Apa yang anda ketahui tentang Hipoglikemia pada anak?

Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dl, atau kadar glukosa darah < 80 mg/dl dengan gejala klinis. Hipoglikemia merupakan komplikasi akut dari penyandang diabetes melitus dan geriatri.

Disebut hipoglikemia pada bayi dan anak apabila kadar glukosa plasma kurang dari 45 mg/dl pada bayi atau anak-anak, dengan atau tanpa gejala. Untuk neonatus aterm berusia kurang dari 72 jam dipakai batas kadar glukosa plasma 35 mg/dl. Sedangkan untuk neonatus prematur dan KMK (kecil masa kehamilan) yang berusia kurang dari 1 minggu disebut mengalami hipoglikemia bila kadar glukosa plasma kurang dari 25 mg/dl. (catatan: kadar glukosa plasma kurang lebih 15% lebih tinggi dari kadar glukosa darah. Darah kapiler dan arteri menunjukkan kadar gula sekitar 10% lebih tinggi daripada kadar dalam plasma).

Insiden hipoglikemia simptomatik pada bayi baru lahir di Amerika bervariasi dari 1,3 – 3 per 1000 kelahiran hidup. Insiden meningkat pada bayi risiko tinggi. Prognosis tergantung penyebab dan cepatnya pemberian terapi. Karena glukosa merupakan bahan yang sangat penting untuk metabolisme neuron, untuk mencegah terjadinya komplikasi maka kadar glukosa darah harus berkisar 70 – 100 mg/dl.

Keterlambatan terapi dapat menyebabkan kerusakan otak yang menetap khususnya pada bayi kecil dan prematur. Hipoglikemia yang berlangsung lama atau berulang dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan fungsi otak. Apabila disertai hipoksemia dan iskemia, hipoglikemia dapat menyebabkan kerusakan otak yang menetap.

Diagnosis Anamnesis

Ditanyakan ada tidaknya gejala hipoglikemia dan faktor- faktor pemicu timbulnya hipoglikemia antara lain,

  1. Ibu menderita diabetes

  2. Makrosomia saat lahir mendukung ke arah hiperinsulinisme.

  3. Kolestasis dan mikropenis mendukung ke arah hipopituitarisme.

  4. Hepatomegali yang didapatkan dari anamnesis atau pemeriksaan fisis seringkali akibat dari glycogen storage disease atau defek glukoneogenesis.

  5. Miopati merupakan tanda defek fatty acid oxidation dan
    glycogen storage disease.

  6. Minum obat-obatan sebelumnya (misalnya etanol, salisilat, hipoglikemik oral).

  7. Komponen dalam diet yang merupakan petunjuk adanya inborn error of metabolism antara lain pada galaktosemia, penyakit maple syrup urine, dan intoleransi fruktosa.

Pemeriksaan Fisik

Pada hari pertama atau kedua setelah kelahiran, hipoglikemia mungkin asimptomatik, namun apabila ada gejala akan didapatkan,

  1. Sianosis
  2. Apnu
  3. Distres respirasi
  4. Malas minum
  5. Kejang mioklonik
  6. Wilting spells
  7. Kejang
  8. Somnolen, letargi, apatis
  9. Temperatur subnormal
  10. Berkeringat
  11. Hipotonia.

Manifestasi klinis pada anak:

  1. Perhatian kurang
  2. Strabismus
  3. Letargi atau somnolen
  4. Perubahan perilaku
  5. Nyeri kepala
  6. Kehilangan nafsu makan
  7. Pucat
  8. Keringat dingin
  9. Kejang
  10. Koma.

Pemeriksaan Penunjang

Bilamana didapatkan gejala yang menyokong hipoglikemia, maka harus secepatnya diperiksa kadar gula darah untuk memastikan. Apabila kadar gula darah rendah, maka untuk konfirmasi diagnosis perlu diperiksa:

  1. Kadar glukosa plasma
  2. Elektrolit darah (Na, K )
  3. Tes faal hati
  4. Pemeriksaan serum terhadap kadar insulin, C-peptida, kortisol, growth hormone, beta-hydroxybutyrate, laktat,dan asam lemak bebas.
  5. Pemeriksaan urin pada saat yang sama untuk pemeriksaan asam organik, keton, dan bahan pereduksi lain.
  6. Bila terdapat indikasi, diperiksa kadar karnitin
  7. Bila dibutuhkan pemeriksaan yang lebih akurat, maka dibutuhkan pemeriksaan formal gula darah puasa (OGTT)
  8. Pada keadaan hipoglikemia yang menetap, diberikan suntikan glukagon intravena (0,03 mg/kg). Kenaikan glukosa plasma lebih dari 25 mg/dl sangat menyokong hiperinsulinisme. Satu jam setelah diberikan glukagon dianjurkan untuk memeriksa kadar glukosa plasma, laktat dan kadar hormon pertumbuhan.

Pencitraan

  1. CT Scan kepala
  2. USG abdomen

Tata Laksana

1. Medikamentosa

Tujuan pengobatan adalah mengembalikan kadar gula darah menjadi normal dengan pemberian glukosa secara adekuat, enteral maupun parenteral.

  • Pada neonatus
    Berikan glukosa 10% secara intravena sebanyak 2 ml/kg secara perlahan selama 1 menit. Lanjutkan dengan pemberian infus glukosa 10% dan pertimbangkan juga pemberian elektrolit. Kebutuhan glukosa diperkirakan sekitar 8-10 mg/kg/ menit. Untuk memberikan glukosa sebanyak 8 mg/kg/menit dibutuhkan dekstrose 10% dengan kecepatan 110 ml/kg/hari secara intravena.

    Bila kebutuhan glukosa melebihi 12 mg/kg/menit segera lakukan pemeriksaan kadar gula darah, insulin, kortisol, growth hormone, laktat, TSH dan FT4 untuk mendeteksi adanya gangguan hormon. Setelah itu diberikan hidrokortison suksinat 10 mg/ kg/hari dengan dosis terbagi 2. Bila perlu lakukan konsultasi endokrinologi.

    Segera setelah keadaan stabil, pemberian susu per oral sudah dapat mencukupi kebutuhan.

  • Pada anak
    Berikan glukosa 40% sebanyak 1 ml/kg intravena secara perlahan. Ambillah sampel darah untuk pemeriksaan gula darah, insulin, growth hormone, kortisol, laktat, serta keton darah dan urin. Selanjutnya diberikan infus glukosa 5-10% dalam salin untuk mempertahankan gula darah lebih dari 45 mg/dl dan kurang dari 120 mg/dl.

    Pemberian hidrokortison merupakan indikasi bagi anak- anak yang tidak menunjukkan perbaikan dengan terapi tersebut diatas. Keadaan yang tetap memburuk menunjukkan adanya gangguan yang serius yaitu kemungkinan telah terjadi edema otak. Keadaan hipoglikemia yang berlanjut membutuhkan penanganan khusus yang tergantung dari penyebabnya. Bila keadaan membaik, dapat dicoba pemberian minuman/makanan per oral.

2. Monitoring

  1. Respon pengobatan.
  2. Ulang pemeriksaan gula darah secepatnya.
  3. Bila kesadaran telah pulih, anamnesis untuk mencari kemungkinan penyebabnya.
  4. Periksa kadar gula darah setiap jam bilamana kadar gula
    darah tidak stabil.

3. Dietetik

Terapi dietetik tergantung penyebabnya

  1. Penyakit metabolik: hindari bahan spesifik yang dapat
    menyebabkan hipoglikemia.

  2. Hipoglikemia ketotik, penyakit ”glycogen storage”, dan penyakit lain yang harus menghindari puasa, harus dihindarkan puasa dalam jangka waktu lama dan disediakan makanan yang berbasis karbohidrat

4. Operatif

Pankreatektomi, dilakukan pada hiperinsulinisme.

5. Suportif

  1. Oksigen
  2. Jaga kehangatan tubuh.

6. Indikasi Rawat

  1. Hipoglikemi menetap atau berulang-ulang.
  2. Kebutuhan glukose sama atau lebih dari 10 mg/kgBB/ menit.
  3. Tidak jelas penyebabnya.

Sumber : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Ilmu kesehatan anak : Buku panduan belajar koas, Udayana University Press

Referensi :

  1. Lteif AN, Schwenk WF. Hypoglycemia in Infants And Children. Endocrinology and Metabolism Clinics 1999; 28:619 – 46.
  2. Dunne MJ, Cosgrove KE, Shepherd RM, Aynsley-Green A, Lindley KJ. Hyperinsulinism in Infancy: From Basic Science to Clinical Disease.Physiol Rev 2004; 84:239–75.
  3. Gruppuso PA, Schwartz R. Hypoglycemia in Children. Pediatr Rev. 1989. 11:117 – 24
  4. Nold JL, Georgieff MK. Infants of Diabetic Mothers. Pediatr Clin N Am 2004. 51: 619– 37
  5. Ryan C, Gurtunca N. Becker D. Hypoglycemia: A Complication of Diabetes Therapy in Children. Pediatr Clin N Am 2005. 52: 1705 – 33
  6. Clark L, Preissig C, Rigby MR, Bowyer F. Endocrine Issues in the Pediatric Intensive Care Unit. Pediatr Clin N Am 2008. 55: 805–33
  7. Kamboj M. Clinical Approach to the Diagnoses of Inborn Errors of Metabolism. Pediatr Clin N Am 2008. 55: 1113–27
  8. Kwon KT, Tsai VW. Metabolic Emergencies. Emerg Med Clin N Am. 2007. 25: 1041–60
  9. Moossa AR, Baker L, Lavelle-Jones M. Hypoglycemic Syndrome in Infancy and Childhood-A Surgeon’s Perspective. West J Med. 1987. 146:585-88
  10. Güven M, Bayram F, Güven K, Kelestimur F. Evaluation of Patients Admitted With Hypoglycaemia Teaching Hospital in Central Anatolia.Postgrad. Med. J.2000. 76:150-2
  11. Kappy MS. Carbohydrate Metabolism and Hypoglycemia. In: Kappy MS, Blizzard RM, Migeon CJ, eds. The diagnosis and Treatment of Endocrine Disorders in Childhood and Adolescence. 4 ed. Springfield, Illionis, USA: Charles C Thomas Pub 1994:919 – 59
  12. Wight N, Marinelli KA. Guidelines for Glucose Monitoring and Treatment of Hypoglycemia in Breastfed Neonates. Breastfeeding Medicine. 2006;1:178 – 84
  13. Sperling MA. Hyoglycemia in infant and children. In: Lavin N, ed. Manual of Endocrinology and Metabolism. 1st ed. Boston: Little Brown and Company 1986:443 - 53