Apa yang Anda ketahui tentang ekologi dalam musik?

Apa yang Anda ketahui tentang ekologi dalam musik ?

2 Likes

Musik adalah realitas jagat raya yang diilhami manusia. Ini telah dirumuskan oleh para filsuf masa lampau yang menganggap bahwa musik merupakan jelmaan dari alam semesta. Alam memiliki kekayaan bunyibunyian dan irama musikal yang khas. Manusia adalah mahluk yang selalu belajar dari sifat alami lingkungannya seperti keharmonisan, keseimbangan simetrikal, rasa kebersamaan hingga penyatuan diri. Bunyi gemercik riak yang mengaliri sungai, deru ombak yang menyapu lautan, gaung angin yang menembus pepohonan, tetesan embun yang menerpa dedaunan, rintik hujan hingga gemuruh petir yang menyambar hamparan sawah, secara keseluruhan merupakan gejala alam yang memiliki suara dan irama yang hidup. Begitu pula dengan denyut jantung, desahan nafas, hingga pita suara manusia yang secara alami menghasilkan bunyi-bunyian. Ini menggambarkan keintiman manusia dan alam semesta dengan musik sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yang keseluruhannya selalu bertransformasi sesuai dengan perkembangan peradaban manusia dari masa ke masa.

Ekologi memandang manusia sebagai entitas yang tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan hidupnya. Pada bagian selanjutnya akan dibahas prinsip-prinsip ekologi dalam kaitannya dengan musik, perjalanan soundscape dan soundscape dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Pada prinsipnya, ekologi dalam musik tercermin dalam musik-musik di era kuno
peradaban manusia, dimana pada saat itu manusia masih bergantung dengan alam
dengan prikihidupan manusia bersifat kosmosentris. Musik dalam bentuk ritual sering sekali dianggap sebagai cerminan alam semesta, selayaknya suara ombak yang bergulung di lautan dan suara gemuruh petir di angkasa. Masyarakat Yunani, sebagai embrio pengetahuan musik di belahan dunia barat mempercayai bahwa musik adalah
pemberian dari dewa-dewa sebagai hadiah pada umat manusia. Keberadaan musik juga memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan, seperti yang dilakukan oleh Pitagoras melalui penelitian tetrachord-nya, dalam usaha membuktikan kebenaran angka-angka sebagai realitas alam semesta. Demikian kita dapat melihat, bagaimana musik memiliki keteraturan dari sistem ketetapan alam
semesta yang membuatnya terjalin dalam suatu sistem kosmologi. Ekologi bukanlah
menentang kosmologi, namun kehadiran ekologi didasari dengan kesadaran, seperti
yang dikemukaan oleh Varella dan Maturana sebagai kognisi , yang tentunya mengalami perkembangan dan kemandirian seiring dengan perkembangan pengetahuan manusia dari masa ke masa. Konsep kognisi Varella & Maturana berdasarkan pada Teori kognisi Santiago, yaitu suatu proses mengetahui dengan proses kehidupan yang sebenarnya. Menurut Varella & Maturana, kognisi adalah aktivitas yang terlibat dalam pengembangbiakan mandiri dan pengekalan mandiri jaringan-jaringan hidup (Capra, 2003).

Kesadaran ekologi dalam musik sesungguhnya telah mengakar pada masyarakat-masyarakat tradisional, yang menyadari penuh kebutuhan manusia untuk menjaga keseimbangan diri dengan alam semesta. Namun, di masyarakat modern kesadaran ini tidak lagi mendapatkan perhatian. Musik lebih banyak berpusat pada manusia sebagai penyelenggara kebudayaan, dinamika kehidupan dan perasaan manusia dan dalam perkembangannya bahkan melupakan esensi kealamiahan musik itu sendiri. Salah satu bentuk komposisi musik masa kini yang bersifat ekologis adalah soundscape. Komposisi musik ini mengambil suara-suara alam sebagai elemen-elemen yang mendasarinya, seperti suara rintik hujan, suara jangkrik di malam hari, suara aliran air sungai, suara hembusan angin di pegunungan hingga suara peradaban manusia di pedesaan maupun perkotaan. Musik soundscape digarap dengan aturan-aturan komposisi konvensional, namun menggunakan bunyi-bunyian bersumber dari lingkungan manusia sehingga musik ini mengembalikan suara-suara yang bersumber dari lingkungan manusia tersebut kepada manusia yang mendengarkannya. Kehadiran soundscape memiliki makna natural dan ekologis, yang memberikan kesadaran bagi manusia untuk menghargai lingkungan hidup dimana ia hidup dan tinggal.

Referensi

Fretes, daniel De. 2016. Soundscape: Musik dan Lingkungan Hidup. Jurnal Promusika. Vol. 4 (2) : 117-12.