Nama bentonit pertama kali digunakan oleh geolog Amerika Serikat setelah penemuannya pada tahun 1890 di daerah timur anak sungai Wyoming’s Rock. Lempung bentonit pertama kali ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1830 oleh Emile Pascal di Big Horn Mountain, Wyoming, Amerika Serikat.
Bentonit merupakan sejenis mineral lempung aluminosilikat hidrat yang terbentuk dari hasil pelapukan dan reaksi hidrotermal batuan lava (vulkanik). Bentonit umumnya mempunyai rumus kimia (Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O, dengan n=8. Bentonit sebagian besar terdiri dari mineral smektit (terutama montmorillonite) sebanyak 60 sampai 85%. Selain montmorillonite, bentonit juga mengandung mineral lainnya, seperti kuarsa, illite, kristobalit, feldspar, kalsit, gipsum, kaolinit, dan plagioklas.
Ada dua kelompok bentonit, yaitu swelling bentonite (high swelling)
atau Na-bentonit dan non-swelling bentonite (low swelling) atau
-
Ca-bentonit. Na-bentonit adalah bentonit yang mengembang saat basah, dimana menyerap air hingga lima kali dari berat keringnya dan jenuh saat mencapai 15 kali berat keringnya. Bentonit kembali menjadi bobot semulanya saat pengeringan. Bentonit ini memiliki kandungan ion Na+ yang tinggi dan kandungan ion Mg2+ serta ion Ca2+ yang rendah. Na- bentonit digunakan sebagai lumpur pada industri pengeboran minyak.
Na-bentonit banyak terdapat di Wyoming, Montana, dan Dakota Selatan.
-
Ca-bentonit (fuller earth atau lempung pembersih) adalah bentonit yang tidak mengembang saat dicelupkan dalam air. Bentonit ini memiliki kandungan ion Na+ yang rendah dan kandungan ion Mg2+ serta ion Ca2+ yang tinggi. Ca-bentonit digunakan sebagai bahan pemucat warna, penjernih minyak goreng, serta bahan perekat pasir cetak. Ca-bentonit banyak ditemukan di daerah Texas dan Missisippi, Amerika Utara. Nama lain dari Ca-bentonit adalah pascalite.
Gambar Struktur Bentonit
Kemurnian bentonit didefinisikan sebagai jumlah montmorillonite yang terkandung dalam bentonit bila dibandingkan dengan mineral lainnya. Wyoming bentonit memiliki kandungan montmorillonite sebesar 90%, sedangkan bentonit lainnya memiliki kandungan montmorillonite sebesar 70 sampai 80%.
Bentonit digunakan sebagai katalis, filler, adsorben, serta sebagai drilling muds. Bentonit juga digunakan dalam pembuatan semen, keramik, kosmetik, cat, zat warna, detergen, penjernihan minyak goreng, pengolahan air limbah industri, serta pertanian.
Endapan bentonit di Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, serta sebagian Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Cadangan bentonit di Indonesia diperkirakan lebih dari 380 juta ton. Umumnya bentonit di Indonesia merupakan Ca-bentonit. Beberapa lokasi yang sedang dieksploitasi, antara lain Tasikmalaya, Leuwiliang, serta Nanggulan. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan Brandan, Sorolangun-Bangko, dan Boyolali.