Apa Saja Tipe-Tipe Skizofrenia?


Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Lalu, apa saja tipe-tipe skizofrenia?

A. Skizofrenia Tipe Paranoid

Ciri utama skizofrenia tipe ini adalah adanya waham yang mencolok atau halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan efek yang relatif masih terjaga. Wahamnya biasanya adalah waham kebesaran, atau keduanya, tetapi waham dengan tema lain misalnya waham kecemburuan, keagamaan mungkin juga muncul (Arif , 2006).

Kriteria diagnostik untuk skizofrenia tipe paranoid :

  • Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau sering mengalami halusinasi auditorik.
  • Tidak ada ciri berikut yang mencolok : bicara kacau, motorik kacau atau katatonik, efek yang tak sesuai atau datar.

B. Skizofrenia Tipe Disorganized

Ciri utama disorganized adalah pembicaraan kacau, tingkah laku kacau dan afek yang datar. Pembicaraan yang kacau dapat disertai kekonyolan dan tertawa yang tidak berkaitan dengan isi pembicaraan. Disorganisasi tingkah laku misalnya: kurangnya orientasi pada tujuan dapat membawa pada gangguan yang serius pada berbagai aktivitas hidup seharihari (Arif , 2006).

Kriteria diagnostik skizofrenia tipe disorganized:

  • Gejala ini cukup menonjol : Pembicaraan kacau, tingkah laku kacau.
  • Tidak memenuhi untuk tipe katatonik.

C. Skizofrenia Tipe Katatonik

Ciri utama pada skizofrenia tipe katatonik adalah gangguan pada psikomotor yang dapat meliputi ketidak-bergerakan motorik, aktivitas motor yang berlebihan, sama sekali tidak mau bicara dan berkomunikasi, gerakangerakan yang tidak terkendali, mengulang ucapan orang lain atau mengikuti tingkah laku orang lain (Arif , 2006).

Kriteria diagnostik skizofrenia tipe katatonik:

  • Aktivitas motor yang berlebihan.
  • Negativisme yang ekstrim (tanpa motivasi yang jelas, bersikap sangat menolak pada segala instruksi atau mempertahankan postur yang kaku untuk menolak dipindahkan) atau sama sekali diam.
  • Gerakan-gerakan yang khas dan tidak terkendali.
  • Menirukan kata-kata orang lain atau menirukan tingkah laku orang lain (Arif , 2006).

D. Skizofrenia tipe undifferentiated

Skizofrenia jenis ini gejalanya sulit untuk digolongkan pada tipe skizofrenia tertentu (Arif , 2006).

E. Skizofrenia tipe residual

Diagnosa skizofrenia tipe residual diberikan bilamana pernah ada paling tidak satu kali episode skizofrenia, tetapi gambaran klinis saat ini tanpa simtom positif yang menonjol. Terdapat bukti bahwa gangguan masih ada sebagaimana ditandai oleh adanya negatif simtom atau simtom positif yang lebih halus.

Kriteria diagnostik untuk skizofrenia tipe residual :

  • Tidak ada yang menonjol dalam hal delusi, halusinasi, pembicaraan kacau, tingkah laku kacau atau tingkah laku katatonik
  • Terdapat bukti keberlanjutan gangguan ini, sebagaimana ditandai oleh adanya simtom-simtom negatif atau dua atau lebih simtom yang terdaftar di kriteria A untuk skizofrenia, dalam bentuk yang lebih ringan (Arif , 2006).

1. Skizofrenia Paranoid

Kriteria umum diagnosis skizofrenia harus dipenuhi. Sebagai tambahan, halusinasi dan waham harus menonjol, sedangkan gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relative tidak nyata. Halusinasi yang mengancam atau member perintah halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau yang bersifat seksuaal. Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham dikendalikan, di pengaruhi atau keyakinan dikejar-kejar beraneka ragam adalah yang paling kas.

2. Skizofrenia Hebefrenik

Kriteria umum skizofrenia yang harus dipenuhi. Biasanya diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda. Kepribadian premorbid secara kas, tetapi tidak selalu, pemaludan menyendiri. Untuk diagnosis hebefrenik yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinnu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa perilaku yang kas seperti perilaku tidak tanggung jawab, mannerism, senyum sendiri memang benar bertahan.

3. Skizofrenia Katatonik

Kriteria suatu diagnosis skizofrenia dan katatonik yang harus dipenuuhi. Gejala katatonik yang bersifat sementara dapat terjadi pada setiap subtype skizofrenia, tetapi untuk diagnosis skizofrenia katatonik satau atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya : stupor (amat berkurang aktivitas terhadap lingkungan dan gerakan, kegelisahan, sikap tubuh yang tidak wajar, perlawanan terhadap intruksi, sikap tubuh yang kaku, meterhadap perintah dan mempertahankan posisi tubuh yang dilakukan dari luar dan gejala otomatisme terhadap perintah dan preserverasi kata atau kalimat.

4. Skizofrenia Tak Terinci

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia, tidak memenuhi untuk kriteria skizofrenia paranoid, hebefrenik dan katatonik, tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

5. Skizofrenia Residual

Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi :

  • Gejala negative skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotor, aktivitas menurun, afek tumpul, sikap pasif, miskin dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal buruk seperti kkontak mata, ekspresi muka, sikap tubuh, perawatan diri dan kinerja social buruk.

  • Sedikitnya ada riwayat pisode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi criteria diagnostic untuk skizofrenia.

  • Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekkuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang dan telah timbul sindrom negative skizofrenia.

  • Tidak dapat demensia atau penyakit otak organic lain, depresi kronis, atau insttitusionalisasi yang dapat menjelaskan hendaya negative tersebut.

6. Skizofrenia Simpleks

Skizofrenia simpleks adalah suatu diagnosis yang sulit dibuat secara meyakinkan, karena tergantung pada pemestian perkembangan yang berjalan perlahan, profresif dari gejala negative yang kas dari skizofrenia residual tanpa riwayat halusi nasi, waham atau manifestasi lain tentang adanya suatu episode psikotik sebelumnya dan disertai perubahan perilaku yang bermakna yang bermanifestasi sebagai kkehilangan minat yang mencolok, kemalasan dan penarikan diri secara sosial.