Apa yang anda ketahui tentang Al-Khayyam atau Omar Khayyam ?

Apa yang anda ketahui tentang Al-Khayyam atau Omar Khayyam ?

Setiap keadaan memberikan hikmah tersendiri. Ia memberi kesempatan bagi seseorang untuk berpikir menghadapi keadaan tersebut, membuatnya mampu mendayagunakan potensi yang ada dalam dirinya. Itulah yang dialami Omar Khayyam. Kedaanlah yang membuatnya memiliki nama besar. Ia tak hanya besar sebagai ahli matematika maupun astronom.

Ia pun memiliki nama besar dalam karya sastra. Ia memiliki keahlian dalam menuliskan bait-bait puisi. Bahkan ia pun memiliki karya monumentalnya, Rubaiyat. Omar Khayyam yang bernama lengkap Ghiyath al-Din Abu’l-Fath Umar ibn Ibrahim Al-Nisaburi al-Khayyami. Ia lahir di Khorassan, Iran pada pertengahan abad ke-11. Dan, keadaanlah yang membuatnya mampu mendayagunakan segala potensinya. Terlatih berpikir Peristiwa-peristiwa politik pada abad kesebelas memainkan peran penting dalam kehidupan Khayyam. Dinasti yang berkuasa di Iran kala itu, Dinasti Saljuk, sedang gencar berinvasi ke bagian barat daya Asia. Pada akhirnya membangun imperium yang mencakup Mesopotamia, Suriah, Palestina. Semula memang Saljuk menguasai Khorassan, dan antara 1038 dan 1040 mereka hampir menguasai seluruh bagian Iran.

Dalam situasi politik yang tak stabil itulah Khayyam menjalani hidupnya. Hidup yang begitu susah, kecuali mereka yang memiliki hubungan dekat penguasa. Mereka yang memiliki kekuasaan akan memiliki kehidupan yang lebih baik. Namun, tampaknya kondisi ini memberikan sebuah berkah bagi Khayyam. Ia menelaah setiap peristiwa yang ada di hadapannya. Bahkan ia terlatih untuk berpikir. Pada periode itu, ia bahkan mengenalkan sebuah karya yang menyangkut kajian Aljabar. Meski mengaku tak dapat sepenuhnya mengkaji Aljabar karena banyak kendala yang ia jumpai, bagaimanapun Khayyam merupakan pakar matematika yang mumpuni.

Kemampuan Khayyam tak sampai di situ. Ternyata ia pun memiliki kemampuan dalam kajian astronomi. Sayang kemampuan ini belum tergali sempurna akibat keadaan politik yang tak menentu. Maka pada 1070 ia meninggalkan Khorassan menuju Samarkan di Uzbekistan. Samarkan merupakan kota tertua di Asia Tengah. Di tanah rantau ini, Khayyam beruntung memiliki hubungan erat dengan seorang petinggi. Seorang hakim yang bernama Abu Tahir. Berkat pertemanan ini, ia mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Tak lama berselang, lahirlah karya monumental di bidang aljabar, Treatise on Demonstration of Problems of Algebra. Ini merupakan penyempurnaan kajian aljabarnya ketika masih di Khorassan. Waktu itu ia belumlah mencapai umur 25 tahun.

Referensi :