gigi besar pada rahang atas dan bawahnya.

Klasifikasi ikan buntal pisang menurut Saanin (1984) adalah:

  • Filum : Chordata
  • Sub Filum : Vertebrata
  • Kelas : Pisces
  • Subkelas : Teleostei
  • Ordo : Pleognathi (Tetraodontiformes)
  • Famili : Tetraodontidae
  • Genus : Tetraodon
  • Spesies : Tetraodon lunaris (buntal pisang)

Abe (1960) menyatakan bahwa nama lain dari Tetraodon lunaris adalah Gastrophysus lunaris dan Lagocephalus lunaris. Ikan buntal pisang memiliki bentuk badan membulat. Mulut kecil dengan moncongnya yang tumpul. Ikan ini memiliki 4 buah gigi seri yaitu 2 buah gigi di rahang atas menyatu dan 2 buah berada di rahang bawah menyatu. Gigi tersebut menyerupai paruh burung kakak tua (Kottelat et al. 1993).

Ikan Buntal Pisang
Gambar Ikan Buntal Pisang

Ikan buntal pisang berwarna kuning kecokelatan dari ujung kepala, bagian punggung (dorsal) sampai sirip ekor dan berwarna putih di bagian perut (ventral) serta ujung sirip ekor. Ikan buntal pisang memiliki satu sirip punggung, satu sirip ekor, satu sirip dubur, dan sepasang sirip dada. Sirip punggung memiliki 12-13 jari-jari lemah. Sirip dubur memiliki 10-11 jari-jari lemah dan sirip dada memiliki 16 jari-jari lemah. Gurat sisinya terlihat dari bagian anterior mata sampai ke dorsal dan berakhir di pangkal ekor (Yusfiati et al. 2006).

Ikan buntal pisang memiliki kantung lambung yang dapat membesar dengan cara memasukkan air/udara ke dalam lambungnya. Kemampuan menggelembung ini disebabkan oleh bekerjanya otot esofagika-kardia dan otot sfingter pilorik (Yusfiati et al. 2006). Air atau udara yang mengisi lambung pada saat pengosongan kantung lambung dikeluarkan melalui celah insang yang berada di bagian anterior sirip dada. Modifikasi lambung ikan buntal digunakan sebagai alat untuk mempertahankan dirinya dari predator (Lagler et al. 1977).

Makanan Ikan Buntal

Komposisi jenis makanan yang didapatkan dari usus ikan buntal pisang di Cirebon yaitu jenis ikan dari famili leognathidae, cumi-cumi, serasah dan beberapa tidak teridentifikasi (unidentified). Ikan buntal pisang dari perairan Mayangan, Subang memiliki komposisi makanan yaitu ikan, kerang, gastropoda, udang, kepiting, cumi-cumi, serasah dan unidentified (Noviyanti 2004) sedangkan jenis makanan ikan buntal yang didapatkan dari sungai Musi, Palembang (Suryati dan Prianto 2008) yaitu udang, serasah dan unidentified.

Komposisi jenis makanan pada ikan buntal pisang yang terbanyak di dalam usus adalah jenis ikan pepetek yaitu 41%. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Wiyono (2010) yang menyatakan bahwa ikan pepetek di perairan Cirebon selalu ada di setiap musim.

Komposisi jenis makanan yang kedua terbanyak adalah cumi-cumi dengan persentasi sebanyak 30%. Pada bulan Juli merupakan musim terbanyak dari ikan pepetek dan cumi-cumi. Komposisinya yaitu 97,71% untuk ikan pepetek dan 2,27% untuk cumi-cumi (Wiyono 2010).

Komposisi jenis makanan dari ikan buntal pisang sangat bergantung pada kelimpahan jenis makanannya di alam. Yusfiati et al. (2006) menjelaskan bahwa secara biometrik dan anatomi ikan ini merupakan jenis ikan karnivora.

Noguchi dan Arakawa (2008) menyatakan bahwa kandungan tetrodotoksin yang terdapat ikan buntal dipengaruhi oleh makanannya sedangkan menurut Williams (2010) berasal dari kondisi perairannya.