Apa Yang Anda Ketahui Tentang Beton Pracetak atau Precast Concrete?

image

Beton pracetak (precast) dihasilkan dari proses produksi dimana lokasi pembuatannya berbeda dengan lokasi elemen akan digunakan. Lawan dari pracetak adalah beton cor di tempat atau cast-in place, dimana proses produksinya berlangsung di tempat elemen tersebut akan ditempatkan

Precast concrete atau beton pracetak merupakan suatu hasil produksi dari beton yang fabrikasinya dilakukan di pabrik atau di lapangan sementara dengan penyelesaian akhir pemasangan (erection) dilapangan. Precast concrete dapat diartikan beton yang diproduksi dengan kualitas tinggi yang dibuat dalam jumlah besar di pabrik. Dengan kata lain yang membedakan teknologi ini hanyalah proses produksinya dimana lokasi pembuatannya berbeda dengan lokasi dimana elemen yang akan digunakan.

Secara umum produk dari beton pracetak dapat dikategorikan menjadi lima kelompok,yaitu [1]:

  1. Komponen-komponen untuk kepentingan arsitektur yang bersifat ornamen.
  2. Komponen beton untuk lalu lintas, paving, kerbs.
  3. Komponen struktur yang mengdukung beton, seperti tiang, balok, kolom, bantalan rel, plat lantai.
  4. Komponen penutup atap yang harus kedap air dan tahan terhadap cuaca.
  5. Bata beton.

Keuntungan yang didapatkan dari penerapan teknologi pracetak ini:

  • Waktu pelaksanaan lebih cepat, karena produksi dapat dilakukan terlebih dahulu atau tidak tergantung dengan kegiatan lainnya. [2]
  • Efisiensi pekerjaan bekisting (formwork), karena dapat mengurangi jumlah pemakaian perancang serta formwork dapat dipakai berulang kali sampai batas tertentu.
  • Pekerjaannya tidak dipengaruhi oleh cuaca, jika pengerjaannya didalam pabrik.
  • Proses produksinya dapat dibuat bersamaan atau dalam jumlah banyak sekaligus.
  • Terdapat nilai artistik bentuk, karena kemudahan dalam pembuatan bentuknya.
  • Bentuk dan ukurannya yang seragam memudahkan untuk menjamin proses erection tepat.
  • Elemen precast biasanya kualitasnya lebih tinggi.
  • Terdapat quality control terhadap produk
  • Ketahanan terhadap api lebih tinggi dibanding dengan beton konvensional, karena dibuat dengan bahan bermutu tinggi. [3]
  • Mereduksi biaya konstruksi.
  • Kontinuitas produksi dapat terjaga.
  • Durasi proyek menjadi lebih singkat.

Disamping itu, kerugian dari teknologi pra cetak ini antara lain :

  • Precast tidak dapat didesain dengan ukuran terlalu besar untuk tiap elemennya, karena akan membutuhkan lahan penyimpanan yang luas.
  • Tidak dapat memenuhi permintaan konstruksi dengan bentuk tak teratur.
  • Dalam pemasangan (eretion) membutuhkan alat berat berupa Crane, dimana akan menambah elemen biaya konstruksi. [4]
  • Sambungan harus lebih diperhatikan dan dikontrol. [5]
  • Produksinya akan lebih mudah seandainya dapat dilaksanakan dalam jumlah cukup banyak elemen – elemen dengan bentuk atau penampang yang sama. [6]

Elemen Beton Pracetak

Adapun jenis-jenis elemen beton precast adalah balok, kolom, pelat atap, pelat lantai, konsol, cladding (penutup dinding), tiang pancang, pagar, kansteen dan lain sebagainya. Faktor yang menjadi pertimbangan dalam memproduksi elemen beton precast adalah [7]

  • Jumlah modul yang diproduksi
  • Jenis dan variasi modul
  • Berat setiap modul
  • Dimensi modul

Pada metode precast terdapat beberapa pengertian berdasarkan tingkatan metode pelaksanaan pembangunan yaitu: [8]

  1. Prefabrication, yaitu proses pabrikasi yang dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat khusus di mana berbagai jenis material disatukan sehingga membentuk bagian dari sebuah bangunan.

  2. Preassembly, yaitu proses penyatuan komponen pra fabrikasi di tempat yang tidak pada posisi komponen tersebut berada.

  3. Module, yaitu hasil dari proses penyatuan komponen pra fabrikasi, biasanya membutuhkan mode transportasi yang cukup besar untuk memindahkan ke posisi yang sebenarnya.

Berikut ini merupakan proses penerapan teknologi precast

image
Gambar Ketergantungan Antar Pihak Pada Penerapan Teknologi Precast
(Sumber : Wulfram I. Ervianto… 2006)

Aspek Ekonomi Teknologi Precast

Aspek ekonomi bisnis EPC merupakan aspek yang paling utam dan sangat diperhatikan. Hal ini erat kaitannya dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan biaya serendah mungkin tetapi mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam pengaplikasiannya ke dalam metode precast aspek ekonomis mempengaruhi berbagai faktor, yaitu :

  1. Faktor biaya, berkaitan dengan biaya produksi suatu proyek.
  2. Faktor waktu, berkaitan dengan durasi atau lamanya pengerjaan suatu proyek. Dalam hal ini diketahui bahwa semakin kecil durasi yang diperlukan maka akan semakin kecil pula biaya konstruksi yang dibutuhkan.
  3. Faktor mutu, berkaitan dengan hasil yang dicapai dari proses pelaksanaan konstruksi. Dalam dunia konstruksi diinginkan dengan biaya serendah mungkin didapatkan hasil yang setinggi-tingginya.

Referensi:
[1] Wulfram I. Ervianto. Ekplorasi Teknologi dalam Proyek Konstruksi Beton Pracetak dan Bekisting. Andi Offset, Yogyakarta. 2006. Hal 2.
[2] F. Wigbout Ing, : “ buku pedoman tentang bekisting”, hal 373.
[3] Harianto Harjasaputra dan Evelina widjaja, “ studi penggunaan beton pracetak sebagai alternative pembangunan gedung universitas Tarumanegara lahan 2 tahap 2”, hal 39.
[4] Wulfram I. Ervianto. Ekplorasi Teknologi dalam Proyek Konstruksi Beton Pracetak dan Bekisting. Andi Offset, Yogyakarta. 2006. Hal 17.
[5] Ibid.
[6] F. Wigbout Ing, : “ buku pedoman tentang bekisting”.
[7] Wulfram I. Ervianto. Op Cit. hal.18.
[8] Wulfram I. Ervianto. Op Cit. hal.40.