Apa saja yang mempengaruhi viskositas darah?

Viskositas darah

Viskositas merupakan tingkat kekentalan darah. Semakin tinggi viskositas, semakin kecil aliran darahnya. Apa saja yang mempengaruhi viskositas darah?

Viskositas darah adalah ukuran resitensi dari darah mengalir. Viskositas atau kekentalan (η) sebenarnya merupakan gaya gesekan internal antara molekul-molekul dan partikel-partikel yang menyusun suatu fluida dalam pembuluh darah yang berbentuk silinder.

Faktor penentu utama viskositas darah adalah hematokrit, agregasi sel darah merah, dan viskositas plasma (Kesmarky G, 2008).

1. HEMATOKRIT (sel darah merah)

Semakin besar persentase sel dalam darah, artinya semakin besar hematokrit semakin banyak gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah, dan gesekan ini menentukan viskositas. Karena itu, viskositas darah meningkat hebat dengan meningkatnya hematokrit, seperti terlihat pada Gambar dibawah ini. Bila kita menganggap viskositas darah lengkap pada hematokrit normal adalah sekitar 3 (Guyton, 2007).

image
Gambar Efek hematokrit terhadap viskositas (Guyton, 1997)

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar di atas di mana viskositas darah keseluruhan ditentukan secara in vitro menggunakan viskometer, di mana peningkatan hematokrit sel darah merah menyebabkan peningkatan viskositas relatif. Perhatikan bahwa peningkatan ini nonlinear, sehingga hematokrit lebih dari dua kali lipat viskositas relatif. Oleh karena itu, viskositas darah sangat tergantung pada hematokrit. Pada hematokrit normal 40-45%, relatif viskositas darah 4- 5 mPa.s.

Bila hematokrit meningkat sampai 60 atau 70, yang sering terjadi pada polisitemia, kapasitas transport oksigen lebih besar, viskositas darah menjadi 10 kali lebih besar dari pada air, dapat berkembang menjadi thrombosis dan emboli. Hal ini meningkatkan resistensi terhadap aliran darah sehingga meningkatkan kerja jantung dan dapat mengganggu perfusi organ. Pasien dengan anemia mempunyai hematokrit 30%, mempunyai viskositas darah rendah dan kapasitas transport oksigen yang sedikit (Guyton, 1997).

image
Gambar Viskositas darah tergantung pada konsentrasi sel darah (hematokrit/-PCV)

2. SUHU TUBUH

Ketika darah menjadi dingin, darah akan mengalir lebih lambat. Oleh karena itu, ada hubungan terbalik antara suhu dan viskositas.

Viskositas meningkat sekitar 2% untuk setiap penurunan suhu derajat Celcius.

Biasanya, suhu darah tidak berubah banyak dalam tubuh. Namun, jika tangan seseorang terkena lingkungan yang dingin dan jari-jari menjadi dingin, suhu darah di jari akan turun dan meningkatkan viskositas, yang bersama-sama dengan vasokonstriksi simpatik dimediasi akan mengurangi aliran darah di daerah dingin. Pada hipotermia pada perawatan kritis atau situasi bedah, ini juga akan menyebabkan peningkatan viskositas darah sehingga mempengaruhi hemodinamik sistemik dan organ aliran darah (Klabunde, 2005).

3. KADAR PROTEIN PLASMA

Bila kadarnya naik maka viskositas akan naik dan sebaliknya. Pengaruhnya kurang begitu penting dibandingkan dengan pengaruh hematokrit, sehingga tidak dipertimbangkan secara serius dalam penelitian hemodinamik. Viskositas plasma darah adalah sekitar 1.5 kali air (Guyton, 1997).

4. KECEPATAN ALIRAN DARAH

Sebagai gambaran air, gas dan fluida homogen lainnya adalah fluida Newtonian dimasukkan sebagai fluida yang viskositasnya tidak tergantung pada kecepatan aliran. Fluida Newtonian bergerak streamline atau aliran laminar.

Viskositas dari non fluida Newtonian berkurang dengan meningkatnya kecepatan aliran. Darah adalah tidak homogen dengan viskositasnya tergantung pada kecepatan aliran.

Viskositas darah meningkat hebat dengan menurunnya kecepatan aliran. Karena kecepatan aliran darah dipembuluh kecil sangat rendah, seringkali kurang dari 1 mm/detik, viskositas darah dapat meningkat sebanyak 10 kali lipat dari faktor itu sendiri. Efek ini sebagian disebabkan oleh perlekatan antara sel-sel darah merah yang bergerak lambat satu dengan yang lainnya (pembentukan rouleaux dan kumpulan yang lebih besar) atau dengan dinding pembuluh (Klabunde, 2005).