Apa yang anda ketahui tentang alat musik Bedug ?

Bedug

Apa yang anda ketahui tentang alat musik Bedug ?

Sejarah Singkat Bedug berasal dari India dan Cina. Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina, ketika Laksamana Cheng Ho datang ke Semarang, kemudian disambut baik oleh Raja Jawa pada masa itu., ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendak memberikan hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mendengarkan suara bedug dari masjid. Sejak itulah, bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di negara Cina, Korea dan Jepang, yang memposisikan bedug di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengani waktu salat atau sembahyang.

Sedangkan, menurut studi M. Dwi Cahyono, arkeolog dari Universitas Negeri Malang, bedug terkait dengan masa prasejarah Indonesia di mana nenek moyang kita sudah mengenal nekara dan moko, sejenis genderang dari perunggu yang dipakai dalam minta hujan.

Kata Bedug juga terdapat dalam Kidung Malat, sebuah karya sastra dari abad ke 14-16 Masehi. Dalam Kidung Malat dijelaskan bahwa bedug dibedakan antara bedug besar (teg-teg) dengan bedug ukuran biasa. Bedug pada masa itu berfungsi sebagai alat komunikasi dan penanda adanya perang, bencana alam atau hal mendesak lainnya. Dibunyikan pula untuk menandai tibanya waktu. Maka ada istilah Jawa yang mengatakan, “Wis wanci keteg.” (sudah waktu siang). Kata ”keteg” diambil dari saat teg-teg dibunyikan.

image

Bedug terbesar di dunia berada di dalam Masjid Darul Muttaqien, Purworejo. Bedug ini merupakan karya besar umat Islam yang pembuatannya diperintahkan oleh Adipati Tjokronagoro I, Bupati Purworejo pertama. dibuat pada tahun 1762 Jawa atau 1834 M. Dan diberi nama Kyai Begelan. Ukuran atau spesifikasi bedug ini adalah : Panjang 292 cm, keliling bagian depan 601 cm, keliling bagian belakang 564 cm, diameter bagian depan 194 cm, diameter bagian belakang 180 cm. Bagian yang ditabuh dari bedug ini dibuat dari kulit banteng. Bedug raksasa ini dirancang sebagai “sarana komunikasi” untuk mengundang jamaah hingga terdengar sejauh-jauhnya lewat tabuhan bedug sebagai tanda waktu salat menjelang adzan dikumandangkan.

Bedug merupakan alat musik tabuh seperti gendang. Dan merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

Fungsi Bedug selain sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Juga mempunyai fungsi sebagai berikut :

  • Fungsi sosial: bedug berfungsi sebagai alat komunikasi atau petanda kegiatan masyarakat, mulai dari ibadah, petanda bahaya, hingga petanda berkumpulnya sebuah komunitas.
  • Fungsi estetika: bedug berfungsi dalam pengembangan dunia kreatif, konsep, dan budaya material musikal.
Ringkasan

http://id.wikipedia.org/

Bedug adalah alat musik yang terbuat dari kayu yang memanjang dan salah satu sisinya terbuat dari membran yang dibuat dari kulit hewan. Alat musk ini termasuk alat musik perkusi membranophone. Alat musik ini dimainan dengan cara dipukul menggunaan alat pukul yang berbentuk tongkat yang ujungnya dibalut dengan kain.

Bedug memiliki Kesenian yang dimaksud dengan Rampak Bedug merupakan pengembangan dari seni Ngadu Bedug. Asal mula Rampak Bedug pada awalnya adalah Ngadu Bedug yang istilah berkembang di masyarakat Pandeglang. Akan tetapi, perkembangan di masyarakat menjadi Kesenian Rampak Bedug karena gerakan yang rampak yang mengandung arti serempak. Rampak Bedug adalah seni bedug yang menggunakan Waditra berupa bedug dan ditabuh secara serempak sehingga menghasilkan irama yang khas dan dapat dinikmati. Permainan Rampak Bedug mengutamakan kekompakan antara bedug dan gerak.

Pemain Rampak Bedug di Sanggar Pamanah Rasa terdiri dari 12 orang, adapun pemain terdiri atas 6 penari laki-laki dan 6 penari perempuan. Seiring dengan perkembangan zaman segi pertunjukan bervariasi sesuai kreatifitas seniman masing-masing. Tetapi, tidak meningggalkan nilai-nilai yang ada pada Kesenian Rampak Bedug. Bentuk penyajian yang beragam dan fungsi dari kesenian ini dapat dinikmati oleh penonton. Kesenian Rampak Bedug merupakan ciri khas kesenian yang berada di Kabupaten Pandeglang yang harus dijaga dan dilestarikan.