Apa saja tipe dasar data spasial?

Data Spasial


Pada geologi, terdapat dua jenis data yang merepresentasikan fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata. Salah satu jenis data tersebut adalah jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena tersebut. Jenis data seperti ini sering disebut sebagai data-data posisi, koordinat, ruang atau spasial.

Data spasial merupakan data yang disajikan dalam posisi geografis dari suatu obyek, berkaitan dengan lokasi, bentuk dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Penyajian data geografik dilakukan dengan menggunakan titik, garis dan luasan. Data spasial dapat berupa data diskret atau kontinu dan dapat juga memiliki lokasi spasial beraturan (regular) maupun tak beraturan (irregular). Data spasial dikatakan mempunyai lokasi yang regular jika antara lokasi yang saling berdekatan satu dengan yang lain mempunyai posisi yang beraturan dengan jarak sama besar, sedangkan dikatakan irregular jika antara lokasi yang saling berdekatan satu dengan yang lain mempunyai posisi yang tidak beraturan dengan jarak yang berbeda. Data spasial dapat diilustrasikan seperti gambar berikut :

Lambang D merupakan simbol bagi domain, dengan image untuk sembarang dimensi d. image merupakan lokasi data generik dalam d-dimensional ruang Euclidean dan Z(u) adalah vektor random dalam lokasi image . Sehingga dapat dirumuskan model umum data spasial image (Cressie, 1993:8).

Pada ilmu geologi, data terletak di dimensi 3 yaitu terletak pada koordinat x (absis), y (ordinat) dan z (elevasi/ketinggian). Dalam hal ini, u merupakan suatu lokasi spasial, yang selanjutnya disebut dengan titik, danZ(u) pada lokasi spasial u berupa nilai acak dari lokasi spasial u.

Menurut Cressie(1993) dalam pernyataannya disebutkan bahwa berdasarkan jenis data, terdapat 3 tipe mendasar data spasial yaitu data geostatistik (geostatistical data), data area (lattice area), dan pola titik (point pattern).

Data Geostatistik (Geostatistical Data)


Pada awal tahun 1980-an geostatistika muncul sebagai gabungan dari disiplin ilmu teknik pertambangan, geologi, matematika dan statistika. Kelebihannya jika dibandingkan dengan pendekatan klasik untuk mengestimasi cadangan mineral adalah bahwa geostatistik mampu memodelkan baik kecenderungan spasial (spasial trend) maupun korelasi spasial (spasial correlation). Data dari setiap sampel titik didefinisikan oleh lokasi dan bobot nilai pengukuran objek yang diamati. Setiap nilai data berhubungan dengan lokasinya. Prinsip dasar geostatistika adalah bahwa area yang saling berdekatan cenderung memiliki bobot nilai yang tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan area yang tidak berdekatan (berjauhan). Data geostatistik (geostatistical) mengarah pada data sampel yang berupa titik, baik beraturan (regular) atau tak beraturan (irregular) dari suatu distribusi spasial kontinu (Cressie, 1993). Agar lebih jelasnya diilustrasikan dalam gambar sebagai berikut:

image

Data Area (Lattice Data)


Data area (lattice data) terdiri dari dua bentuk, yaitu berupa unit regular dan unit irregular yang didukung pula oleh informasi lingkungan dan dihubungkan dengan batas-batas tertentu. Data area sendiri berhubungan dengan wilayah spasial, merupakan kumpulan data atribut diskrit yang merupakan hasil pengukuran pada wilayah tertentu (Cressie, 1993). Data area merupakan sebuah konsep dari garis tepi dan persekitaran (neighbor) yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:

image

Data untuk setiap area didefinisikan berdasarkan lokasi dan bobot nilai pengukurannya. Secara umum, data area digunakan dalam studi epidemologi.

Pola Titik (Point Pattern)


Pola titik (point pattern) adalah pola yang muncul dari variabel yang dianalisis pada lokasi kejadian(Cressie, 1993). Sampel yang digunakan adalah sampel yang tak beraturan (memiliki jarak yang berbeda). Lokasi pola titik diperoleh berdasarkan pada posisi koordinat kartesius (x,y) dari titik yang diamati sedangkan data pola titik spasial diperoleh dari informasi atribut pada objek yang bersesuaian.

Hal penting pada analisis data pola titik adalah untuk mengetahui hubungan ketergantungan antar titik. Maksudnya adalah untuk mengetahui apakah lokasi titik-titik yang menjadi objek penelitian membentuk kluster atau regular, sehingga dapat dilihat apakah terjadi ketergantungan antar titik atau tidak.