Apa saja yang menjadi aspek-aspek kemukjizatan al-Qur’an?

Apa saja yang menjadi aspek-aspek kemukjizatan al-Qur’an?

I’jaz al-Qur’an sesungguhnya terdapat dalam dirinya sendiri. Tegasnya kemu’jizatan al-Qur’an ada dalam kandungannya, bukan di luarnya. Jadi, kitab suci ini tidak membutuhkan keterangan lain di luar dirinya untuk membuktikan bahwa ia adalah Mu’jizat terbesar Nabi Muhammad Saw. Secara garis besar ada dua aspek kemu’jizatan al-Qur’an yaitu:

Gaya Bahasa (Uslub)


Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas yang tidak dapat ditiru para sastrawan Arab sekalipun, karena susunan yang indah yang berlainan dengan setiap susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat al-Qur’an memakai bahasa dan lafaz mereka, tetapi ia bukan puisi, prosa atau syair dan mereka tidak mampu membuat seperti itu (meniru al-Qur’an).

Mereka tidak pernah mampu untuk menandinginya dan putus asa lalu merenungkannya, kemudian merasa kagum dan menerimanya, lalu sebagian masuk Islam. Contoh dalam sejarah diterangkan bahwa Umar bin Khattab ra. menyatakan diri masuk Islam setelah mendengar ayat-ayat pertama surat Thaha, dan masih banyak contoh lainnya. Inilah bukti kemu’jizatan al-Qur’an dari segi bahasanya.

Uslub al-Qur’an sangatlah indah. Keindahan uslub al-Qur’an benar-benar telah membuat orang-orang Arab dan atau luar Arab kagum dan terpesona. Di dalam al-Qur’an terkandung nilai-nilai istimewa di mana tidak akan terdapat dalam ucapan manusia menyamai isi yang terkandung di dalamnya. Al-Qur’an dalam uslubnya yang menakjubkan mempunyai beberapa keistimewaan-keistimewaan, di antaranya:

  • Kelembutan al-Qur’an secara lafaz yang terdapat dalam susunan suara dan keindahan bahasanya.

  • Keserasian al-Qur’an baik untuk awam maupun kaum cendekiawan, dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan al-Qur’an.

  • Sesuai dengan akal dan perasaan, di mana al-Qur’an memberikan doktrin pada akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.

  • Keindahan dalam kalimat serta beraneka ragam bentuknya, yaitu satu makna diungkapkan dalam beberapa lafaz dan susunan yang bermacam-macam yang semuanya indah dan halus.

  • Al-Qur’an mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global (ijmal) dan bentuk yang terperinci (tafsil).

  • Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat (yang dikemukakan).

Isi Kandungannya.

Dilihat dari isi kandungannya, kemu’jizatan al-Qur’an dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu :

1. Al-Qur’an mengungkapkan berita-berita yang bersifat ghaib.

Hal-hal yang bersifat ghaib yang diungkap dalam al-Qur’an dapat dipilah menjadi 2 (dua) yaitu :

Pertama, berita menyangkut masa lalu. Sebagai contohnya: kisah Nabi Adam a.s., Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., dan Nabi Ismail as., Nabi Musa a.s., dan kisah lain di masa lalu. Salah satu contoh lainnya sebagaimana diungkapkan dalam QS. Yunus : 92

“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.”

Ayat tersebut menceritakan tentang Fir’aun yang diawetkan dengan cara dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang. Hal itu bersifat ghaib, karena tidak ada orang yang mengenalnya. Akan tetapi berita al-Qur’an itu ternyata terbukti kebenarannya kemudian.

Kedua, berita tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi baik di dunia maupun di akhirat, misalnya:

“Alif Lam Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang.” (QS. ar- Ar-Rum : 1-3)

Ayat tersebut menceritakan tentang kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia. Padahal ketika ayat ini diturunkan, belum terjadi peperangan yang dimaksudkan ayat tersebut. Akan tetapi kebenaran berita itu terbukti sembilan tahun kemudian.

Berita gaib menyangkut masa yang akan terjadi lainnya, misalnya berita tentang kemenangan umat Islam dalam perang Badar dijelaskan dalam QS. Al-Qamar : 45, peristiwa Fathu Makkah dijelaskan dalam QS. Al-Fath : 27, dan sebagainya.

2. I’jazul ‘ilmi, yakni kemu’jizatan ilmu pengetahuan.

Al-Qur’an mengungkapkan isyarat-isyarat rumit terhadap ilmu pengetahuan sebelum pengetahuan itu sendiri sanggup menemukannya. Kemudian terbukti bahwa al-Qur’an sama sekali tidak bertentangan dengan penemuan-penemuan baru yang didasarkan pada penelitian ilmiah. Hal ini seperti difirmankan Allah Swt:

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fussilat :53)

Banyak ayat al-Qur’an yang mengungkapkan isyarat tentang ilmu pengetahuan, seperti: terjadinya perkawinan dalam tiap-tiap benda, perbedaan sidik jari manusia, berkurangnya oksigen di angkasa, khasiat madu, asal kejadian alam semesta, penyerbukan dengan angin, dan masih banyak lagi isyarat-isyarat ilmu pengetahuan yang bersifat potensial, yang kemudian berkembang menjadi ilmu pengetahuan modern.

Mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa manusia membuatnya karena hal itu diluar kesanggupannya. Mukjizat ini hanya diberikan kepada nabi-nabi untuk menguatkan kenabian dan kerasulannya, dan bahwa agama / risalah yang dibawanya bukanlah bikinannya sendiri tetapi benar-benar dari Allah SWT. Mukzijat tidak pernah diberikan kepada selain nabi dan atau Rosul.

Nabi besar Muhammad SAW telah diberi beberapa mukjizat oleh Allah SWT, diantaranya israa’-mi’raj dalam satu malam sebagaimana tersebut dalam surat 17, al-isra ; ayat 1, dll. Tetapi mukjizat yang terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW adalah Al-qur’an.

Al-qur’an menjadi suatu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia sepanjang masa, karena memang beliau diutus oleh Allah SWT untuk keselamatan manusia di mana dan di masa apapun mereka berada. Oleh sebab Alloh SWT menjamin keselamatan Al-qur’an sepanjang masa.

Firman Allah SWT

Artinya : Sesungguhnya Kamilah (lafal nahnu mentaukidkan atau mengukuhkan makna yang terdapat di dalam isimnya inna, atau sebagai fashl) yang menurunkan Adz-Dzikr/Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (dari penggantian, perubahan, penambahan dan pengurangan). (Q.S : 15 ; 9)

Didalam memberikan definisi kepada Al-qur’an sengaja dicantumkan kata yang mempunyai mukjizat, karena inilah segi keutamaan al-qur’an dan bedanya dari kitab-kitab lain yang diturunkan kepada nabi-nabi lainnya.

Mukjizatnya disitu terletak pada fashahah dan balaghahnya, keindahan susunan dan gaya bahasanya yang tidak ada tara bandingannya. Mustahil manusia dapat membuat susunan yang serupa dengan Al-qur’an yang dapat menandinginya. Di dalam Al-qur’an sendiri terdapat ayat-ayat yang menantang setiap orang :

“Kendatipun berkumpul jin dan manusia untuk membuat yang serupa dengan Al-qur’an, mereka tidak akan dapat membuatnya, seperti firman Allah SWT dalam Surat 17 / Al Israa’ 88 :

Artinya : Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat/mengatakan yang serupa Al-quran ini ; niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.

Pada ayat ini Allah SWT menegaskan mukjizat Al-quran dan keutamaannya, bahwa Alquran itu benar-benar dari Allah dan diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sumber : Insert : Al-qur’an sebagai Mukjizat | Iqbal1

Al-Qur’an ,erupakan suatu mukjizat yang terbesar, maksudnya adalah karena ia kekal abadi. Mukjizat yang pernah diberikan Allah Swt kepada para Rasul-Nya, semenjak Nabi Adam As sampai Nabi Muhammad Saw sudah berlalu dan tidak dapat melihatnya. Mukjizat yang pernah diberikan Allah Swt sudah berlalu dan tidak dapat dilihat. Mukjizat-mukjizat itu sudah ada dan sudah pernah terjadi, tetapi kita tidak dapat merasa dan menghayatinya serta mengalaminya.

Lain halnya dengan al-Qur’an, ia adalah sebagai mukjizat terbesar, ia kekal abadi. Umat Islam dan umat lainnya dapat memegang, membaca, menghayati, memahami, mengamalkan isinya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan keselamatan di akhirat nanti.

Al-Qur’an adalah mukjizat yang paling besar dari segala mukjizat yang pernah diberikan Allah Swt kepada seluruh Nabi dan Rasul-Nya karena al-Qur’an bukan saja untuk mematahkan segala bantahan dan argumen kaum musyrikin kepada kebenaran wahyu yang dibawah Rasulullah Muhammad Saw, tetapi ia juga ditujukan kepada seluruh umat manusia.

Kemukjizatan al-Qur’an pada dasarnya berpusat pada dua segi: pertama, segi isi atau kandungan al-Qur’an, dan kedua, segi bahasa al-Qur’an. Berkenaan dengan isi al-Qur’an telah dikemukakan bahwa al-Qur’an yang diwahyukan oleh Tuhan kepada Nabi Muhammad Saw, 14 abad yang telah lalu itu, banyak membawa ayat-ayat ilmiah yang kemudian diakui kebenarannya oleh ilmu pengetahuan modern dewasa ini.

Mukjizat Al-Quran dari segi kandungan

Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw, isinya tidak bertentangan dengan teknologi modern, bahkan mengungkapkan kebenaran al-Qur’an. Ilmu dan teknologi yang sedang berkembang pesat akan menambah terungkapnya isi yang terkandung di dalam al-Qur’an. Bukan isi al-Qur’an yang harus tunduk kepada ilmu dan teknologi, tetapi sebaliknya. Jika kekeliruan terjadi pada ilmu dan teknologi, harus dicari kebenarannya dalam al-Qur’an.

Dari segi kandungan isi, mukjizat al-Qur’an dapat dilihat dari tiga aspek :

  • Merupakan isyarat ilmiah. Al-Qur’an banyak berisi informasi ilmu pengetahuan walaupun hanya dalam bentuk isyarat ilmiah, seperti informasi mengenai ilmu pengetahuan alam. Misalnya, Seluruh kehidupan berasal dari air dalam QS. al- Anbiya’ (21):30.

    Artinya: “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?”

    Dan bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan gas ( ad-dukhan) dalam QS. Fussilat (41):11.

    Artinya: “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

  • Merupakan sumber hukum. Al-Qur’an telah memberikan andil yang kuat dalam pertumbuhan hukum, bahkan al- Qur’an tetap merupakan produk hukum yang ideal hingga masa kini. Al-Qur’anul Karim menjelaskan pokok-pokok akidah, hukum-hukum ibadah, norma-norma keutamaan dan sopan santun, undang-undang hukum ekonomi, politik, sosial dan kemasyarakatan. Al- Qur’anlah yang mengatur kehidupan keluarga dan masyarakat, dan al-Qur’anlah yang meletakkan dasar-dasar kemanusiaan yang mulia lagi adil yang didengung-dengungkan oleh para tokoh reformis pada abad kedua puluh satu ini.

  • Menerangkan suatu 'ibrah dan teladan serta kabar gaib, baik yang terjadi pada masa lalu, sekarang maupun yang akan datang. Al-Qur’an banyak mengandung berita-berita tentang hal-hal yang gaib, seperti “surga”, neraka, hari kiamat, dan hari perhitungan. Selain itu, al-Qur’an juga banyak mengungkapkan kisah-kisah para nabi dan umat masa lampau, seperti kisah Fir’aun, kisah kaum Ad dan Samud, kisah Nabi Yusuf As, dan Nabi Ibrahim As.

    Al-Qur’an banyak pula menyinggung masalah-masalah yang belum terjadi di masanya, seperti kemenangan bangsa Romawi dalam QS. al-Rum (30) : 1-3.

    Artinya: “Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi, Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.

Mukjizat Al-Quran dari segi bahasa

Dari segi bahasa al-Qur’an merupakan bahasa bangsa Arab Quraisy yang mengandung sastra Arab yang sangat tinggi mutunya. Ketinggian mutu sastra al-Qur’an ini meliputi segala segi. Kaya akan perbendaharaan kata-kata, padat akan makna yang terkandung, sangat indah dan sangat bijaksana dalam menyuguhkan isinya sehingga sesuai dengan orang yang tinggi maupun rendah daya intelektualnya.

Al-Qur’an memiliki uslub (gaya bahasa) yang tinggi, fasahah (ungkapan kata yang jelas), dan balagah (kefasihan lidah) yang dapat mempengaruhi jiwa pembacanya dan pendengarnya yang mempunyai rasa bahasa Arab yang tinggi. Abu Bakar Muhammad al-Baqillani (ahli fikih) menyebutkan bahwa sesungguhnya al-Qur’an itu sangat indah susunan kata-katanya dan sangat unik serta istimewa susunannya.

Syekh Muhammad Rasyid Rida berpendapat bahwa salah satu bukti ketinggian uslub al-Qur’an ialah bahwa seluruh maksud al-Qur’an itu bercampur baur dan terpencar dalam banyak surah, baik yang pendek maupun yang panjang, dengan munasabah (hubungan atau kaitan) yang berbeda-beda sehingga menjadi 'ibarah (ungkapan) yang sempurna dan menyenangkan hati. Mukjizat al-Qur’an dari segi bahasa ini hanya dapat dihayati oleh mereka yang mengetahui dan mendalami bahasa Arab.21

Kemukjizatan al-Qur’an dari segi bahasa telah diakui oleh ahli sastra Arab, baik di masa Nabi Saw, maupun masa sesudahnya. Selanjutnya Muhammad Abduh mengemukakan bahwa al-Qur’an diturunkan pada suatu masa yang terkenal dengan banyaknya ahli-ahli syair dan ahli-ahli pidato Arab. Akan tetapi, sejarah membuktikan bahwa tidak seorang pun di antara sastrawan-sastrawan Arab itu yang mampu membuat suatu gubahan yang seindah gubahan al-Qur’an. Ini merupakan bukti bahwa al-Qur’an itu benar-benar mukjizat.

Beberapa Keistimewaan Uslub Al-Quran

Al-Qur’anul Karim memiliki uslub yang sangat menakjubkan dan berbeda dengan uslub (susunan) ucapan manusia. Di dalamnya terdapat beberapa keistimewaan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

  • Kelembutan al-Quran secara lafziyah terdapat dalam susunan suara dan keindahan bahasanya.

  • Keserasian al-Qur’an ditujukan bagi kaum yang awam, maupun kaum cendekiawan. Dalam arti, semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan al-Qur’an.

  • Kandungan isinya sesuai dengan akal dan perasaan, karena al-Qur’an memberikan doktrin pada akal dan hati serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.

  • Keindahan sajian al-Qur’an serta susunan bahasanya, bagaikan suatu bingkai yang dapat memukau akal untuk meberikan tanggapan serta perhatian.

  • Keindahannya dalam liku-liku ucapan, atau kalimat serta beraneka ragam dalam bentuknya. Dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa lafal dan susunan yang semuanya indah dan halus.

Muhammad Ali al-Sabuni, menyatakan bahwa kemukjizatan al-Qur’an dapat dilihat dari sepuluh aspek pokok, yaitu :

  • Susunannya yang indah yang berbeda dengan susunan yang ada di dalam bahasa Arab

  • Gaya bahasanya yang menarik yang berbeda dengan gaya bahasa yang ada

  • Kepadatan isinya yang tidak mungkin dapat dibuat yang lain yang sama dengannya

  • Penetapan hukum yang mendalam dan lengkap yang tidak dapat dicapai oleh penetapan hukum yang dibuat oleh manusia

  • Pemberitaannya tentang hal-hal yang gaib yang kesemuanya tidak diketahui kecuali melalui al-Qur’an

  • Tidak bertentangan dengan ilmu-ilmu pengetahuan kealaman yang ada

  • Pelaksanaan terhadap janji dan ancaman yang diberitakan al-Qur’an

  • Pengetahuan-pengetahuan yang dikandungnya mencakup pengetahuan-pengetahuan hukum dan kauniyah

  • Memenuhi kebutuhan manusia

  • Menimbulkan pengaruh di dalam hati manusia, baik pengikut maupun musuhnya.23

Mukjizat Al-Quran dari segi Keabadian

Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar Rasulullah Saw, tidak saja dari segi isinya yang membawa angin segar bagi kehidupan manusia, tetapi juga dari segi nilai sastranya yang berada di luar jangkauan kemampuan manusia. Mukjizat ini kekal abadi, karena ia selalu dalam lingkungan dan pemeliharaan Allah. Dia abadi, tidak seperti mukjizat-mukjizat lain yang diberikan kepada Nabi-Nabi terdahulu. Mu’jizat-mu’jizat mereka telah tidak ada, sejalan dengan berakhirnya hidup mereka menjalankan misi kenabian.

Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar dari semua mukjizat Nabi-Nabi terdahulu, dan ia pun terbesar dari sejumlah mukjizat Muhammad sendiri yang bersifat hissi (nyata).

Itulah wahyu samawi yang disampaikan kepada Nabi-Nya al-Amin agar menjadi cahaya dan rahmat bagi alam semesta. Dia merupakan mukjizat Islam yang abadi sebagai saksi kebenaran Rasul, yang sekaligus membuktikan keagungan Islam dan kelanggengannya.