Apa yang anda ketahui tentang Babi Laut?

Babi Laut

Babi Laut (Scotoplanes globosa) dapat ditemukan di semua lautan di dunia. Babi laut tinggal di bagian laut terdalam. Minimal kedalamannya 1000 meter.

Disebut babi laut karena badannya bulat lonjong, berlemak, berwarna merah muda, dan berkaki besar seperti tabung. Panjang tubuhnya antara 5 -10 cm. Kakinya berjumlah 5-7 pasang. Di bagian atas tubuhnya ada 2 buah anggota tubuh mirip antena yang sebenarnya adalah kaki juga. Mereka menggunakan indra penciuman untuk mendeteksi makanan. Itulah sebabnya mengapa mereka sering ditemukan berjalan menghadap ke arah arus air, tempat datangnya makanan.

Makanan babi laut adalah remah-remah hasil pembusukan binatang atau tanaman yang terkubur di dalam lumpur. Untuk makan, babi laut menggunakan mulut yang dikelilingi oleh cincin tentakel. Selain untuk meraih makanan, mulut itu berfungsi untuk menyaring lumpur, dan menyerap nutrisi makanan.

Babi laut (sea pig) adalah sejenis hewan laut yang diberi nama demikian sebagai akibat dari tubuhnya yang berbentuk panjang & berwarna pucat layaknya hewan babi yang hidup di darat.

Babi laut bukanlah hewan bertulang belakang. Melainkan sejenis teripang / timun laut yang kebetulan memiliki bentuk yang unik. Ada beberapa spesies babi laut yang sudah diketahui manusia & semuanya digolongkan dalam genus Scotoplanes. Babi laut dapat ditemukan di seluruh samudera, namun hanya di kedalaman lebih dari 1.000 m. Itulah sebabnya hewan ini jarang dijumpai oleh manusia. Babi laut memiliki panjang tubuh antara 10 - 15 cm.

Selain tubuhnya yang panjang & berwarna pucat, babi laut dapat dikenali dengan melihat adanya 5 - 7 pasang tentakel menyerupai di bagian bawah tubuhnya. Dengan tentakel itulah, babi laut menjelajahi dasar laut habitatnya. Seperti spesies teripang lainnya, babi laut bergerak memakai sistem hidraulik. Maksudnya adalah babi laut bisa mengubah-ubah tingkat ketegangan anggota tubuhnya dengan cara mengubah kadar cairan yang mengisi anggota tubuh tersebut.

Babi laut juga memiliki 2 pasang tentakel di bagian atas tubuhnya. Fungsi tentakel tersebut masih belum diketahui secara pasti. Ada yang berpendapat kalau tentakel tersebut membantu babi laut menjaga keseimbangan. Ada juga yang berspekulasi kalau tentakel-tentakel itu aslinya adalah semacam organ pengindra. Di sekeliling mulutnya, babi laut memiliki sejumlah tentakel pendek untuk membantunya menyaring makanan yang bercampur dengan pasir & lumpur dasar laut.

Makanan babi laut terdiri dari partikel-partikel organik yang jatuh ke dasar laut, misalnya bangkai paus. Babi laut menemukan makanannya dengan cara mencium bau yang disebarkan oleh arus air laut. Itulah sebabnya babi laut memiliki kebiasaan menghadapkan dirinya sesuai dengan arah arus samudera. Di tempat yang kaya akan makanan, babi laut bisa terlihat membentuk gerombolan yang jumlahnya mencapai 600 ekor. Namun babi laut sendiri diperkirakan tidak memiliki perilaku ataupun pola hidup sosial.

Tidak diketahui siklus hidup persis hewan ini akibat sulitnya mengamati mereka secara langsung di habitat liarnya. Babi laut juga sulit dipelihara dalam tangkapan karena hewan ini hanya bisa hidup pada perairan yang tekanannya setara dengan tekanan di kedalaman ribuan meter. Namun dengan melihat siklus hidup teripang & hewan Enchinodermata lainnya, babi laut diperkirakan hidup sebagai zooplankton ketika masih berwujud larva. Ketika sudah mencapai ukuran tertentu, larva babi laut kemudian jatuh ke lantai samudera & melanjutkan hidupnya sebagai hewan penghuni dasar laut (bentos).

Hidup di kedalaman ribuan meter tidak lantas membuat babi laut aman dari gangguan sama sekali. Jasad babi laut yang diambil dari perairan Selandia Baru menunjukkan kalau hewan ini menjadi inang dari hewan-hewan parasit kecil seperti kutu laut & siput laut genus Stilapex. Belakangan, aktivitas perikanan memakai jaring pukat laut dalam juga turut mengancam keberadaan hewan ini,. Pasalnya kadang-kadang sejumlah besar babi laut tanpa sengaja ikut tersangkut ke dalam jaring pukat.