Apa saja tips-tips parenting yang dapat diterapkan kepada anak di masa depan?


(unsplash)

Parenting atau dengan kata lain merupakan pola asuh orang tua terhadap anak. Sebagai orang tua yang kelak mempunyai buah hati, tentu kita setidaknya mengerti dan mempelajari bagaimana cara atau pola asuh yang akan kita terapkan kepada anak agar anak tersebut tidak salah didik. Baik dengan pola asuh yang otoriter atau pola asuh yang “membiarkan”, semua mempunyai kelebihan maupun kekurangan dalam penerapan pola asuh kepada anak dan dampaknya terhadap perilaku anak tersebut. Menurut kalian Youdict, apa saja tips-tips parenting yang berguna dan dapat diterapkan kepada anak di masa depan?

Hal pertama yang bisa dilakukan orang tua ialah mengajarkan komunikasi yang baik kepada si kecil. Jangan sampai orang tua mengeluarkan kata-kata negatif atau kasar karena anak akan mencontoh orang tuanya.

Lalu sebelum tidur sebaiknya ajak anak bicara, tanyakan apa yang dilakukan hari. Dengan begitu, nantinya anak akan terbiasa bercerita pada orang tua apapun yang terjadi pada dirinya.

Melansir cekaja.com, pada anak usia 0-12, mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, beri pengetahuan nilai-nilai hidup, moral, dan etika.

Di usia tersebut, pikiran anak sangat mudah untuk diprogram. Sehingga orang tua harus memaintain dan mengoreksi semua hal-hal yang si kecil lakukan.

Pada usia 12-17 tahun anak sudah mulai memasuki usia remaja, dan bukan anak-anak lagi. Sehingga di fase ini, orang tua sangat berperan penting untuk menjadi sahabat anak, namun tetap memiliki kekuasaan dalam mengatur kehidupannya, namun jangan juga terlalu ikut campur.

Biarkan anak menjadi dirinya sendiri, belajar untuk bertanggung jawab.

Menciptakan anak yang cerdas tidak cukup dengan membelikannya mainan-mainan edukatif atau memasukkannya ke sekolah yang bagus dan mahal. Sebaliknya, anak cerdas lahir dari pola parenting anak yang tepat dan efektif dari proses yang panjang dan kompleks. Berikut tips parenting untuk menciptakan anak yang cerdas seperti disarankan oleh para psikolog:

  1. Anak cerdas akan lahir ketika ia dibiarkan untuk mengembangkan imajinasi dan bermain sesuka hati. Anda mungkin tergoda untuk mengatur jadwal anak sedemikian rupa agar ia mendapatkan skill yang berguna untuk mengasah otak, tapi psikolog mengatakan hal itu justru keliru. Bebaskan anak untuk melakukan yang ia suka, termasuk berinteraksi dengan gawai atau komputer. Jangan lupa untuk tetap mengawasi dan memberikan batasan penggunaan gawai tersebut.

  2. Setiap anak memiliki karakternya masing-masing, tugas orangtua hanyalah mengarahkan. Anak yang pendiam jangan dipaksa menjadi anak yang aktif secara fisik, begitu pula anak yang lebih suka aktivitas di luar ruangan jangan dipaksa belajar di dalam kelas dalam waktu yang panjang. Selama anak tidak berperilaku menyimpang dan masih dalam batas kewajaran, hormati keinginan anak untuk menjadi dirinya sendiri.

  3. Menerapkan aturan ketat pada anak memang tidak baik, namun memberi kebebasan 100 persen juga bukan pola parenting anak yang akan merangsang kecerdasan mereka. Sebagai jalan tengah, Anda tetap dapat memberi kebebasan pada anak, namun dengan beberapa pilihan atau batasan yang tak boleh ia langgar. Misalnya, anak boleh bermain video games setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Anak mungkin akan kesal atau marah, di sinilah orangtua harus memberi pengertian pada anak bahwa yang ini dilakukan untuk kebaikannya di masa mendatang.