Apa saja tujuan dari komunikasi interpersonal?

Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal (Enjang, 2009).

Secara umum tujuan komunikasi antarpribadi adalah mempengaruhi atau merubah pandangan, sikap dan perilaku komunikan sesuai dengan harapan komunikator, tujuan tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Efek Kognitif
    Adalah berkaitan dengan fikiran, nalar atau rasio, misalnya komunikan yang semula tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti atau tidak sadar menjadi sadar.

  • Efek Afektif
    Adalah efek yang berkaitan dengan perasaan, misalnya komunikan yang merasa tidak senang menjadi senang, sedih menjadi gembira.

  • Efek Konatif
    Adalah efek yang berkaiatan dengan timbulnya keyakinan dalam diri komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator berdasarkan pesan yang ditransmisikan, sikap dan perilaku komunikasi pasca proses komunikasi juga tercermin dalam efek konatif.

Ketiga jenis efek tersebut adalah hasil-hasil proses psikologis yang berkaitan satu sama lain secara terpadu dan tidak mungkin di pilah-pilah, misalnya komunikator mengharapkan komunikan berperilaku sesuai dengan keinginan dan harapannya. Harapan itu tidak akan muncul jika komunikator sendiri tidak memberikan informasi atau menciptakan suasana perasaan senang bagi komunikan untuk berperilaku sesuai dengan harapannya.

Menurut Effendy (2000), dalam mencapai tujuan tersebut seorang komunikator harus memahami diri dan berempati. Memahami diri maksudnya adalah memahami nilai pribadi yang baik, yang seharusnya ada dan dimiliki komunikator. Nilai pribadi merupakan perpaduan antara kemampuan, kejujuran, itikad baik dan seorang komunikator akan memperoleh kepercayaan. Kepercayaan yang besar akan mempengaruhi perubahan sikap, sedangkan kepercayaan yang kecil akan mengurangi perubahan yang menyenangkan. Dengan empati dari komunikator, komunikan akan merasa tertarik karena komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan

sumber:

Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Effendy,

Komunikasi Antarpribadi dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan, ada 6 tujuan Komunikasi Antarpribadi yang dianggap penting untuk dipelajari menurut Widjaja (2000)

  • Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain
    Komunikasi Antarpribadi memberikan kesempatan untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan mengenai diri kita sendiri kepada orang lain, kita akan mendapat prespektif baru tentang diri kita sendiri akan dan akan memahami lebih mendalam tentang sikap perilaku kita. Pada kenyataannya, persepsi-persepsi diri kita sebagian besar merupakan hasil dari apa yang kita pelajari tentang diri kita sendiri dari orang lain melalui komunikasi antarpribadi. Melalui komunikasi antarpribadi kita juga belajar tentang bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang lain. Dalam arti bahwa kita tidak harus dengan serta merta menceritakan latar belakang kehidupan kita pada setiap orang. Selain itu, melalui komunikasi antarpribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang lain. Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.

  • Mengetahui Dunia Luar
    Komunikasi Antarpribadi juga memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek, kejadian dan orang lain. Banyak informasi yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi antarpribadi.

  • Menciptakan dan Memelihara Hubungan
    Menjadi Bermakna Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Tentunya kita tidak ingin hidup sendiri dan terisolasi dari masyarakat. Tetapi, kita ingin merasakan dicintai dan disukai, kita tidak ingin membenci dan dibenci orang lain. Karenanya, banyak waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antarpribadi bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan demikian membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri

  • Mengubah Sikap dan Perilaku
    Dalam komunikasi antarpribadi sering kita berupaya menggunakan sikap dan perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu cara tertentu, mencoba makanan baru, memberi suatu barang, mendengarkan musik tertentu, membaca buku, menonton bioskop, berfikir dalam cara tertentu, percaya bahwa sesuatu benar atau salah, dan sebagainya. Singkatnya kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui komunikasi antarpribadi.

  • Bermain dan Mencari Hiburan
    Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan, bercerita dengan teman tentang kegiatan diakhir pekan, membicarakan olah raga, menceritakan kejadian-kejadian lucu dan pembicaraan lain yang hampir sama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan

  • Membantu Orang Lain
    Psikiater, psikolog, dan ahli terapi adalah contoh-contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi antarpribadi

Keterampilan Dasar Komunikasi Interpersonal

Ada beberapa pengertian komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi, diantaranya DeVito menyatakan: “interpersonal communication is defined as communication that takes place between two persons who have a clearly established relationship; the people are in some way connected.” (DeVito, 1992:11).

Komunikasi interpersonal secara umum adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, masing-masing orang yang terlibat dalam komuniasi tersebut saling mempengaruhi persepsi lawan komunikasinya. Bentuk khusus komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi diadik. DeVito berpendapat bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang telah memiliki hubungan yang jelas, yang terhubungkan dengan beberapa cara. Jadi komunikasi interpersonal misalnya komunikasi yang terjadi antara ibu dengan anak, dokter dengan pasien, dua orang dalam suatu wawancara, dsb. Deddy Mulyana (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).

Ciri-ciri komunikasi interpersonal ini adalah pihak-pihak yang memberi dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal yang efektif diawali hubungan yang baik. Waltzlawick berpendapat komunikasi tidak hanya berisi pesan tetapi juga menekankan kepada aspek hubungan yang disebut dengan metakomunikasi. Umumnya hubungan interpersonal suami istri atau dengan yang lainnya adalah baik sehingga menjadi modal bagi terbangunnya sebuah komunikasi interpersonal yang efektif. (Kholil, 2005: 43).

Apapun teori hubungan interpersonal yang digunakan, kita akan melihat hal yang sama: hubungan interpersonal melibatkan dan membentuk kedua belah pihak. Ketika Muhammad berhubungan dengan si Anto, Anto bukan lagi Anto yang biasa, Anto berubah karena pertemuan dengan Muhammad. Muhammadpun demikian karena kehadiran si Anto. R.D. Laing, H. Phillipson, A.R.Lee-mengatakan: When Peter meets Paul, Paul’s behavior becomes Peter’s experince; Peter’s behavior become Paul’s experince. Saya dan anda berbagi pengalaman, bila pengalaman ini menyenangkan, bila permainan peranan berlangsung seperti yang kita harapkan, bila terjadi hubungan yang komplementer, hubungan kita akan dilanjutkan, dipertahankan, dan diperkokoh. Demikian juga sebaliknya, bila hubungan kita menimbulkan kepedihan, saya akan mengakhiri hubungan interpersonal dengan anda.

Jadi hubungan interpersonal berlangsung dengan tiga tahap: pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.

Menciptakan Hubungan Komunikasi Interpersonal

“DeVito menyatakan dalam buku komunikasi Psikologi Jalaluddin Rakhmat (2005: 15) “The five major purposes of interpersonal communication are to learn about self, others, and the world; to relate to others and to form relationship; to influence or control the attitudes and behaviours of others; to play or enjoy oneself; to help others.” (komunikasi interpersonal adalah komunikasi untuk belajar diri sendiri, orang lain, bahkan dunia, melalui komunikasi interpersonal kita dapat mengetahui siapa dan bagaimana orang lain dan dapat mengetahui pendapat orang lain tentang diri kita sendiri). Kita semakin mengenal diri kita sendiri, orang lain serta dapat mengenal lingkungan kita sendiri serta dunia. Suksesnya komunikasi interpersonal sangat tergantung pada kualitas konsep diri seseorang.

Komunikasi interpersonal yang efektif diawali dari hubungan interpersonal yang baik. Hubungan interpersonal antara dua orang baik itu antara orang tua dengan anak, atau antara pimpinan dengan bawahan adalah baik sehingga dapat menjadi modal terbangunnya sebuah komunikasi interpersonal yang efektif. (Asari, 2005 :10). Ada tiga faktor yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, adalah sebagai berikut:

a. Percaya (trust)

Faktor percaya sangat mempengaruhi terjadinya peroses komunikasi interpersonal yang baik. Ada tiga faktor utama untuk dapat menentukan sikap percaya adalah : menerima, empati, dan kejujuran (Efendi, 1981).

Menerima adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, melihat orang lain sebagai induvidu yang patut dihargai, tanpa menilai apa yang dibicarakan orang tersebut. Sikap menerima tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, kita sering cenderung sukar menerima. Menerima juga harus digaris bawahi, menerima tidak berarti menyetuji semua perilaku orang lain atau rela menanggung akibat-akibat perilakunya. Akan tetapi kita harus menghargai perasaan dan pemikiran yang disampaikan orang lain selama proses komunikasi berlangsung. Peroses komunikasi interpersonal tersebut adalah kepunyaan kita sendiri (owning of feels and thought). Dalam peroses komunikasi tersebut antara pelaku komunikasi akan tercipta keterbukaan perasaan dan pemikiran, serta dapat menerima dan bertanggung jawab terhadap apa yang disampaikan masing-masing pihak.

Empati adalah ikut merasakan apa yang orang lain rasakan tanpa kehilangan dentitas diri sendiri. Kita dapat membayangkan diri kita pada kejadian yang yang menimpa orang lain. Dengan empati kita berusaha melihat orang lain merasakan seperti orang lain rasakan. Kejujuran adalah faktor kejujuran yang dapat menumbuhkan saling percaya. Masingmaing pihak harus saling jujur dalam mengungkapkan sesuatu dengan orang lain, sehingga tercipta saling percaya bukan potensi yang dibuat-buat.

b. Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi defensif dalam komunikasi. Terjadinya sikap defensif bila seseorang tidak menerima, tidak jujur dan tidak empati (Rakhmat, 2005:133).

c. Sikap terbuka

Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya di dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efekif. Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme. Brooks dan Emmert mengidentifikasi sifat terbuka dan sifat tertutup dalam buku Jalaluddin Rakhmat, (2005: 136). Supaya komunikasi interpersonal yang dilakukan dapat menumbuhkan hubungan interpersonal yang efektif, sifat dogmatisme harus dihapuskan dalam diri seseorang, dan diganti dengan sikap terbuka pada lawan bicara kita.

Referensi

http://repository.uinsu.ac.id/634/1/(2)KOMUNIKASI%20INTERPERSONAL%20PUSTAKAWAN.pdf