Apa Yang Anda Ketahui Tentang Buah Mengkudu?

Mengkudu (Morinda citrifolia) dikenal dengan beberapa nama lain di daerah lain, misalnya keumeudee (Aceh); kemudu (Jawa); cangkudu (Sunda); kodhuk (Madura); tibah (Bali) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan tergolong dalam famili Rubiaceae.

Sejarah Tanaman Mengkudu

Asal-usul mengkudu tidak terlepas dengan keberadaan bangsa Polinesia yang menetap di kepulauan Samudera Pasifik. Bangsa Polinesia dipercaya berasal dari Asia Tenggara. Pada tahun 100 SM, bangsa yang terkenal berani ini mengembara. Tanpa sebab yang jelas mereka menyeberangi lautan meninggalkan tanah air mereka. Ada kesan para pengembara itu dikecewakan oleh suatu hal dan bermaksud menjauhkan diri dari kehidupan sebelumnya. Setelah lama mengembara, mereka sampai di sekitar Polinesia, yaitu kepulauan di sekitar Pasifik Selatan. Para petualang tersebut langsung jatuh hati saat melihat indahnya pemandangan, kondisi pantai, dan pulaunya.[1]

Uniknya, mereka seakan telah mempersiapkan diri untuk berpindah ke pulau lain. Hal ini bisa dibuktikan dari adanya sejumlah tumbuhan dan hewan yang ikut dibawa karena dianggap penting untuk mempertahankan hidup. Beberapa tumbuhan asli seperti pisang, talas, ubi jalar, sukun, tebu, dan mengkudu dibawanya. Di antara tumbuhan yang dibawa itu, masih ada yang berupa stek dan tunas.[1]

Salah satu tumbuhan itu, yakni mengkudu, dianggap barang keramat. Sejak 1500 tahun lalu penduduk kepulauan yang kini disebut Hawaii itu mengenal mengkudu dengan sebutan noni. Mereka menduga tumbuhan bernama latin Morinda citrifolia tersebut memiliki banyak manfaat. Mereka memandangnya sebagai Hawaii magic plant, karena buah ini dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit. Barangkali, karena selalu mengonsumsi mengkudu, mereka merasa selalu sehat sepanjang waktu tanpa terganggu oleh penyakit yang berarti.[1]

Mengkudu (Morinda citrifolia) untuk bahan pengobatan tradisional sangat populer di kawasan Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, dan Karibia. Semua bagian mengkudu digunakan secara luas untuk obat sejak zaman purba, terutama di Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, Polinesia, Hawaii, dan Samoa. Bahkan para tabib di Kepulauan Pasifik menganggap mengkudu sebagai tanaman suci. Hal itu disebabkan khasiat obat yang dimilikinya. Bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara dan Kepulauan Samudera Pasifik memanfaatkan mengkudu untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Khasiat mengkudu secara medis belum dibuktikan, tapi secara empiris sudah banyak orang merasakan manfaatnya bagi kesehatan.[1]

Seluruh bagian tanaman mengkudu seperti akar, kulit batang, daun, dan buah, berkhasiat untuk obat. Akar mengkudu dimanfaatkan untuk mengobati kejang-kejang dan tetanus, juga untuk menormalkan tekanan darah, obat demam, dan tonikum. Pepagan (kulit batang) mengkudu digunakan sebagai tonikum, antiseptik pada pembengkakan kulit, borok, dan luka. Daun mengkudu dimanfaatkan untuk mengobati disentri, kejang usus, pusing-pusing, muntah- muntah, dan demam. Buah mengkudu untuk obat peluruh kemih, urus-urus, pelembut kulit, kejang-kejang, peluruh haid, asma, gangguan pernapasan, radang selaput sendi. Akar, daun, dan buah mengkudu memiliki khasiat anticacing.q20,[1]

Jenis dan Varietas Tanaman Mengkudu

Berdasarkan penampilan fisik buahnya, mengkudu dapat dibedakan menjadi 2 macam, yakni mengkudu berbiji dan tidak berbiji. Keduanya berkhasiat obat, tetapi mengkudu yang tidak berbiji sangat jarang ditanam atau dikenal orang. Buah mengkudu dipakai untuk menyembuhkan penyakit hati, limpa, radang tenggorokan, batuk, sariawan, demam, cacar, dan luka-luka.[1]

Buku Ensiklopedi Nasional Indonesia menyebutkan 2 spesies mengkudu. Pertama, Morinda citrifolia yang berdaun lonjong besar berwarna hijau mengkilap. Kedua, Morinda elliptica yang berdaun jorong meruncing. Keduanya termasuk famili Rubiaceae (kopi-kopian). Sementara itu, K. Heyna dalam Tumbuhan Berguna Indonesia menyebutkan beberapa spesies mengkudu antara lain Morinda citrifolia, M. Braceata, M. elliptica, M. tinctoria, dan M. oleifera.[1]

Semua jenis mengkudu termasuk genus Morinda, famili Rubiaceae (kopi- kopian) yang menurut H. B. Guppy, ilmuwan Imnggris (1900), genus itu mencakup 80 spesies. Penyebarannya dari India sampai pulau-pulau kecil di Samudera Pasifik. Mengkudu merupakan tumbuhan tropis. Tinggi pohon bisa mencapai 4-6 m (15-20 kaki). Karena penampilannya yang selalu hijau sepanjang tahun, ia tergolong tumbuhan ever green.[1]

Sekitar 20 spesies mengkudu yang memiliki nilai ekonomis, antara lain Morinda bracteata, M. officianalis, dan M. citrifolia. Spesiess lain adalah M. angustifolia, M. elliptica, M. tomentosa, M. tinctoria atau M. coreia, dan M. umbellata. Semua pepagan akar dan batang mengkudu terssebut, zat pewarnanya dapat diekstrak, yaitu morindin. Ekstraknya digunakan untuk mewarnai kain katun menjadi kuning, merah, atau cokelat, seperti halnya pepagan dari mengkudu M. citrifolia.[1]

Morinda citrifolia memiliki sinonim Morinda bracteata Roxb (1814) dan Morinda litoralis Blanco (1845). Morinda citrifolia kadang-kadang dibedakan menjadi 2 varietas, yaitu M. citrifolia var. Citrifolia dan M. Citrifolia var. Bracteata (Roxb) Hook.f. Varietas yang kedua memiliki 1-2 cuping yang mirip daun, berbentuk lanset memanjang, panjang 1-1,5 cm, batang lebih lurus, dan daun lebih kecil daripada var. Citrifolia.[1]

Morinda citrifolia adalah mengkudu yang paling dikenal masyarakat luas. Bangsa Barat menyebut mengkudu ini sebagai queen of the morinda. Di Hawaii mengkudu ini lebih dikenal sebagai noni, di Tahiti nonu atau nono, di Inggris Indian mulberry, di Australia sebagai cheese fruit, mungkin karena baunya yang busuk mirip keju. Di Indonesia mengkudu lebih dikenal dengan berbagai nama lokal, di antaranya pace, bentis, kemudu, mengkudu (Jawa), cangkudu (Sunda), kondhuk (Madura). Di Malaysia disebut mengkudu besar, mengkudu jantan. Di Cina Ba Ji Tian. Di Filipina tambong-aso (Tagalog), bangkuro (Bidaya), apatot- nga-basit (Ilokano). Di Thailand disebut yo ban. Sementara itu, orang Inggris menyebut indian mulberry.[1],[3],[4]

Morinda bracteata menurut K. Heyna dikenal juga sebagai Morinda citrifolia var. Bracteata. Masyarakat Jawa mengenalnya sebagai mengkudu maluku. Asalnya dari Indonesia timur. Di sana mengkudu tumbuh di hutan dekat pantai. Pohon berbatang lurus. Buahnya dapat dimakan untuk mengusir cacing perut.[1]

Morinda citrifolia var. bracteata dapat dibedakan menjadi dua subvarietas, yaitu mengkudu tanah merah (menghasilkan zat warna berwarna merah) dan mengkudu tanah putih (menghasilkan zat warna berwarna kuning). Zat warna tersebut digunakan untuk bahan pewarna alami. [2]

Kedua varietas itu berasal dari Pulau Bitung (Sulawesi Utara) dan dibudidayakan di Maluku. Perkembangan industri tekstil di Eropa mendorong pencarian bahan-bahan alami sampai ke wilayah kolonisasi. Pada tahun 1849, para peneliti Eropa menemukan zat pewarna alami yang berasal dari akar tanaman mengkudu. Zat itu diberi nama morindon dan morindin. Dari hasil penemuan inilah nama morinda diturunkan untuk nama ilmiah mengkudu.[1]

Ciri-Ciri Umum Tanaman Mengkudu

Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. Batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuningan, berlekah dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya bersegi empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan sebagai kayu bakar dan tiang. Di Malaysia, kayu mengkudu digunakan untuk penopang tanaman lada.[1]

Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar, tebal, dan tunggal. Berbentuk jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. Tepi daun rata, ujung lancip sampai lancip pendek. Pangkal berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hijau mengilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat digunakan sebagai sayuran. Nilai gizinya tinggi karena banyak mengandung vitamin A.[1]

Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benangsari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih dan harum. [1]

Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (bersegi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah- buah batu berbentuk piramid, berwarna cokelat merah.[1]

Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena percampuran antar asam kaprik dan asam kaproat (senyawaan lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik.[1]

Biji mengkudu berwarna hitam, memiliki albumen yang keras, dan ruang udara yang tampak jelas. Biji itu tetap memiliki daya tumbuh yang tinggi walaupun telah disimpan selama 6 bulan. Perkecambahannya 3-9 minggu setelah biji disemaikan. Pertumbuhan tanaman setelah biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6 bulan, tinggi tanaman dapat mencapai 1,2-1,5 m. Pembungaan dan pembuahan dimulai pada tahun ketiga dan berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Umur maksimum tanaman lebih dari 25 tahun.[1]

Taksonomi Tanaman Mengkudu

Kingdom :Plantae
Subkingdom : Tracheophyta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae Subfamili : Rubioideae Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.[3],[4],q30

Kandungan Kimia Tanaman Mengkudu

Para ilmuwan semula menduga ada sejumlah zat yang berbeda-beda dalam buah mengkudu yang bekerja secara bersama-sama menghasilkan efek yang baik bagi tubuh. Setelah ditelusuri, ternyata mengkudu, baik akar, kulit, daun, buah, serta bunganya, juga memiliki khasiat sebagai obat. Kandungan tersebut di antaranya morindon, morindin, morindanigrin, antrakuinon, klororubin, monometil eter, damnacanthal, asperulosida, saranjidiol, sterol, resin, glikosida, zat kapur, protein, zat besi, karoten, asam glutamat, asam askorbat, tirosin, tiamin, asam ursalat, proxeronin, skopoletin, asam benzoat, asan oktoanoat, potasium, terpenoid, glukosa, eugenol, heksanal, glikosida flavon, asam oleat, dan asam palmitat. Beberapa glikosida flavonol yang baru telah berhasil diidentifikasi, yaitu glikosida iridoid dari daun mengkudu, ester asam lemak trisakarida, rutin, dan asam asperulosida pada buah mengkudu.[2] Kandungan flavonoid total dalam daun mengkudu adalah 254 mg/100g fw. Angka ini termasuk tertinggi dibandingkan 90 tanaman lain yang juga diteliti oleh Yang et al. [5],[7]

Akar mengkudu mengandung spektrum luas antrakuinon, seperti rubiadin, damnachantal, alizarin-1-metil eter, derivat naptokuinon, dan sterol. Sementara itu, kandungan dalam daun mengkudu adalah beberapa iridoid, glikosida flavonol, dan triterpen. Buah mengkudu memiliki kandungan polisakarida, glikosida asam lemak, iridoid, antrakuinon, kumarin, flavonoid, lignan, fitosterol, karotinoid, dan sejumlah konstituen volatil meliputi monoterpen dan asam lemak rantai pendek serta ester asam lemak. Iridoid yang terkandung dalam buah mengkudu terutama terdiri atas asperulosida, asam asperulosidat, dan asam deasetilasperulosida. Iridoid minor meliputi deasetilasperulosida, dehidrometoksigaertnerosida, epi- dihidrokornin, 6α-hidroksiadoksosida, citrifolinin B epimer a dan b, dan 6b,7β- epoksi-8-epi-splendosida. Glikosida flavonol meliputi rutin, narcissosida, dan nikotiflorosida. Kandungan lignan meliputi 3,3’-bisdemetilpinoresinol, americanol A, americanin A, asam americanoat A, morindolin, isoprinsepin, dan balanofonin. Kumarin skopoletin telah teridentifikasi pula. Senyawa-senyawa lain seperti β-sitosterol, asam ursolat dan asam 19-hidroksiursolat, sitidin, borreriagenin dan epiborreriagenin, asam suksinat diester, 4-hidroksi-3- metoksisinamaldehida, β-hidroksipropiovanilon, dan vanilin telah berhasil diisolasi.[5],[6]

Salah satu kandungan buah mengkudu adalah antrakuinon dan skopoletin yang aktif sebagai antimikroba, terutama bakteri dan jamur, sehingga penting dalam mengatasi peradangan dan alergi. Juga diketahui mengandung enzim yang disebut enzim proxeronase dan suatu alkaloid proxeronin. Jika kita memakan buah dan minum jusnya, enzim ini di dalam dinding usus besar kita akan membentuk suatu zat yang aktif yang disebut xeronine. Xeronine ini kemudian akan masuk ke dalam aliran darah kita menuju semua sel tubuh. Semua sel tubuh yang dimasuki xeronine ini akan menjadi aktif, lebih sehat, dan terjadi perbaikan struktur maupun fungsinya. Xeronine juga dapat mengurangi proses alergi. Di samping itu, xeronine terbukti dapat mengurangi dan mencegah penyakit asma. Lebih lanjut lagi, zat ini juga terbukti mampu mengurangi gejala penyakit-penyakit yang tergolong pada autoimun (seperti gout atau pirai, yang terkenal dengan adanya peradangan sendi).[5]

Buah mengkudu mengandung acubin, asperulosida, alizarin, dan beberapa zat antrakuinon yang terbukti sebagai zat antibakteri. Zat tersebut memiliki kekuatan dalam melawan bakteri infeksi, seperti Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus. Zat antibakteri tersebut menunjukkan dapat mengontrol perkembangan bakteri yang mematikan, seperti Salmonella dan Shigella. Zat damnachantal yang dikandung di dalam mengkudu memiliki khasiat untuk memperlambat dan melawan perkembangan sel K-ras-NRK, yaitu sel prakanker.[5]

Zat alkaloid yang dikandung mengkudu merupakan zat dasar organik yang berguna untuk menghasilkan xeronine untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur pembentukan protein. Buah mengkudu juga banyak mengandung protein. Selain itu, banyak mengandung proxeronine, yaitu sejenis asam kaloida

Zat-zat nutrisi yang dikandungnya memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat-zat penting lainnya yang diperlukan oleh tubuh, seperti asam askorbat dan asam kaprilat. Buah mengkudu diketahui mengandung zat skopoletin yang mengikat serotonin, salah satu zat penting dalam butir-butir darah yang melapisi jalur pencernaan dan otak. Di dalam otak, serotonin berfungsi sebagai neurotransmiter dan sebagai pencetus hormon melatonin yang memainkan peranan dalam aktivitas tubuh manusia.[5]

Xeronine dapat mencegah kerusakan jantung akibat infeksi Staphylococcus. Selain itu, bisa membunuh bakteri Shigella yang menyebabkan disentri. Telah terbukti bahwa xeronine serta beberapa zat aktif lainnya yang ada di dalam jus mengkudu ini dapat meningkatkan taraf kesehatan sel-sel jaringan tubuh.[5]

Dengan demikian terbukti mengkudu mengandung khasiat obat. Sari buah mengkudu merangsang sistem kekebalan tubuh, mengatur fungsi sel dan regenerasi sel-sel jaringan tubuh yang rusak. Sari buah itu melindungi tubuh dengan memberi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Kemampuannya dapat mengatur sel-sel pada tingkat dasar dan kritis itu mungkin bisa menjelaskan mengapa mengkudu dapat digunakan untuk bermacam-macam kondisi kesehatan.[5]

Tabel Berbagai Jenis Senyawa Yang Terkandung dalam Mengkudu

No. Kandungan No Kandungan
1. Xeronine 30. Prolin
2. Plant Sterois 31. Karotenoid
3. Alizarin 32. Sitosterol
4. Lisin 33. Leusin
5. Sosium 34. Rubiadin
6. Caprulic acid 35. Fosfat
7. Arginin 36. Sitosterol
8. Proxeronine 37. Alkaloid
9. Antrakuinon 38. Damnachantal
10. Trace elements 39. Asam ursalat
11. Fenilalanin 40. Histidin
12. Magnesium 41. Morindon
13. Saranjidiol 42. Asperulosida
14. Kofaktor 43. Aspartat
15. Glutamat 44. Proxeronase
16. Nordamnachantal 45. Glocopironase
17. Asam kaproat 46. Prekursor serotonin
18. Aktivator multireseptor 47. Rubiadin Mme
19. Skopoletin 48. Karbonat
20. Mm MaR Glucob 49 Triptofan
21. Bioflavonoid 50. klororubin
22. Sistein 51. Tirosin
23. Serotonin 52. Serin
24. Terpenes 53. Morindin
25. Enzim 54. Glikosida
26. Treonin 55. Metionin
27. Protein 56. Morindadiol
28. Acetin glucob 57. Zat besi
29. Alanin 58. Vitamin

Referensi:
[1] Bangun AP, Sarwono B. Mengenal mengkudu. Dalam: Bangun AP, Sarwono B. Khasiat dan manfaat mengkudu. Jakarta: Agro Media Pustaka; 2002. p.1-7.
[2] Wang MY, West BJ, Jensen CJ, Nowicki D, Anderson G, Chen X, et al. Morinda citrifolia (noni): a literature review and recent advances in noni research. Acta Pharmacologica Sinica 2002;23(12):1127-41.
[3] Nelson SC. Morinda citrifolia L. Species Profiles for Pacific Island Agroforestry 2006;4.
[4] Elkins R. Hawaiian noni (Morinda citrifolia). Pleasant Grove: Woodland Publishing; 2008.
[5] Bangun AP, Sarwono B. Khasiat mengkudu berdasarkan hasil riset. Dalam: Bangun AP, Sarwono B. Khasiat dan manfaat mengkudu. Jakarta: Agro Media Pustaka; 2002. p.12-24.
[6] Potterat O, Hamburger M. Morinda citrifolia (Noni) fruit - phytochemistry, pharmacology, safety. Planta Med 2007;73:191-9.
[7] Yang RY, Lin S, Kuo G. Content and distribution of flavonoids among 91 edible plant species. Asia Pac J Clin Nutr 2008;17(SI):275-9.