Apa yang anda ketahui tentang Glomerulonephritis Akut pada anak?

Glomerulonefritis

Glomerulonefritis adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk menjelaskan berbagai macam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi di glomerulus akibat suatu proses imunologis. Istilah glomerulonefritis akut pasca infeksi termasuk grup yang besar dari glomerulonefritis akut sebagai akibat dari bermacam-macam agen infeksi.

Glomerulonephritis Akut (GNA) ialah proses inflamasi pada glomerulus yang bersifat akut. Istilah akut menunjukkan karakteristik gambaran klinis dan kelainan histopatologis yang cepat. Glomerulonephritis akut yang terbanyak adalah glomerulonephritis pasca infeksi, yang tersering adalah Glomerulonefritis Pasaca Streptokokus (GNAPS).

GNAPS adalah suatu sindrom nefritik yang ditandai oleh hematuria yang mendadak serta sering diikuti oleh adanya udem kelopak mata, hipertensi dan insufisiensi ginjal, disebabkan oleh adanya infeksi kuman streptokokus β hemolitikus grup A.

Penyebab


GNAPS didahului infeksi saluran nafas atas (termasuk telinga tengah) atau kulit/piodermi oleh Streptokokus β hemolitikus grup A tertentu yang bersifat nefritogenik. Pada infeksi tenggorokan, serotipe yang paling sering diditeksi adalah serotipe M12. Disamping itu juga terdeteksi serotipe M1, 3, 4, 12, 25 dan 49. Sedangkan pada infeksi kulit, yang tersering adalah serotipe M49, disamping adanya infeksi oleh serotype 2, 55, 57 dan 60.

Patogenesis


Secara morfologis maupun berdasarkan atas adanya penurunan kadar C3 serum, menunjukkan patogenesis dari GNAPS adalah oleh karena terbentuknya komplex imun yang bersirkulasi dan pembentukan komplex imun in situ. Hipotesis lain yang sering juga dibicarakan adalah adanya neuraminidase yang dihasilkan oleh streptokokus tersebut yang mengubah IgG endogen, sehingga menjadi autogenik. Akibatnya, terbentuklah autoantibodi terhadap IgG yang telah berubah tersebut, yang mengakibatkan pembentukan komplex imun yangbersirkulasi, yang kemudian mengendap dalam ginjal.

Gejala klinik


GNAPS paling sering terjadi pada anak, namun jarang dibawah usia 3 tahun. Pada anamnesis akan didapatkan adanya riwayat infeksi saluran nafas/infeksi kulit 2-3 minggu sebelumnya, adanya kencing merah (berwarna seperti air cucian daging), udem sekitar mata yang kemudian menjalar ke tungkai, kencing berkurang atau tidak kencing sama sekali, sakit kepala serta sesak nafas. Keluhan spesifik yang juga sering timbul adalah malaise, lethargi, nyeri di daerah abdomen atau flank area , serta demam.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah sering meningkat, udem pada palpebra/tungkai, dan infeksi/ bekas infeksi kulit. Fase akut penyakit ini pada umumnya telah membaik dalam waktu 1 bulan setelah onset, namun kelainan pada urinnya dapat masih berlanjut sampai lebih dari 1 tahun.

Penunjang diagnosis

  • Urin : hematuria nyata/mikroskopis, piuria, proteinuria.

  • Darah : LED meninggi, ureum dan kreatinin meninggi, C3 B1C globulin) menurun dan ASTO meningkat.

  • Uji klirens ureum dan kreatinin menurun.

  • Foto toraks dapat ditemukan nephritic lung.

  • Biakan hapus tenggorok dapat ditemukan kuman streptokokus β hemolitikus grup A.

Diagnosis


Adanya infeksi saluran nafas atas atau riwayat infeksi kulit oleh kuman streptokokus β hemolitikus grup A, 1-3 minggu sebelumnya (ditunjang hasil kultur). Hematuri umumnya nyata, tetapi dapat juga mikroskopik. Udem mulai periorbital, dan kemudian ke daerah tungkai. Oliguri dan kadang-kadang anuri. Hipertensi dapat ringan sampai krisis hipertensi. Pada urinalisis terdapat cast sel darah merah, proteinuria, silinderuria, dan tidak jarang leukosit PMN.

Anemia ringan mungkin timbul akibat adanya hemodilusi dan hemolisis. Azotemia dapat ringan sampai berat (gagal ginjal akut). Pemeriksaan laboratorium yang menyokong seperti peninggian LED, peninggian ASTO (jarang setelah infeksi kulit) dan penurunan C3.

Diagnosis banding


Diagnosis banding GNAPS mencakup semua penyebab hematuria, namun yang sering ada 4 yaitu eksaserbasi akut glomerulonefritis kronis, anafilaktoid purpura dengan nefritis, idiopatik hematuria sindrom (contohnya nefritis fokal, hematuria benigna, hematuria rekuren, nefropati IgA), dan nefritis familial. GNA juga dapat terjadi setelah adanya infeksi oleh kuman stafilokokus koagulase positif dan negatif, streptokokus pneumonia, bakteri gram negatif, fungi tertentu, riketsia dan penyakit virus.

Penyulit atau Komplikasi


GGA serta mencakup volume overload , kongesti sirkulasi (dekompensasi kordis), hipertensi (ensefalopati hipertensif), hiperkalemia, hiperfos-fatemia, hipokalemia, asidosis, kejang dan uremia.

Penatalaksanaan.


  • Istirahat sampai hematuria nyata (gross), udem dan hipertensi membaik.

  • Diet rendah protein dan rendah garam. Mula-mula diberikan protein 1 gram/kg/bb/hari, dan apabila ureum normal, diberikan protein 2 gram/kg.bb/hari. Garam diberikan 1 gram/hari.

  • Antibiotika diberikan untuk eradikasi kuman streptokokus β hemoliti-kus grup A, yaitu penicillin 50.000 IU/kg.bb/hari atau ampisilin 100 mg/kg.bb/hari, atau eritromisin 30 mg/ kg.bb/hari selama 10 hari.

  • Obat antidiuretika dan anti hipertensi diberikan bila perlu. Kalau terjadi AKI dilakukan tata laksana AKI sesuai dengan stadiumnya.

Prognosis


Penderita GNAPS> 95% akan mengalami kesembuhan sempurna. Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya progresi menjadi glomerulonefritis kronik. Namun pada keadaan yang sangat jarang, dimana fase akutnya sangat berat sehingga memungkinkan terjadinya hialinisasi glomerulus, maka dapat terjadi insufisiensi ginjal kronik. Mortalitas pada fase akut dapat dihindari, yaitu dengan melakukan tata laksana yang memadai apabila terjadi GGA ataupun gagal jantung. Penyakit ini sangat jarang rekuren.

Sumber : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Ilmu kesehatan anak : Buku panduan belajar koas , Udayana University Press

Referensi :

  • Bergstein MJ. Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis. Dalam: Nelson EW, Behrman ER, Kliegman MR, Arvin MA, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics Edisi ke-15 vol. Philadelphia: WB Saunders, 1996.h.1487-8.
  • Syaifullah Noer M. Glomerulonefritis Pasca Streptokok. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Triono PP, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak, Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1996.h.318-26.
  • Travis BL. Acute Postinfectious Glomerulonephritis. Dalam: Rudolph MA, Hoffman EIJ, Rudolph DC, penyunting. Rudolph’s Pediatrics; edisi ke 20. New Jersey: Appleton & Lange, 1996.h.1352-8.
  • UPF Anak, RS Dr. Ciptomangunkusumo/FKUI. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus (GNAPS). Dalam: Sunoto, Tambunan T, Madiyono B, Alatas H, Bisanto J, penyunting. Buku Panduan Tata laksana & Prosedur Baku Pediatrik. Jakarta: UPF Anak RS Ciptomangunkusumo/ FKUI.
  • Makker PS. Poststreptococcal Glomerulonephritis. Dalam: Kher KK, Makker PS, penyuting. Clinical Pediatric Nephrology. Toronto: Mc. Graw Hill Inc, 1992.h.212-20.