Apa saja yang dapat menjadi Penyebab obsesif kompulsif OCD?

image

Penyebab obsesif kompulsif (OCD) belum diketahui dengan pasti, namun beberapa hal berikut ini menjadi faktor pemicu atau pencetus terjadinya gangguan ini pada seseorang.

Apa saja penyebabnya?

Penyebab OCD
Penyebab OCD belum diketahui dengan pasti, namun beberapa hal berikut ini menjadi faktor pemicu atau pencetus terjadinya gangguan ini pada seseorang.

  1. Faktor genetik
    Beberapa penelitian menyatakan adanya kaitan antara gangguan OCD ini dengan keturunan atau faktor genetik. Yang artinya apabila terdapat anggota keluarga dengan gangguan yang serupa, maka kemungkinan besarnya dapat diturunkan.

  2. Abnormal pada pertumbuhan otak
    Pada penderita OCD terdapat ketidaknormalan yang melibatkan kadar serotonin yang diproduksi tidak seimbang. Serotonin merupakan zat penghantar yang digunakan oleh sel sel otak untuk saling berinteraksi menjalankan fungsinya. Ketidakseimbangan kadar serotonin ini, memicu perilaku perilaku abnormal ataupun perkembangan kognitif yang abnormal.

  3. Kepribadian yang abnormal
    Orang dengan tipe kepribadian perfeksionis, menyukai kerapian, disiplin tinggi, memiliki resiko besar untuk mengalami OCD. Orang dengan tipe perfeksionis, semakin hari akan semakin meningkat keinginan untuk kesempurnaan hal yang ada disekitarnya, sehingga perilaku kompulsif bisa saja terjadi. Seperti berkali kali menata rambutnya, berkali kali mencuci bajunya, atau lainnya.

  4. Trauma
    Adanya trauma masa lalu akibat bullying atau lainnya juga bisa menjadi penyebab munculnya kecemasan berlebih terhadap sesuatu. Trauma akan masa lalu atau pengalaman tidak menyenangkan akan teringat terus dan tersimpan dalam memori penderita. ketika ada faktor pemicu, trauma tersebut kembali dengan kecemasan atau ketakutan berlebihan. Kemudian kecemasan ini berefek pada munculnya perilaku kompulsif yang bermaksud untuk menghilangkan gambaran trauma tersebut.

  • Aspek Biologis
    Davison dan Neale (2012) menjelaskan bahwa salah satu penjelasan yang mungkin tentang gangguan obsesif-kompulsif adalah keterlibatan neurotransmitter di otak, khususnya kurangnya jumlah serotonin. Keterlibatan serotonin ini belum sebagai penyebab individu mengalami gangguan obsesif kompulsif, melainkan sebagai pembentuk dari gangguan ini. Fungsi serotonin di otak ditentukan oleh lokasi system proyeksinya. Proyeksi pada konteks frontal diperlukan untuk pengaturan mood, proyeksi pada ganglia basalis bertanggung jawab pada gangguan obsesi kompulsi.

  • Psikologis
    Klien-klien OCD menyetarakan pikiran dengan tindakan atau aktifitas tertentu yang dipresentasikan oleh pikiran tersebut. Ini disebut “thought-action fusion” (fusi pikiran dan tindakan). Fusi antara pikiran dan tindakan ini dapat disebabkan oleh sikap-sikap tanggung jawab yang berlebih-lebihan yang menyebabkan timbulnya rasa bersalah seperti yang berkembang selama masa kanak-kanak, dimana pikiran jahat diasosiasikan dengan niat jahat (Durand & Barlow, 2006).

  • Faktor Psikososial
    Menurut Freud, 1997 (dalam Kaplan, 1997:43), gangguan obsesif- kompulsif bisa disebabkan karena regresi dari fase anal dalam perkembangannya. Mekanisme pertahanan psikologis mungkin memegang peranan pada beberapa manifestasi pada gangguan obsesif-kompulsif. Represi perasaan marah terhadap seseorang mungkin menjadi alasan timbulnya pikiran berulang untuk menyakiti orang tersebut.

Penyebab gangguan Obsesif kompusilf (Oltmanns & Emery, 2012):

  • Genetik (Keturunan). Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder).
  • Organik. Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD.
  • Kepribadian. Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah mengalah.
  • Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya dengan menunjukkan gejala OCD.
  • Konflik. Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.