Apa saja yang harus dilakukan dalam persiapan persalinan dan kelahiran bayi ?

Proses persalinan terkadang menjadi momok bagi ibu-ibu yang baru pertama kali melakukan proses persalinan. Oleh karena itu dibutuhkan persiapan-persiapan dalam menhadapinya.

Apa saja yang harus dilakukan dalam persiapan persalinan dan kelahiran bayi ?

Lima langkah penting yang harus direncanakan secara detail untuk persiapan persalinan adalah :

Langkah 1 : Membuat rencana persalinan.

  1. Menentukan tempat persalinan.
    Sejak awal ibu dan keluarga sudah harus menentukan dimana akan melahirkan sehingga ketika sudah ada tanda–tanda persalinan maka langsung berangkat karena tujuannnya sudah jelas dan mantap sehingga tidak perlu berpikir atau diskusi dengan keluarga dan masyarakat yang akan memakan waktu untuk mencapai fasilitas kesehatan.

  2. Memilih tenaga kesehatan terlatih.
    Setelah menentukan tempat persalinan, maka kemudian berpikir menentukan bidan yang akan menolong persalinan. Kalau sudah memilih bidan yang akan menolong persalinan, maka mulai menjalin hubungan sejak periksa hamil sehingga sudah terjalin hubungan yang baik yang dapat mengurangi kecemasan pada saat melahirkan. Perlu ditentukan juga apabila bidan yang dipilih tidak ada ketika tiba saat persalinan, siapa bidan penggantinya.

  3. Bagaimana menghubungi bidan.
    Untuk mempermudah komunnikasi perlu ditanyakan bagaimana cara menghubungi bidan, dapat menanyakan no Hp atau telp yang dapat dihubungi.

  4. Bagaimana transportasi ke tempat persalinan.
    Kendaraan untuk berangkat ke tempat persalinan juga harus direncanakan sejak hamil sehingga siap setiap saat.

  5. Siapa yang akan menemani pada saat persalinan.
    Sering bidan beranggapan bahwa yang berhak menemani ketika persalinan adalah suami. Hal tersebut tidak benar karena prinsipnya yang menemani adalah orang yang dapat memberi sport mental kepada ibu yang akan melahirkan, hal ini tidak harus suami. Pernah terjadi suami yang mendampingi istrinya melahirkan malah akan pingsan karena sebenarnya suami tidak tega melihat istrinya, ada juga suami yang marah – marah pada istrinya karena istrinya tidak kuat mengejan. Hal yang seperti ini justru mengganggu proses persalinan karena menambah kecemasan ibu yang melahirkan. Untuk menentukan siapa yang akan menemani, perlu ditanyakan kepada ibu.

  6. Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut.
    Untuk mengetahui berapa banyak biaya yang dibutuhkan, ibu hamil sudah dapat menentukan ingin dirawat klas berapa sehingga dapat mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan. Pada saat periksa hamil sebaiknya bidan mengorientasikan pasien pada kamar – kamar sesuai klas dan tarifnya sehingga pasien dapat memilih sejak awal. Bagaimana cara mengumpulkan biaya, pasien dapat diajak diskusi, apakah dengan Tabungan Ibu Bersalin (tabulin) sehingga pasien dapat menabung setiap periksa hamil sehingga pada saat melahirkan sudah terkumpul biaya, atau ibu memilih dengan biaya jaminan persalinan (Jampersal), atau jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) , atau dengan BPJS dll.

  7. Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu sedang melahirkan.
    Siapa yang akan menjaga keluarganya dirumah ketika ibu melahirkan juga harus sudah disiapkan supaya ibu yang akan melahirkan secara total hanya memikirkan proses persalinan yang dihadapi dan tidak dikacaukan dengan pikiran – pikiran yang lain. Seringkali terjadi di lapangan, ibu yang akan melahirkan masih memikirkan anaknya yang dirumah siapa yang menjaga, siapa yang mengantar sekolah dsb.

Langkah 2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan.

Siapa yang membuat keputusan utama dalam keluarga ? Siapa yang akan membuat keputusan apabila pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan ?

Sejak dalam kehamilan, siapa yang bertanggungjawab membuat keputusan, menanda tangani informed consent ketika terjadi kegawatdaruratan harus sudah ditentukan. Juga bagaimana apabila pembuat keputusan utama tidak ada ketika terjadi kegawatdaruratan. Pernah terjadi seorang ibu yang akan melahirkan dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten, diantar oleh suami, keluarga dan tetangga. Tetapi ketika akan dilakukan tindakan maka tidak ada yang berani tanda tangan informed consent, suami pun tidak berani karena yang berhak adalah bapak dari pasien padahal bapaknya tidak ikut mengantar sehingga terjadi keterlambatan mendapat pertolongan disebabkan keluarga belum menyetujui dilakukan tindakan.

Langkah 3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan.

Sering terjadi ibu meninggal karena mengalami komplikasi serius selama kehamilan, persalinan atau pasca persalinan dan tidak menyiapkan transportasi yang dapat menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan. Sejak ibu hamil, bidan harus mendiskusikan dengan ibu dan keluarga untuk menyiapkan transportasi dan dimana akan dirujuk jika ibu mengalami komplikasi Rencana ini perlu disiapkan sejak dini sejak ibu masih hamil, terdiri dari :

  1. Dimana ibu akan melahirkan
  2. Dimana akan dirujuk apabila terjadi kagawat daruratan
  3. Bagaimana cara menjangkau tempat rujukan jika terjadi kagawat daruratan
  4. Bagaimana mendapatkan dana jika terjadi kegawat daruratan
  5. Bagaimana cara mencari donor, siapa yang direncanakan menjadi donor

Langkah 4. Membuat rencana, pola menabung.

Bidan berupaya untuk mendiskusikan dengan ibu dan keluarga untuk menyiapkan dana jika terjadi kagawatdaruratan. Banyak kasus ibu meninggal karena kehamilan, persalinan maupun pasca persalinan karena tidak sempat mencari pertolongan ke tempat fasilitas kesehatan yang lebih lengkap disebabkan tidak mempunyai dana yang diperlukan. Sering terjadi karena merasa tidak mempunyai dana yang cukup maka keluarga pasrah dengan keadaan sehingga ibu yang akan melahirkan dibiarkan tetap di rumah meskipun sebenarnya memerlukan pertolongan. Bidan dapat mengajarkan kepada ibu hamil untuk menabung.

Langkah 5. Mempersiapkan peralatan untuk persalinan.

Pengalaman dipelayanan, sering ditemui ibu yang akan melahirkan datang ke fasilitas kesehatan tidak membawa peralatan apa- apa, ketika ditanya katanya karena baru akan periksa saja, kalau ternyata sudah waktunya melahirkan baru akan mengambil peralatan ke rumah.Hal ini sangat menyulitkan jalannya persalinan karena alat yang dibutuhkan belum ada. Untuk mengatasi hal tersebut anda sebagai bidan harus membantu ibu untuk menyiapkan keperluan ibu dan bayinya . Buatlah daftar peralatan minimal yang harus disiapkan ibu dan keluarganya untuk dibawa pada saat persalinan.

Beberapa daftar peralatan untuk persalinan.

  • 2-3 pakaian tidur yang memudahkan anda untuk menyusui (bukaan depan)
  • 2-3 BH menyusui
  • 3 – 4 Kain panjang/ sarung
  • baju panjang atau daster
  • sandal
  • 4 celana dalam
  • Pembalut ibu bersalin
  • 2 handuk bersih yang mudah menyerap keringat.
  • 2 Waslap
  • Tisu basah dan tisu kering
  • Alat mandi (sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo)
  • Minyak penghangat (minyak kayu putih)
  • Make-up (krim wajah dan tangan,kaca, sisir)
  • Gurita atau korset
  • Hp yang sudah isi pulsa.

Tidak kalah pentingnya yang harus dipersiapkan oleh ibu yang akan bersalin adalah peralatan untuk bayi.

  • 1 lusin Baju dan popok bayi
  • 2 handuk bayi yang lembut
  • Kain segi empat / selimut bayi
  • Kaos tangan dan kaos kaki
  • 2 waslap
  • Topi
  • Minyak telon, sabun mandi, shampoo khusus bayi, sisir bayi
  • Selendang / kain gendongan
  • Peralatan lain: misalnya peralatan makan, obat dan sebagainya.